5. Ancaman dan Kejutan

3.2K 128 0
                                    

Happy Reading;)
Jangan lupa untuk vote dan coment!
Semoga kalian semua suka dengan Part ini.

~~~

5. Ancaman dan Kejutan

"Shh.. perih, Pangeran. Aku mohon pelan-pelan. Ini rasanya sakit."

"Bertahanlah, Dharma. Ini hanya permulaan saja, sedikit lagi rasa sakitnya akan hilang."

"Sakit, Pangeran. Ahh.. sakit. Kenapa sesakit ini? Sudah hentikan, Pangeran. Ini rasanya perih."

Rintihan itu terngiang-ngiang di telinga Charumitra. Hatinya terasa sangat sakit ketika mendengar suara itu keluar dari mulut Dharma maupun Bindusara. Bukankah seharusnya ia dulu yang melakukan itu dengan Bindusara? Selama ini Bindusara tidak pernah sekalipun menyentuhnya. Entah karena tidak cinta atau memang tidak menganggap bahwa ia adalah istrinya pertamanya?

"Arrghhhh!!!" Charumitra menjatuhkan semua alat kecantikannya yang berada di atas meja. Ia butuh pelampiasan untuk mengurasi rasa kekesalannya terhadap Dharma dan Bindusara. "KENAPA?! Kenapa selalu Dharma, Dharma dan Dharma?! Lagi-lagi wanita itu merenggut apa yang seharusnya menjadi milikku! Dari pertama dia masuk ke dalam istana ini, ia selalu saja mencari perhatian kepada Bindusara dan sampai saat inipun Bindusara berhasil menjadi miliknya!"

Kali ini Charumitra meraih vas bunga yang berada di atas meja lalu melemparkannya ke arah cermin. Membuat cermin itu pecah dan mengeluarkan suara dentuman keras. "Arrghhhh!!! Dharma kau harus tiada! Kau harus pergi dari kehidupanku dan Bindusara! Kau penghalang cintaku, Dharma! Aku tidak akan membiarkanmu hidup lebih lama lagi! Lihat saja nanti!"

Disisi lain, Chitralekha tengah berjalan-jalan melewati berbagai belokan lorong istana. Namun langkah kakinya terhenti saat ia hendak melewati kamar Charumitra dan tak sengaja mendengar suara dentuman keras. Bukan hanya itu saja, ia juga mendengar Charumitra berteriak kesal dan berbicara sendiri.

"Charu? Dia kenapa? Kenapa ada suara benda pecah di dalam?" gumam Chitralekha bertanya-tanya. Kali ini Chitralekha menutup mulutnya saat mendengar ucapan Charumitra sambil berteriak keras dan mengatakan jika Dharma harus tiada. "Apa? Apa yang baru saja aku dengar ini? Charumitra ingin Dharma tiada?"

"Kenapa rencanaku untuk menyingkirkan Dharma selalu gagal?! Dharma telah tertusuk duri beracun dan itu aku yang melakukannya. Aku telah menyebar duri beracun tetapi kenapa Dharma harus selamat?! Seharusnya gadis itu tiada di sana juga! Arghhh!!" teriak Charumitra membuat Chitralekha benar-benar terkejut mendengarnya.

"Apa? Charu yang melakukannya? Dia ingin..," gumam Chitralekha. Kini ia mengingat saat di aula seminggu yang lalu. Pantas saja Charumitra begitu semangat menuduhnya seperti karena ternyata dialah pelaku yang sebenarnya. "Aku tidak boleh biarkan ini. Aku harus beritahu semua orang. Aku harus beritahu Bindusara."

Saat Chitralekha ingin bergegas pergi, tak sengaja ia menjatuhkan sebuah vas bunga yang berada di atas meja. Suara dentumannya cukup keras sehingga Charumitra yang berada di dalam pun sadar dan terdiam. Apakah ada orang yang telah menguping omongannya barusan?

"Siapa itu?!"

Chitralekha terkejut. Dengan buru-buru ia bersembunyi di balik meja sambil berjongkok dengan perasaan yang masih ketakutan. Ternyata Charumitra tak seperti yang dia kira. Gadis itu sangat berbahaya dan nyaris mengancam nyawa Dharma. Sementara itu, Charumitra beranjak melangkahkan kakinya menghampiri pintu. Ia membuka dan menoleh ke arah sisi kanan. Tidak ada siapapun disana. Bahkan vas bunga masih berdiri di atas meja.

BINDUSARADHARMA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang