Happy Reading:)
Jangan lupa untuk vote dan coment!
Semoga kalian suka dengan part ini♡~~~
52. Permintaan Maaf
Saat ini Tabib tengah memeriksa sekaligus mengobati lengan atas Dharma yang sempat terluka akibat terkena tombak. Tabib itu memberikan memberikan ramuan herbal yang terbuat dari dedaunan yang ampuh untuk mengobati berbagai macam jenis luka.
Bindusara, Ashoka beserta lainnya sudah cukup lama menunggu pengobatan itu selesai. Raut wajah mereka terlihat khawatir meski luka yang di dapatkan Dharma tidak terlalu besar.
"Bagaimana tabib? Apa lukanya akan segera sembuh? Apa ibuku akan baik-baik saja?" tanya Ashoka pada tabib itu. Dia duduk di tepi tempat tidur—tepatnya di samping Bindusara yang sama-sama duduk di tepi tempat tidur sembari memegang tangan Dharma.
"Iya tabib. Bagaimana dengan keadaan Dharma? Apa lukanya akan sembuh?" tanya Bindusara yang sama-sama mencemaskan keadaan Dharma.
"Kalian tidak perlu khawatir lagi. Keadaan Ratu Dharma sekarang sudah baik-baik saja. Lukanya memang cukup parah tetapi aku sudah memberikan dia obat. Mungkin dua sampai tiga hari lukanya akan benar-benar sembuh," jawab tabib itu. Membuat semuanya menghela nafas lega.
"Baiklah. Terimakasih tabib," balas Bindusara.
"Sama-sama. Yasudah aku pergi dulu. Salam," Tabib itu beranjak pergi setelah selesai mengobati Dharma.
"Salam."
"Ratu Dharma apa kau merasa baikan sekarang?" tanya Acharya. Dia juga ada di sana sejak tadi. Ketika mendengar mengenai tragedi itu, dia juga ikut cemas sekaligus terkejut.
"Aku merasa baik setelah luka ini di obati," jawab Dharma mengutarakan apa yang dia rasakan. "Ashoka, apa kau baik-baik saja nak? Ibu mendengar dari ayah mu jika orang itu juga berniat mencelakai mu nak," tanya Dharma pada Ashoka.
"Aku baik-baik saja ibu. Tidak ada luka sama sekali karena saat itu ayah menolongku dengan tepat waktu," jawab Ashoka.
Dharma tersenyum.Tatapannya beralih pada Sushima yang berdiri di samping Charumitra. Anak lelaki itu menundukkan kepala. Sejak tadi dia hanya diam dan tidak mengatakan apapun pada orang yang ada disana.
"Sushima apa kau baik-baik saja nak? Apa kau terluka?" tanya Dharma pada anak itu.
Sushima menoleh pada orang yang baru saja bertanya padanya. "Aku baik-baik saja," ucapnya sedikit pelan.
"Syukurlah jika begitu," kata Dharma.
"Lebih baik sekarang kau istirahat saja Dharma. Luka mu masih belum sembuh. Aku hanya tidak ingin jika nanti terjadi sesuatu lagi padamu," ucap Bindusara yang terdengar begitu peduli pada istrinya keduanya itu.
Dharma mengangguk seraya tersenyum.
"Salam yang mulia. Hamba ingin memberitahukan bahwa orang telah melakukan penyerangan berhasil tertangkap." Salah satu prajurit tiba-tiba datang dan memberikan informasi mengenai kedua pria yang telah berusaha menghabisi Ashoka dan juga Sushima.
"Bawa dia ke ruang persidangan dan beritahu juga semua orang untuk menghadiri pertemuan," ucap Bindusara.
"Baik Yang Mulia." Prajurit itu beranjak pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINDUSARADHARMA [Completed✓]
RomanceKisah cinta Dharma dan Bindusara yang di penuhi konflik keluarga, cinta dan juga memperebutkan tahta kekuasaan istana Magadha sampai lahirnya seorang pangeran yang akan menjadi pemimpin besar keturunan dinasti Maurya. ~ Cerita ini terinspirasi dari...