23. Peperangan II

2K 82 1
                                    

Happy Reading:)
Jangan lupa untuk vote dan coment!
Semoga kalian suka dengan part ini.

~~~

23. Peperangan II

Setelah melihat keadaan Baginda raja Chandragupta, Chitralekha kini tengah berjalan sekitar lorong istana. Gadis itu memikirkan bagaimana jika Bindusara dan yang lainnya mengetahui tentang keadaan Raja Chandragupta? Pasti mereka akan sangat cemas dan tidak akan konsentrasi dalam berperang. Langkah kakinya tiba-tiba harus terhenti saat salah satu pelayan menghampirinya. Pelayan itu terlihat sangat cemas, bahkan deru nafasnya saja tidak teratur.

"Putri Chitra, aku ingin memberitahu mu sesuatu."

"Apa? Kau ingin memberitahu ku soal apa?"

"Tuan putri Dharma, dia... dia pingsan dalam penjara. Ketika dia ingin mengambil makanan, tiba-tiba dia tidak sadarkan diri." Raut wajah Chitralekha berubah menjadi cemas ketika mendengar tentang kondisi Dharma.

"Apa? Apa sekarang Dharma masih ada dalam penjara?"

"Iya, Putri. Aku mohon ikutlah denganku. Putri Dharma membutuhkan mu saat ini."

Baru saja Chitralekha ingin beranjak pergi untuk melihat kondisi Dharma, namun akal sehatnya mengingatkan dirinya bahwa di antara Dharma dan Bhadraketu memiliki hubungan. Kejadian ketika sebelum Bhadraketu pergi dan menemui Dharma kembali hadir dalam ingatan gadis itu.

"Panggilkan saja dia tabib. Aku tidak ingin menemuinya saat ini. Aku pun sama sekali tidak peduli tentang keadaan gadis itu!" ujar Chitralekha yang berubah pikiran.

"Tapi..."

"Sudah aku katakan bahwa aku tidak ingin menemuinya!"

"Ba-baiklah jika begitu. Aku akan memanggilkan tabib untuk memeriksa keadaan putri Dharma." Pelayan itu tidak bisa memaksa kehendak Putri Chitralekha. Tanpa berpikir panjang, ia langsung bergegas pergi untuk memanggilkan tabib kerajaan.

Sementara itu, Chitralekha masih terdiam. Hatinya bergemuruh dan menyuruhnya untuk pergi menemui Dharma. Tetapi pikiran dan egonya selalu menghadang agar dirinya tidak melakukan itu. Ada rasa bersalah yang di rasakan Chitralekha. Ia tau Dharma telah mengkhianatinya, tetapi selama ini Dharma selalu baik kepadanya. Apapun yang terjadi pada dirinya, Dharma selalu menolong. Chitralekha langsung bergegas pergi dari sana. Entah kemana gadis itu akan pergi?

Setelah sampai di tempat tujuan, Chitralekha melihat seorang gadis terbaring di atas kursi panjang ruangan penjara. Ternyata dirinya mampu menyingkirkan egonya dan lebih memilih apa yang di katakan hati nurani nya. Kedua penjaga yang berdiri di depan ruangan Dharma, mereka langsung membukakan pintu penjara. Membiarkan Chitralekha untuk masuk ke dalam.

Sepasang mata Chitralekha berkaca-kaca dan menitihkan air mata ketika ia berjalan menghampiri Dharma. Jujur saja, Chitralekha tidak mampu berlama-lama marah kepada sahabatnya sendiri. Apalagi sampai membencinya, itu tidak bisa ia lakukan sampai kapanpun.

Perlahan gadis itu terduduk di tepi kursi yang cukup lebar itu, dimana Dharma tengah terbaring tak sadarkan diri. "Dharma, kau kenapa? Apa yang terjadi padamu?"

Chitralekha meraih tangan Dharma dan memegang nya. "Apa kau sakit, Dharma? Kau sakit karena diriku? Aku tau banyak beban yang tengah kau pikul. Aku juga tau banyak hal yang selalu menganggu pikiranmu, termasuk ucapan ku yang begitu kasar pada mu kan? Aku benar-benar merasa bersalah. Kecemburuan membuat diriku kehilangan akal. Maafkan aku."

BINDUSARADHARMA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang