Happy Reading:)
Semoga kalian suka ya💙
Jangan lupa buat vote sama coment!~~~
54. ASHOKA VARDHANA MAURYA
Setelah menunggu semalaman, akhirnya hari ini acara dimana penobatan Dharma dan Ashoka sebagai tanda meresmikan mereka sebagai keluarga kerajaan akan dilangsungkan. Bukan hanya itu, hari ini juga Ashoka akan di nobatkan sebagai pangeran mahkota Magadha. Itupun atas dasar permintaan dari Sushima yang ingin menyerahkan gelarnya itu pada Ashoka.
Di ruangan kamar Dharma, wanita itu sudah memakai pakaian yang sudah di siapkan para pelayan. Saat ini dia tengah duduk di depan cermin meja riasnya dengan tiga orang pelayan untuk membantunya merias diri. Tentu saja hari ini dia harus benar-benar terlihat sangat cantik agar dia nampak jelas sebagai seorang ratu Magadha.
Bindusara datang. Membuat para pelayan itu berhenti mengerjakan tugas mereka. Bindusara meminta para pelayan itu untuk pergi dari sana. Tentu saja pelayan tersebut tidak bisa menolak perintah dari raja mereka dan langsung beranjak pergi dari ruangan kamar Dharma.
"Bindusara kenapa kau menyuruh mereka untuk pergi? Bukankah aku harus merias diri?" tanya Dharma.
Bindusara tersenyum lalu berdiri di belakang gadis itu. "Aku sendiri yang akan merias dirimu. Hari ini aku akan pastikan jika kau terlihat sangat cantik," ucapnya.
"Baiklah."
Seperti hari itu, hari ini pun Bindusara akan merias Dharma dengan tangannya sendiri. Pertama-tama pria itu menyisir rambut Dharma. Kemudian ia mengepang rambut tersebut dengan begitu rapih. Baginya itu akan terlihat sangat cantik jika rambut istrinya di kepang. Setelah mengepang selesai, Bindusara mengambil perhiasan berupa kalung dan memakaikannya ke leher Dharma. Lalu mengambil perhiasan lainnya sebagai hiasan rambut agar nampak terlihat indah sekaligus cantik.
Bindusara menyimpan rambut Dharma di depan samping lengan kanannya setelah rambut tersebut di kepang dan juga di beri perhiasan. Setelah semua itu selesai di lakukan, Bindusara meraih perhiasan lagi berupa gelang dan memakaikannya di kedua pergelangan tangan Dharma.
Tak lupa juga, ia memasangkan anting hidung pada istrinya. Lalu yang terakhir adalah ia memasangkan selendang sebagai kerudung untuk menutupi atas kelapa sampai belakang punggung wanita itu.
Dharma beranjak bangun. Dia menatap dirinya melalui cermin. Sangat cantik. Riasannya pun terlihat sangat rapih dan senada dengan pakaian yang ia pakai. "Kau semakin pandai merias seorang wanita seperti ini. Aku tidak yakin jika yang ada di dalam cermin itu adalah aku," ungkap Dharma.
Bindusara tersenyum. Lalu tangannya memegang kedua bahu Dharma. "Kau jangan memuji ku seperti itu Dharma. Sebenarnya aku tidak pandai dalam hal merias. Tetapi karena orang yang aku hias ini sangatlah cantik, maka kecantikan itu sedikit membantu diriku," ucapnya.
Kali ini Dharma lah yang tersenyum setelah mendengar ucapan Bindusara. Wanita itu langsung berbalik badan menatap pria yang ada di hadapannya saat ini.
"Kau tau Bindusara? Saat kau merias seperti ini, aku jadi mengingat kau melakukan hal yang sama saat itu. Kau pernah mengatakan padaku jika rambut ku di biarkan terurai maka aku akan terlihat sangat cantik. Lalu kenapa sekarang kau mengepang rambut ku?" ucap Dharma yang mengenang saat dulu dia pernah di rias seperti ini oleh Bindusara.
"Karena aku ingin melihat kau di kepang. Entah kenapa aku merasa kau akan terlihat sangat cantik di hari yang spesial ini jika rambut mu di kepang," balas Bindusara.
"Tapi kau merias ku seperti aku ini seorang pengantin. Lihat pakaian ku merah dan riasannya seperti ini. Apa semuanya tidak terlalu berlebihan?" tanya Dharma. Seolah-olah dia tidak percaya diri dengan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINDUSARADHARMA [Completed✓]
RomanceKisah cinta Dharma dan Bindusara yang di penuhi konflik keluarga, cinta dan juga memperebutkan tahta kekuasaan istana Magadha sampai lahirnya seorang pangeran yang akan menjadi pemimpin besar keturunan dinasti Maurya. ~ Cerita ini terinspirasi dari...