"Aripin!" Clovert memeluk tubuh Aripin.
Aripin merasa risih karena Clovert melakukan hal gila ditengah keramaian. Aripin melepas pelukan Clovert dan menatap wajahnya yang begitu sedih.
"Apa yang terjadi dengamu?" tanya Aripin sambil memperhatikan Clovert yang masih mengenakan pakaian kerjanya.
"Aku dipecat," jawab Clovert kemudian memeluk Aripin dan dilepas begitu saja oleh pria yang dipeluknya. "Kenapa kau tidak suka aku peluk?"
Aripi melangkahkan kaki meninggakkan Clovert. Wanita itu terlalu membuat Aripin merasa malu. Dia tidak suka dipeluk ditengah ramainya kota, kecuali jika Aripin memang nyaman dengan pelukan itu.
"Tunggu!" Clovert memegang tangan Aripin. "Aku sedang bersedih karena aku dipecat. Kau malah mengabaikan aku."
Aripin melepaskan tangan Clovert yang memegangnya. Dia terus berjalan tanpa memedulikan Clovert. Jujur saja, Aripin tidak nyaman berada di dekat Clovert. Wanita itu tidak bisa diandalkan dan sangat lebay.
"Jangan berteriak-teriak, mari kita meminum soda." Aripin berbelok ke sebuah caffe yang ramai. Dia menarik kursi dan berhadapan dengan Clovert.
"Jadi, apa yang membuatmu menjadi seperti ini?" Aripin melambaikan tangannya dan membuat seorang barista mendekat. "Aku memesan dua gelas soda murni."
Barista itu pergi meninggalkan Aripin dan Clovert. Aripin menatap perawat dihadapannya. Clovert menunjukan wajah sedih, kelihatannya Clovert sangat menyesal kehilangan pekerjaannya.
"Aku dipecat."
"Aku tahu, tetapi kenapa kau menangis?" Barista itu kembali dengan membawa dua buah gelas yang diletakan di atas nampan. "Terimakasih."
Barista itu mengangguk sambil menebar senyum. Dia pergi untuk melayani pelanggan lain.
"Aku tidak menerima jika aku dipecat." Clovert mengambil air soda-nya dan meneguk sedikit. "Kau mau membantuku, membunuhnya?"
Aripin terdiam sambil menatap Clovert. Tidak ada gerakan mata atau senyuman. Aripin hanya diam menanggapi ucapan Clovert.
"Tidak." Aripin meminum air soda-nya hingga habis.
"Aku mohon, aku sangat membutuhkan bantuanmu. Kau mau kan?"
Belum sempat Aripin menjawab Clovert, tiba-tiba barista itu kembali datang karena Aripin panggil. Dia memberikan kertas jumlah harga dan Aripin lekas membayarnya kemudian pergi dari hadapan Clovert.
"Tunggu!" Clovert kembali menahan tangan Aripin. "Kenapa kau berubah?"
Keduanya saling diam, mengharapkan jawaban. Aripin memutar badanya dan membuat lengannya terbebas. Dia menatap Clovert, dia akan melakukan sesuatu yang tidak Clovert inginkan.
"Aku tidak akan membunuh lagi." Aripin pergi meninggalkan Clovert, namun lagi-lagi perawat itu menahannya.
"Katakan padaku, siapa yang mempengaruhimu!"
"Tidak ada, ini keputusanku."
Aripin menepis tangan Clovert yang hendak menahannya. Dia memiliki tekad untuk berhenti membunuh. Selama ini Clovert yang menjadi dalang kenapa Aripin menjadi seorang Psychopath. Tidak, bukan Psychopath. Di hanya membantu orang-orang untuk segera manghadap tuhannya.
Selain itu, Aripin membulatkan tekadnya karena Betty. Wanita yang membuat dirinya merasakan indahnya dunia. Karena yang dikatakan penjaga lobi itu membuat Aripin berfikir untuk melakukan sesuatu yang akan Betty sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PSYCHOPATH
Mystery / ThrillerKehausan dalam dirinya untuk membunuh semakin tidak normal ketika bertemu dengan pria dingin dan juga bengis. ---------------------=[PSYCHO]=--------------------- 🚫TIDAK DIPERUNTUKAN UNTUK MANUSIA PENGIDAP PHOBIA DARAH DLL. 🚫TIDAK DIPERBOLEHKAN U...