"Untukmu," ucapnya seraya memberikan segelas kopi pada Aripin.
"Terimakasih." Aripin menerima segelas kopi yang disodorkan pria itu.
"St!" Aripin menatap temannya yang mendesing.
Matanya memberikan isyarat agar Aripin melihat apa yang dia lihat. Aripin pun mengikuti pandangan temannya dan melihat pria kaya raya itu masih memperhatikannya.
"Kau kenal orang itu?" tanya temannya saat Aripin meminum kopi dan tidak memedulikan orang itu.
"Tidak."
Aripin melihat temannya yang tiba-tiba tertunduk meminum kopi. Ternyata pria itu mendekat dan duduk di samping Aripin. Dia menepuk pundak Aripin dan berbisik.
"Aku pernah melihatmu," ucapnya mwmbuat Aripin merasa tergantung.
"Hei kalian! Sedang membicarakan apa? Aku juga mau dengar," imbuh teman Aripin mengacaukan segalanya.
Aripin kembali meneguk kopinya dan tersenyum dengan sikap temannya yang tidak pernah berubah. Kau tahu siapa teman Aripin? Chandra. Ya, dia teman Aripin seperti Asep. Namun perbedaanya terletak pada harta. Chandra lebih leluasa jika ia akan berbuat sesuatu yang gila. Selain kaya, dia juga memiliki wajah yang tampan. Dia tidak pernah lupa mencukur kumis dan janggut. Wajahnya bersih, kinclong dan kaya raya.
"Aku tidak mempunyai urusan denganmu," balas pria yang duduk disamping Aripin.
Pria itu kembali berbisik, "Aku akan membayarmu, tetapi kau harus membunuh Gloniallz Dera."
Aripin meletakan kopinya dengan kasar ke atas permukaan meja. Dia beranjak, dan pergi meninggalkan pria itu dengan temannya. Aripin sudah menetapkan aturan tentang membunuh. Dia tidak akan menjadi pembunuh kecuali atas perintah nona Betty.
"Aripin! Bagaimana dengan kopinya??" Beberapa kali Chandra memanggilnya tetapi Aripin sangat tidak peduli. Dia akan menjauhi semua orang yang mengiming-imingi uang, haram.
Kedua kakinya melangkah mempertemukannya dengan seorang gadis. Netty. Dia memasang senyum agar terlihat sangat ramah. Tetapi Netty menamparnya dan membuat senyum itu hilang.
"Kau melukai kakakku! Kau tahu, dia itu memiliki kanker otak. Aku meminta, sekarang sampai seterusnya jangan pernah kau menenui kakakku!"
"Lucu," ucap Aripin terkekwh kemudian menatap Netty dengan tajam. "Bukan aku yang membunuhnya, tetapi pria yang telah membuatmu mabuk."
"Kau pikir aku akan mempercayaimu? Tidak."
"Jika kau ingin melihatnya, ayok ikutlah denganku."
Aripin berjalan mendahului Netty masuk ke dalam hutan. Netty sedikit ragu dan tidak mempercayai Aripin. Tetapi karena dia penasaran apa yang terjadi dengan Betty, dia harus melakukan apa yang Aripin katakan.
"Lihat di sana!" Aripin menunjuk dua orang yang sedang tertidur di atas tanah.
Netty menutup mulutnya yang terkejut. Dia mulai menangis melihat orang yang dia cintai sudah penuh dengan lumuran darah. Netty berlari namun Aripin menahannya.
"Jangan sentuh mereka, atau kau akan dituduh sebagai pembunuh."Netty berjalan mundur dan berlari meninggalkan air matanya di setiap jalan yang diinjaknya. Betty tidak pernah mengira, ternyata kakaknya setega itu.
🕯️🕯️🕯️
Betty membuka matanya setelah mendengar isak tangis. Rasa sakit di punggungnya masih terasa hingga sekarang. Dia duduk di atas ranjangnya, melihat Netty sedang mengambil beberapa pakaiam dari dalam lemari.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE PSYCHOPATH
Mystery / ThrillerKehausan dalam dirinya untuk membunuh semakin tidak normal ketika bertemu dengan pria dingin dan juga bengis. ---------------------=[PSYCHO]=--------------------- 🚫TIDAK DIPERUNTUKAN UNTUK MANUSIA PENGIDAP PHOBIA DARAH DLL. 🚫TIDAK DIPERBOLEHKAN U...