38. Ashoka & Sushima

2.2K 71 2
                                    

Happy Reading:)
Jangan lupa untuk vote dan coment!
Semoga kalian semua suka dengan part ini.

~~~

38. Ashoka & Sushima

Langkah kaki Ashoka terhenti saat memasuki ke dalam gubuk yang menjadi tempat tinggalnya. Dia melihat sang ibu menangis, membuat dirinya berpikir bahwa Shubadrangi menangis karena dirinya. Tanpa berpikir panjang, laki-laki itu berjalan menghampiri sang ibu.

Shubadrangi yang menyadari bahwa Ashoka datang, ia langsung mengusap air matanya. Jangan sampai putranya itu melihatnya menangis. "Ashoka? Kau kemari, Nak?"

Ashoka duduk di depan Shubadrangi. "Apa ibu menangis?"

"Tidak, Nak. Ibu tidak menangis. Mata ibu hanya sedikit perih karena baru saja ibu selesai memotong bawang." Alasan bagus yang di gunakan Shubadrangi untuk menutupi kesedihannya dari Ashoka. Namun, ikatan antara anak dan ibu sangatlah erat. Ashoka dapat memahami bahwa ibunya berbohong.

"Aku tau ibu berbohong padaku. Ibu mengatakan itu karena ibu tidak ingin aku tau jika ibu menangis. Ibu merasa sedih atas ucapan ku tadi, bukan? Karena diriku ibu menjadi sedih dan menangis. Tolong maafkan aku," ucap Ashoka.

"Kau sama sekali tidak bersalah dalam hal ini," balas Shubadrangi.

"Tetapi ibu merasa tersinggung dan mengingat akan ayah. Aku berkata seperti itu karena aku ingin mengetahui ayah ku, Ibu. Aku ingin bertemu dengannya. Aku merasa cemburu karena teman-teman ku mendapatkan kasih sayang seorang ayah, tetapi aku tidak," ucap Ashoka mengutarakan perasaannya yang selama ini ia rasakan.

Sepasang mata Shubadrangi berkaca-kaca. Lalu memeluk Ashoka. Entah apa yang harus ia katakan lagi kepada putranya. Pelukan itu tak bertahan lama. "Kau tidak boleh mengatakan itu, Nak. Ada ibu di sini. Apa kasih sayang ibu mu ini kurang bagi mu? Atau ibu belum pantas menjadi ibu sekaligus ayah untuk mu?"

"Tidak, Ibu. Ada ibu di sini saja sudah membuat ku bahagia. Jika aku berbicara mengenai ayah membuat hati ibu menjadi sedih. Baiklah, aku tidak akan mengatakan hal itu lagi. Aku mengerti alasan di balik semua ini. Pasti ada sesuatu yang terjadi antara ibu dan ayah. Maafkan aku bila aku membuat ibu tersinggung," jawab Ashoka. Dia sangat mengerti dan menyayangi sang ibu. Ia tidak ingin melihat ibunya menangis hanya karena membahas satu hal.

Ashoka memeluk ibunya begitu erat. "Maafkan aku, ibu. Maaf atas perkataan ku tadi di depan semua teman-teman ku. Saat itu aku sedang marah sampai aku tidak bisa mengendalikan diriku. Mohon maafkan aku."

Shubadrangi membalas pelukan Ashoka. Namun, air matanya kembali menetes. Sebenarnya pertanyaan Ashoka tidaklah salah. Tetapi Shubadrangi lah yang tidak mampu mengatakan kebenaran kepada putranya. "Semua pertanyaan mu yang selalu kau ajukan pada ibu mu ini, akan terjawab seiring dengan waktu. Tunggulah waktu yang tepat, Nak. Kau pasti akan mendapatkan jawabannya."

Ashoka melepaskan pelukan itu. Lalu meraih tangan Shubadrangi. "Aku akan menunggu waktu itu tiba, Ibu. Aku hanya berharap bahwa aku bisa bertemu dan mengetahui siapa ayahku. Aku juga berharap bahwa ibu dan ayah akan bersatu lagi. Mulai saat ini aku akan menghiraukan setiap orang yang selalu bertanya dimana ayahku, siapa ayahku. Aku menghiraukan semua itu. Bagi ku kebahagiaan ibu lah yang lebih penting. Aku tidak ingin membuat ibu menangis. Aku tidak peduli apa yang di katakan orang-orang tentang ku. Mereka hanya mengetahui setengah dari kebenaran lalu menambahkannya dengan hal lain."

Shubadrangi menatap Ashoka dengan begitu terharu. Ia benar-benar merasa sangat bangga memiliki seorang putra sepertinya. Meskipun terkenal nakal dan pemarah, namun hatinya benar-benar sangatlah baik.

BINDUSARADHARMA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang