Happy reading♡
Ini part spesial semoga kalian suka ya.
Jangan lupa vote dan coment!~~~
"Bindusara," panggil Dharma yang datang dengan membawa nampan berisi berbagai macam makanan yang sudah ia buatkan khusus untuk Bindusara. Sejak tadi pagi pria itu belum makan apapun. Hal itu membuat Dharma menjadi khawatir. Bagaimana jika Bindusara sakit?
Bindusara yang sedang berdiri di balkon istana, ia langsung menoleh saat ada seseorang yang memanggilnya.
"Kau belum makan sejak tadi pagi. Maka dari itu aku membuat kan mu berbagai macam makanan. Sekarang kau harus makan!" ucap Dharma.
Bindusara menatap nampan berisi berbagai macam makanan itu. "Apa kau yang membuat semua ini?"
"Tidak. Sebenarnya aku di bantu pelayan yang lainnya," kata Dharma begitu jujur.
Bindusara tersenyum. "Yasudah, aku akan makan semua makanan ini. Tapi bagaimana jika kita makan di sana?"
Dharma menoleh ke arah tempat yang di tunjuk oleh Bindusara. Sebuah pohon besar yang di sekelilingnya sudah di buatkan tempat duduk. "Sesuai keinginan mu, Raja."
Bindusara tersenyum. Lalu ia dan Dharma beranjak pergi dari sana. Melangkahkan kaki menuju tempat yang di inginkan oleh Bindusara. Setelah sampai, keduanya duduk di bawah pohon besar itu.
"Ayo di makan," kata Dharma.
"Karena semua makanan ini di buatkan oleh mu, jadi kau yang harus menyuapi ku," ucap Bindusara.
Dharma tersenyum. Kemudian, ia mengambil sedikit makanan dalam satu mangkuk kecil. Lalu ia menyuapi makanan itu pada Bindusara.
Pria itu terlihat menikmati makanan yang sudah di buatkan oleh sang istri. "Wah, makanan ini sangat lezat. Di tambah kau yang menyuapinya. Rasanya semakin luar biasa."
Dharma terkekeh mendengar perkataan Bindusara yang begitu manis kepadanya. Rasanya tidak percaya jika ia bisa seperti ini lagi dengan pria itu. Tak sampai di situ, kini Bindusara mengambil makanan lalu menyodorkannya pada Dharma.
"Tidak, Raja. Ini makanan mu jadi kau yang harus memakannya," kata Dharma menolak.
"Dharma, bagaimana bisa aku makan sendiri sedangkan kau yang membuatnya hanya bisa melihat ku? Jadi kita akan makan bersama disini," ucap Bindusara.
Dharma tersenyum. Lalu menerima suapan dari Bindusara. Keduanya saling menyuapi satu sama lain. Menikmati makanan yang berasal dari tangan yang keduanya cintai. Tanpa perbincangan lagi, mereka menghabiskan berbagai macam makanan yang sudah di buatkan oleh Dharma.
"Rasanya sangat luar biasa. Terimakasih," kata Bindusara.
"Hanya ucapan terimakasih saja?"
"Baiklah, kau ingin apa?" tanya Bindusara sambil menangkup sebelah pipi Dharma. Namun, wanita itu malah terkekeh sehingga membuat Bindusara mengernyitkan keningnya.
Dharma mengambil tangan Bindusara yang memegang pipinya. "Aku hanya bercanda, Bindusara. Yasudah kalau begitu, aku pergi dulu. Aku harus mencari putra kita yang nakal itu."
Dharma beranjak bangun. Tapi baru saja ia ingin melangkahkan kakinya untuk pergi, tiba-tiba ia terhenti saat tangannya di pegang oleh Bindusara. Mencegah agar istrinya itu tidak pergi.
Dharma menoleh menatap ke arah tangannya, lalu berpindah dengan menatap ke arah Bindusara. "Apa kau tidak bisa menemani ku sebentar saja, Dharma? Lagipula Ashoka sedang bermain dengan teman-temannya ke hutan."
Dharma kembali duduk di samping Bindusara. "Baiklah, aku akan menemanimu disini sebentar. Tapi apa yang akan kita lakukan disini?"
"Em..." Bindusara nampak berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINDUSARADHARMA [Completed✓]
RomanceKisah cinta Dharma dan Bindusara yang di penuhi konflik keluarga, cinta dan juga memperebutkan tahta kekuasaan istana Magadha sampai lahirnya seorang pangeran yang akan menjadi pemimpin besar keturunan dinasti Maurya. ~ Cerita ini terinspirasi dari...