49. Penolakan Sushima

1.7K 55 6
                                    

Happy Reading:)
Jangan lupa untuk vote dan coment!
Semoga kalian semua suka dengan part ini ya.

Maaf nunggu lama buat part ini🙏

~~~

49.  Penolakan Sushima

Charumitra, wanita yang menjadi ratu Magadha kini dia berada di ruangan yang cukup gelap. Tangisannya terus mengiringi sang putra yang berada dalam jeruji besi. Ia ingin sekali memeluk Sushima, namun posisinya saat ini tidak bisa mewujudkan keinginannya.

Charumitra berdiri di luar, tepatnya di depan jejeran jeruji besi itu dengan di temani dua orang penjaga yang berdiri di kanan dan kiri. Berkali-kali dia menyuruh agar prajurit itu membukakan dan membiarkan dia masuk, tetapi mereka menolak karena tugasnya hanya mematuhi sang raja.

"Ibu, aku mohon janganlah menangis lagi. Aku tidak bisa melihat ibu seperti ini," ucap Sushima yang berdiri di hadapan Charumitra. Kondisinya penuh luka, tapi tak separah kemarin. Beberapa jam yang lalu, Charumitra sendiri yang telah mengobati lukanya itu.

"Ibu tidak akan berhenti menangis melihat putra ku berada di dalam tempat seperti ini. Ibu pernah mengalami semua ini, Nak. Ibu tidak ingin mengalaminya juga," balas Charumitra seraya menangis.

Sushima menghapus air mata Charumitra. "Dengarkan aku, Ibu. Dengan ibu menangis tidak akan membuat masalah cepat selesai. Jadi janganlah menangis lagi." Sushima berusaha menenangkan ibunya agar tidak menangis lagi.

"Lalu ibu harus melakukan apa?"

Sushima menjadi terdiam. Tak berselang lama, salah satu pelayan wanita datang menghampiri Charumitra bersama Sushima.

"Salam, Ratu. Hamba ingin memberitahukan dirjmu bahwa yang mulia Bindusara telah kembali ke istana," ucap pelayan itu.

Charumitra menjadi terdiam. Seolah-olah ucapan pelayan itu benar-benar membuatnya terkejut. Apalagi saat pelayan itu memberitahukan dirinya tentang Bindusara.  "Apa maksud mu?"

"Yang Mulia Bindusara masih hidup dan saat ini dia sedang berada di halaman utama istana."

Charumitra maupun Sushima benar-benar terkejut. Apa mereka tidak salah dengar? Apa itu cuma mimpi? Bindusara yang sudah di nyatakan meninggal, ternyata dia masih hidup. Bagi mereka sulit untuk di percaya.

*****

Justin menatap Bindusara dengan cukup tajam. Seolah-olah hanya ada kebencian yang ada di dirinya bagi pria itu. Tangannya memegang sebuah pedang dan mengatur aba-aba untuk menyerang pria yang saat ini tengah menatapnya juga.

Kekesalan Justin membuat dirinya langsung menantang Bindusara untuk beradu pedang. Siapapun yang kalah, dia harus merelakan tahta Magadha pada sang pemenang, Justin sendiri yang mengatakan itu. Helena sempat membantah karena itu bisa saja membahayakan posisi mereka. Tetapi, Justin tetap bersikeras bahwa dia ingin membuktikan jika dirinya mampu mengalahkan Bindusara dan juga sebagai tanda kalau dirinya tidak rela dengan ucapan Bindusara.

"Kau harus tiada, Bindusara. Kau telah merendahkan diriku dan juga membuatku sangat marah. Aku tidak akan mengampuni dirimu!" ujar Justin. Ucapannya sedikit pelan, hanya Bindusara saja yang dapat mendengarnya.

"Kau boleh mengatakan apapun padaku, Justin. Tetapi yang aku katakan itu adalah benar. Jika kau bukanlah saudaraku, mungkin saat ini aku sudah melenyapkan dirimu. Tetapi hal itu tidak aku lakukan, karena dalam dunia ini seseorang pantas menerima kesempatan yang kedua kali. Tetapi kesempatan yang ku berikan padamu yaitu hidup. Aku harap kau dapat berubah, Justin," tutur Bindusara.

BINDUSARADHARMA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang