1. Si Tukang Copet

297 16 12
                                    

"Heh, lo dapet berapa hari ini?"

"Biasalah, gue dapat cuma duit dua rebuan semua! Kan kamvret!"

"Mampus, lo!"

"Bangsat!"

Beberapa remaja tengah duduk tepat dibawah jembatan, sibuk mengeluarkan uang dari beberapa dompet hasil curian mereka hari ini.

Diantara mereka ada yang menampilkan wajah yang berseri-seri, sebab hasil yang didapatkan sangat berlimpah. "Asoyyyy, malam ini gue bisa makan enak di warungnya nek Surti!", ucap salah satu remaja dengan rambut cepak, dengan ukiran tatto dilengan kanannya.

"Hiks, hasil yang gue dapetin nggak sebanyak punya lo! Dompetnya doang yang tebal, tapi isinya cuma duit receh sama duit seribu-duarebuan. Sisanya malah potongan kertas! Sialan!", umpat salah satu remaja laki-laki dengan tubuh kurus kering, melempar dompet itu kesembarang tempat.

"Hahaha, gue rasa, pemilik dompet yang lo curi itu pura-pura kaya, deh! Keliatan banget pengen dicap banyak duitnya, padahal apa, tebal dompetnya yang ada potongan kertas semua!", timpal remaja lelaki bertubuh gempal.

"Dah, udah! Kalian nggak usah sedih, malem ini gue yang traktir, selagi gue lagi baek!", ujar gadis cantik yang kini mengibas-ngibaskan uang berwarna biru dan merah itu ke arah wajahnya.

"Oke, ayo!"

***

"Eh, neng Bayung!"

Sesosok wanita paruh baya dengan senyum manisnya menghampiri Lembayung dan kawanannya yang kini duduk dikursi makan yang tersedia di warungnya.

"Nek, Bayung mau neraktir teman-teman buat makan disini!", ujar Lembayung dengan wajah berbinar.

Nek Surti menampakkan wajah berbinar. "Alhamdulillah! Oh, iya, mau nasi pake lauk apa, neng?"

Lembayung nampak berpikir. "Kalo Bayung maunya nasi pake lauk telur dadar, ayam balado, orek tempe sama sambel terasi. Oh ya, kalian pesen makan, gih!", pinta Lembayung yang saat ini duduk manis menunggu makanannya.

Mata elang gadis itu mulai meniti tiap jalan yang dilintasi. Barangkali ada saja mangsa yang akan ia curi barangnya. Lumayan menambah uang jajan.

"Gue keluar bentar!", ujar Lembayung bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari warung nek Surti.

Sepeninggal Lembayung, teman-temannya saling pandang satu sama lain. Aldo, si pemuda bertatto, Kenny si pemuda gembrot, dan Koko si pemuda cungkring.

"Si Bayung mau kemana lagi, tuh? Jangan-jangan dia mau kabur, lagi! Wanjirrr, jangan bilang dia cuma mau ngerjain kita?! Mana gue kagak punya duit, hasil nyuri kagak seberapa!", keluh Koko frustasi.

Aldo mendengus. "Kagak usah lebay! Lo kayak nggak tau aja gimana kelakuan sohib lo yang satu itu! Sebangsa kucing garong dia, mah! Kelakuannya kagak ada yang bener!"

Koko mendecih. "Kayak kelakuan sampean benar aja!"

"Bangsat!", umpat Aldo tak bisa menahan diri.

***

"Ma, kenapa juga Regan harus ikut bareng mama? Sama papa 'kan bisa!"

WonderloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang