Happy Reading:)
Jangan lupa untuk vote dan coment!
Semoga kalian suka dengan part ini.~~~
24. Pasukan Magadha
Suasana area medan peperangan masih terasa sama. Cukup menegangkan. Apalagi saat ini Bindusara jatuh tersungkur. Wajahnya menyentuh tanah dengan darah yang terus keluar. Entah kenapa dia bisa selemah itu sekarang? Rasanya laki-laki itu tengah di kendalikan oleh sang musuh.
"Ayo lawan aku, Bindusara! Buktikan jika kau mampu mengalahkan ku!" ujar Selesi. Seolah-olah tengah menantang Bindusara agar dapat kembali bangun untuk menyerang.
Jangankan untuk menyerang, untuk bangun saja rasanya Bindusara tidak bisa. Tubuhnya terasa sangat sakit terkena pukulan oleh Selesi. Apalagi saat itu terjatuh membuat wajahnya terluka dan tangannya yang tergores oleh pedang milik Selesi.
"BANGUNLAH, BINDUSARA! BUKTIKAN JIKA KAU BISA! LAWAN SELESI! BANGUNLAH, BINDUSARA! BANGUN!" teriak Acharya memberikan semangat agar Bindusara mampu kembali bangun.
Bindusara masih dapat mendengar teriakan Acharya. Ia memandang pria itu yang cukup jauh meski sedikit buram pandangannya. Dengan sekuat tenaga, Bindusara mencoba untuk bangun kembali. Ia tidak boleh kalah. Ini semua demi tanah ibu Pertiwi dan juga janjinya pada Chandragupta.
"Aku tidak akan kalah, Selesi. Aku akan tetap menyerang mu sampai titik darah penghabisan!" ujar Bindusara.
"Baiklah. Jika itu benar, mari buktikanlah!" Selesi dan Bindusara kembali saling menyerang satu sama lain. Meski Bindusara telah kehilangan setengah tenaganya, namun ia masih mampu untuk menyerang pria itu.
Bindusara juga masih mampu menangkis setiap serangan dari Selesi. Sementara itu, Acharya cukup bangga pada Bindusara. Bukan hanya dia saja, tetapi Bhadra dan juga Malayketu bangga pada putra Chandragupta. Mereka kembali menyerang pasukan Yunani untuk membantu agar pasukan Magadha yang memenangkan peperangan itu.
Serangan Selesi cukup membuat Bindusara tidak bisa mengimbanginya. Lagi-lagi Pria itu memukul perut Bindusara sehingga dia nyaris terjatuh. Selesi mengambil pedang lainnya sehingga saat ini ia memiliki dua senjata untuk menyerang Bindusara. Ternyata gerakan dan serangan Selesi tidak bisa di remehkan. Meskipun usianya cukup tua tetapi tubuhnya cukup kuat.
Agar Bindusara kalah, Selesi mengikuti taktik yang licik. Ia selalu memukul perut musuhnya dengan kaki. Meski tubuh Bindusara di balut dengan pakaian berperang yang cukup keras, tetap saja jika terkena pukul, tubuhnya akan nyaris jatuh.
Kali ini Selesi menggunakan taktik yang sama. Memukul bagian perut Bindusara cukup keras sehingga laki-laki itu jatuh terpental. Yang membuat semua orang terkejut karena kepala Bindusara mengenai batu yang cukup besar. Tentu saja Bindusara tidak dapat menahan rasa sakit itu sehingga ia jatuh pingsan. Acharya, Bhadraketu, Helena dan Malayketu terdiam karena terkejut melihat keadaan Bindusara saat ini.
"BINDUSARA!" Acharya dan yang lainnya langsung bergegas pergi menghampiri Bindusara. Acharya berjongkok dan menaruh kepala laki-laki itu di atas kedua pahanya seraya membangunkannya.
"Bindusara! Bangunlah, Bindusara!"
"Bindusara bangun! Bindusara!" Bhadraketu juga ikut mencoba membangunkan Bindusara. Namun tetapi laki-laki itu tidak dapat membuka matanya.
Malayketu yang tak terima hal itu, ia langsung menghadap kepada Selesi dengan tatapan penuh tajam. "Apa yang kau lakukan, Selesi?! Kau sudah berbuat curang hanya agar kau memenangkan peperangan ini! Jika sesuatu terjadi pada Bindusara, aku akan menghabisi dirimu!"

KAMU SEDANG MEMBACA
BINDUSARADHARMA [Completed✓]
RomanceKisah cinta Dharma dan Bindusara yang di penuhi konflik keluarga, cinta dan juga memperebutkan tahta kekuasaan istana Magadha sampai lahirnya seorang pangeran yang akan menjadi pemimpin besar keturunan dinasti Maurya. ~ Cerita ini terinspirasi dari...