Happy Reading:)
Jangan lupa untuk vote dan coment!
Semoga kalian suka dengan part ini.~~~
25. Penyambutan
Chitralekha berlari menyusuri lorong menuju ruangan bawah tanah. Tentu saja dia ingin menemui Dharma. Ada sesuatu yang harus ia beritahu pada sahabatnya itu. Dia terlihat tergesa-gesa. Setelah sampai di ruangan penjara, Chitralekha langsung menemui Dharma. Kedua penjaga ruang penjara langsung membuka pintu yang terbuat dari jeruji besi. Sementara, gadis itu langsung masuk ke dalam dan menghampiri Dharma.
"Dharma," panggil Chitralekha
Dharma menoleh dan langsung beranjak bangun. "Chitra, kau kemari? Ada apa?"
"Aku ada kabar untukmu. Kau pasti akan sangat senang setelah mendengar apa yang aku katakan," seru Chitralekha begitu bersemangat.
"Yasudah, katakan saja. Kau ingin memberitahu ku soal apa?" tanya Dharma.
"Bindusara, Dharma. Bindusara!" Chitralekha tentu saja ingin memberitahu gadis itu mengenai kepulangan Bindusara dan pasukannya besok.
"Bindusara? Bindusara kenapa? Apa ada sesuatu yang terjadi kepadanya?" Dharma terlihat cemas setelah mendengar nama suaminya. Karena Chitralekha tidak mengatakan kabar itu secara to the point.
"Tenanglah dulu, Dharma. Ini kabar yang baik. Apa kau tau? Bindusara dan pasukannya akan tiba besok pagi. Mereka akan kembali istana ini," ucap Chitralekha.
Senyuman Dharma mengembang mendengar hal itu. Dalam sekejap ia langsung meneteskan air mata karena bahagia. Ia benar-benar merasa tidak sabar untuk segera menemui Bindusara dan memberitahu bahwa kini dirinya tengah mengandung. "Bindusara akan kembali? Dia akan pulang? Apa kau tidak sedang bercanda, Chitra? Apa ini bukan sekedar mimpi ku?"
"Tidak, Dharma. Ini bukan mimpi. Bindusara, Bhadraketu dan yang lainnya akan kembali besok. Kau tidak perlu lagi menyembunyikan tentang kehamilan mu ini. Bayi mu akan sangat senang karena ayahnya akan pulang. Bukan hanya bayimu saja, tetapi Bindusara juga pasti akan sangat senang setalah dia tau bahwa kau sedang mengandung anaknya," balas Chitralekha.
Dharma tersenyum. Tangannya perlahan memegang perutnya. Mengusapnya dengan penuh kasih sayang. Ucapan Chitralekha membuat dirinya tidak sabar lagi untuk memberitahu Bindusara tentang kehamilannya.
"Tapi kau tau darimana jika Bindusara dan yang lainnya akan kembali besok pagi?" tanya Dharma.
"Tadi Charumitra datang ke kamarku. Dia memberikan ku manisan dan mengatakan jika pasukan Magadha akan tiba di istana ini besok. Dia terlihat sangat bahagia dan sekarang dia sedang mempersiapkan penyambutan untuk kedatangan Bindusara dan yang lainnya. Setelah mendengar hal itu, aku pun juga menjadi tidak sabar ingin menyambut kedatangan Bhadraketu. Pasti suamiku itu akan sangat senang karena aku menyambut kedatangannya," jawab Chitralekha.
Dharma terdiam. Raut wajahnya berubah menjadi sedih. Andai saja jika dirinya tidak berada di dalam penjara, dia juga ingin menyambut kedatangan Bindusara. Tetapi hal itu tidak dapat Dharma lakukan. Chitralekha menoleh pada Dharma dan menyadari jika sahabatnya itu menjadi sedih.
"Dharma, kau baik-baik saja?"
Dharma tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja. Aku senang karena Bindusara akan pulang besok."
"Apa ucapan ku ini melukai perasaan mu?" tanya Chitralekha merasa jika Dharma sedih karena ia mengatakan bahwa Charumitra dan dirinya ingin menyambut kedatangan para pasukan Magadha.
"Tentu saja tidak. Itu bagus jika kau, Charumitra dan yang lainnya akan menyambut kedatangan pasukan Magadha. Kenapa aku harus merasa terluka?" Dharma sangat pandai menyembunyikan perasaan sedihnya. Namun, Chitralekha mengerti bahwa apa yang di katakan sahabatnya itu tidak sepenuhnya berkata jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINDUSARADHARMA [Completed✓]
RomansaKisah cinta Dharma dan Bindusara yang di penuhi konflik keluarga, cinta dan juga memperebutkan tahta kekuasaan istana Magadha sampai lahirnya seorang pangeran yang akan menjadi pemimpin besar keturunan dinasti Maurya. ~ Cerita ini terinspirasi dari...