8. Kebenaran

3.4K 122 1
                                    

Happy Reading;)
Jangan lupa untuk vote dan coment!
Semoga kalian semua suka dengan part ini.

~~~

8. Kebenaran

Sesampai di ruangan kamarnya, Dharma kini mulai ingin menjelaskan kesalahpahaman itu kepada Chitralekha. Hanya kepada dia Dharma bisa menjelaskannya karena ia sendiri merasa tak mampu untuk menjelaskannya kepada semua orang. Mungkin dengan Dharma mengatakannya kepada Chitralekha, gadis itu akan sedikit membantunya untuk meyakinkan Bindusara jika Dharma memang tidak sedang mengandung bayi siapapun.

"Kenapa kau membawaku ke kamarmu, Dharma?" tanya Chitralekha.

"Aku ingin memberitahu kau mengenai sesuatu, Chitra," jawab Dharma.

"Apa itu? Katakan saja."

"Chitra sebenarnya aku ingin mengatakan jika aku..."

"Aku?"

"Aku tidak sedang hamil."

Chitralekha terdiam ketika mendengar hal itu. Namun ia tiba-tiba tertawa geli membuat Dharma sedikit bingung. Kenapa Chitralekha malah tertawa? Apa dia menganggap bahwa Dharma sedang bercanda?

"Kau ini mengatakan apa, Dharma? Kau ini ada-ada saja," ucap Chitralekha yang masih terkekeh geli.

"Kau menganggapku berkata bohong?"

"Ya, aku yakin kau sedang ingin bercanda denganku. Maka dari itu kau mengatakan jika kau sedang tidak hamil," ucap Chitralekha. Ternyata benar gadis itu tidak mempercayai ucapan Dharma.

"Tatap aku, Chitra dan lihat apa di wajahku ini sedang bercanda? Aku mengatakan yang sebenarnya, Chitra. Aku memang tidak sedang hamil dan itu adalah kenyataannya," ujar Dharma.

Chitralekha mulai terdiam. Ia memang melihat bahwa Dharma terlihat sangat serius mengatakan itu. "A-apa? Kau serius, Dharma? Kau tidak sedang hamil?"

Dharma mengangguk.

Chitralekha menjadi sangat gelisah setelah mengetahui kebenarannya. Karena dirinya berita itu sampai menyebar hingga penjuru Magadha. "Oh ya ampun, Dharma."

"Aku tidak tau harus melakukan apa, Chitra? Jangankan semua orang, Pangeran Bindusara pun kini ikut salah paham terhadapku. Dia mengira jika aku mengandung anak dari pria lain. Hubunganku sekarang menjadi kacau ditambah lagi dengan semua orang. Jika aku mengatakan yang sebenarnya kepada semua orang, mereka pasti akan malu dan merasa sedih. Aku tidak mau membuat semua orang sedih dan harus menerima rasa malu karena diriku," ucap Dharma semakin membuat Chitralekha merasa sangat bersalah.

Dharma beranjak duduk di sofa. Ia sedikit lega setelah menceritakannya meski hanya kepada Chitralekha. "Aku tidak tau siapa orang yang telah menyebar gosip seperti ini. Kenapa orang itu melakukan hal ini? Seharusnya orang itu bertanya dulu padaku dan mencari tau kebenarannya. Sekarang aku terjebak dalam situasi yang rumit seperti ini."

Chitralekha ikut duduk di samping Dharma. Ia benar-benar merasa bersalah terhadap Dharma. Orang yang telah menyebarkan gosip itu adalah dirinya sendiri. Ia yakin Dharma akan sangat marah kepadanya. "Dharma, maafkan aku."

"Maaf? Untuk apa?"

"Sebenarnya orang yang telah menyebarkan gosip itu adalah aku. Akulah orang yang telah memberitahu semua orang jika kau tengah hamil. Tolong maafkan aku, Dharma. Kau boleh menghukum ku jika kau mau. Aku siap menerimanya," ucap Chitralekha secara terang-terangan.

BINDUSARADHARMA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang