Happy Reading:)
Jangan lupa untuk vote dan coment!
Semoga kalian semua suka dengan part ini.~~~
45. Melamar?
Ashoka bersama ketiga temannya memutuskan untuk kembali pulang. Mereka masih tertawa geli apabila mengingat apa saja yang telah mereka lakukan pada prajurit itu. Apalagi yang menurut mereka lucu adalah kelakuan Banu. Lelaki itu menceritakan apa saja yang dia lakukan pada prajurit itu. Sempat terlihat dalam pikiran Ashoka, Jhagat dan Ranvi bahwa Banu tidak akan bisa melawan prajurit itu jika dia benar-benar tertangkap.
"Tunggu, Nak!"
Langkah kaki kelima lelaki itu terhenti saat seseorang meminta mereka untuk tunggu dalam artian berhenti. Ashoka dan ketiga temannya berbalik badan melihat siapa orang yang baru saja berbicara. Acharya, ya pria itu berjalan menghampiri dan berdiri di hadapan Ashoka.
"Siapa namamu Nak?" tanya Acharya pada Ashoka.
"Aku? Memangnya ada apa, Paman? Apa kau membutuhkan bantuan dariku?" Bukannya menjawab, Ashoka malah bertanya balik pada Acharya.
"Tidak, aku tidak membutuhkan bantuanmu Nak. Aku hanya ingin mengatakan bahwa kau dan teman-teman mu begitu berani melawan prajurit Magadha. Tadi aku ada di sana dan aku melihat bahwa kau menentang peraturan itu. Jadi hal itu membuatku cukup penasaran denganmu," jawab Acharya.
"Jika sesuatu yang tidak benar di lakukan seorang raja, maka aku tidak akan biarkan ketidakbenaran itu tetap bertahan. Lagipula apa paman sama sekali tidak menentang peraturan itu?" balas Ashoka lalu di lanjutkan pertanyaan kepada Acharya.
"Aku menentang. Hanya saja aku ingat posisiku sekarang," jawab Acharya Chanakya.
"Meski posisi kita seorang rakyat, tetapi hak kita akan tetap sama Paman. Di dunia ini setiap orang di berikan hak untuk menentang apabila menyangkut tentang ketidakbenaran dan menyetujui jika hal itu memang benar. Rakyat Magadha telah salah memilih seorang raja," tutur Ashoka cukup bijak. Sehingga membuat Acharya kembali merasakan bahwa yang saat ini ia tatap adalah Chandragupta.
"Yasudah, Paman. Aku dan temanku pamit dulu."
"Tunggu Nak!" Untuk kedua kalinya, Acharya menghentikan Ashoka dan ketiga temannya saat mereka ingin pergi. "Siapa namamu?" tanyanya pada lelaki yang baru saja membuat ia terpesona akan ucapannya.
Ashoka tersenyum. "Namaku Ashoka," ucapnya yang langsung menjawab pertanyaan pria itu yang menanyakan namanya. Acharya Chanakya menjadi diam dan mengingat akan sesuatu.
"Ya, dia adalah teman kami. Dia anak yang nakal namun sangat bijak dan begitu baik. Oh ya paman, apa kau sama sekali tidak menanyakan siapa namaku?" seru Banu yang ikut menimpali. Jhagat yang merasa sangat tidak enak dengan tingkah temannya itu, ia langsung mencubit lengan Banu cukup keras.
"Kenapa kau mencubit ku?" tanya Banu.
"Apa bisa kau diam sebentar saja, Banu. Paman itu sedang bertanya pada Ashoka. Mungkin ada hal penting yang ingin di katakan," bisik Jhagat pada Banu.
"Paman sudah tau namaku siapa, jadi ada perlu apa sehingga paman menemui kami? Dan siapa paman ini?" tanya Ashoka dengan sopan.
Acharya terdiam. Menatap keempat anak lelaki itu. Ada hal penting yang ingin dia katakan pada Ashoka. Entah kenapa ia merasakan sesuatu seperti sebuah ikatan dengan anak lelaki itu. Apa harus dia katakan siapa dirinya yang sebenarnya kepada anak-anak itu? Dan niat apa sehingga ia menyamar?
*****
Di sebuah gubuk yang menjadi tempat tinggal ibu dan anak itu, Shubadrangi harus menghabiskan beberapa jam bersama orang yang selama ini ia rindukan. Benar-benar cemas dan risih meski nyatanya Bindusara adalah suaminya. Bukannya tidak senang, tetapi ia tidak ingin pria itu mengetahui yang sebenarnya. Sebisa mungkin ia bersikap biasa saja terhadap Bindusara, meski hal itu cukup sulit untuk ia lakukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINDUSARADHARMA [Completed✓]
RomanceKisah cinta Dharma dan Bindusara yang di penuhi konflik keluarga, cinta dan juga memperebutkan tahta kekuasaan istana Magadha sampai lahirnya seorang pangeran yang akan menjadi pemimpin besar keturunan dinasti Maurya. ~ Cerita ini terinspirasi dari...