43. Raja Baru

1.7K 45 5
                                    

Happy Reading:)
Jangan lupa untuk vote dan coment sebagai tanda apresiasi kalian terhadap cerita ini
Semoga kalian suka:)

~~~

43. Raja Baru

“Saat berada di dekatmu, aku selalu merasa bahwa kau adalah orang yang selama ini aku cari. Apa mungkin jika kau memang orang itu?”  — Bindusara

Setelah Chandragupta pergi untuk bertapa bersama Nandini, Acharya mendapatkan sebuah surat dari istri dan juga putrinya yang mengatakan bahwa istrinya mengalami sakit. Dia sudah beberapa kali untuk mengajak istri dan putrinya tinggal bersama di istana, namun keduanya selalu menolak.

Saat ini wajah Acharya terlihat bingung. Dalam surat itu tertulis bahwa putrinya meminta untuk dia kembali ke desa. Apa harus ia pergi dan meninggalkan istana beserta tugasnya sebagai perdana menteri Magadha?

Acharya menjadi bingung memilih antara tugas sebagai perdana menteri dan tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Surat yang di berikan putrinya tidak ia rahasiakan. Semuanya ia bicarakan dengan Bindusara dan menjelaskan mengenai kebingungannya.

"Aku paham, Paman Acharya. Tugas memang tidak bisa di tinggalkan, tetapi tanggung jawab juga tidak bisa di lupakan begitu saja. Jika istri mu memang lebih membutuhkan mu, maka pulanglah. Bila perlu prajurit akan mengantarkan mu ke sana. Aku sama sekali tidak keberatan," ucap Bindusara yang ternyata mampu memahami Acharya.

"Tetapi sebelumnya aku mengatakan pada Chandragupta bahwa aku akan tetap di sini dan menjalani tugasku. Lalu bagaimana bisa aku pergi dan melupakan ucapan ku itu?" jawab Acharya.

"Dengan kau pulang, itu bukan berarti kau melupakan ucapanmu, Paman Acharya. Tanggungjawab sebagai suami lebih penting dari pada tugas sebagai perdana menteri. Jika istrimu sembuh, bujuklah dia dan putrimu kemari agar kau tidak merasa gelisah seperti ini," balas Bindusara.

"Kau terlihat seperti ayahmu, Bindusara. Aku melihat masa-masa kau kecil, remaja dan dewasa. Semuanya terlihat sangat berubah. Dirimu semakin dewasa dan pemikiran mu juga sangat tinggi. Sekarang aku merasa yakin jika kau mampu menjalani tanggung jawab dan tugas seberat apapun," ucap Acharya yang mengalihkan topik perbincangan.

Bindusara tersenyum. "Paman, kau tidak perlu memujiku seperti itu. Lebih baik sekarang kau bersiap-siaplah untuk pulang menemui istri dan putrimu. Aku akan meminta prajurit untuk mengantarkan mu dengan selamat," ucapnya pada Acharya.

"Baiklah."

Setelah mendapatkan jawaban dari Bindusara, Acharya sedikit lebih tenang dan langsung pulang menuju desa, tempat dimana istri dan putrinya tinggal. Dia pulang bersama dua orang prajurit dengan menaiki kereta kuda, sesuai dengan apa yang Bindusara katakan. Entah kapan Acharya akan kembali, Bindusara pun tidak tau.

Flashback off

"Oh, jadi kau pergi untuk menemui istri dan putri mu tetapi kau sama sekali tidak berpamitan dengan diriku. Apa ini, Acharya? Apa aku ini bukan lagi istri ataupun ratu Magadha?" ujar Helena setelah mengetahui alasan hilangnya Acharya yang begitu saja.

"Tidak seperti itu, Ratu Helena. Aku berpikir bahwa kepergian ku ini tidak perlu diketahui oleh siapapun. Karena aku—" ucap Acharya. Belum saja selesai berbicara, Helena langsung memotong ucapannya.

"Sudahlah, Acharya. Itu tidak perlu di bahas, sekarang aku ingin putraku menjadi raja Magadha untuk menggantikan Bindusara. Dan kau tidak perlu menghentikannya!" ujar Helena.

BINDUSARADHARMA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang