Betty mengubah posisinya untuk melihat sesuatu yang monitor tunjukan. Matanya menatap lurus ke depan. Betty sangat terkejut melihat itu. Foto adiknya sedang bersama Chandra dan Gewend.
"Bagaimana kau bisa menemukannya?" tanya Betty sambil menatap Aripin.
"Aku mengacak-acak galeri." Aripin berdiri dari kursi yang di dudukinya dan betukar posisi dengan Betty. "Sepertinya adikmu menikah karena cinta."
"Tidak! Dia tidak akan menikah tanpa izin dariku."
Aripin merapatkan kedua telapak tangannya dan berjalan menghampiri Billneyer yang masih hidup. Kakinya menginjak dada Billneyer dan membuat pria itu tidak dapat bernafas.
"Sebelum kau mati, lebih baik jika kau menyumbangkan pahala." Aripin menarik nafas untuk membuat rongga udaranya sedikit lega. "Apa kata sandi perusahaan ini?"
"Bu-bukan aku yang mengurus semuanya. Aku tidak mengetahui semua itu. Arghhh!"
"Bohong!" Aripin menekan kakinya sehingga membuat Billneyer sesak.
"Baik-baik! Aku akan mengatakannya." Aripin mengakat kakinya dan memberikan kesempatan Billneyer untuk berbicara.
"Hanya keluarga Vanhoustoun yang mengentahui semuanya." Billneyer terbatuk mengeluarkan darah. "Yang aku tahu hanyalah itu. Tolong jangan siksa aku lagi," ucapnya sambil memegangi dada yang terasa sesak.
Aripin tersenyum simpul. Dia menarik kemeja Billneyer ke dekat tembok dan memaksa pria itu untuk berdiri.
"Kau dengar, aku tidak tega melihat korbanku menderita. Sekarang, kau harus mati...." Aripin tersenyum lebar kemudian membenturkan kepala Billneyer ke tembok beberapa kali hingga pria itu diam tanpa nyawa, meninggal.
"Aripin!" teriak Betty mengalihkan perhatiannya.
Aripin melepas Billneyer. Dia berjalan mendekati Betty dan menatap layar monitor yang menunjukan wajah seorang gadis cantik memakai kacamata.
"Apakah kau mengenalnya?" tanya Betty begitu antusias menggerakan mouse ke wajah gadis berkacamata itu.
"Aku pernah bertemu dengan di suatu bar."
"Sepertinya dia mengetahui semua tentang Chandra." Betty mengangkat tangannya dari mouse dan menatap Aripin. "Bagaimana jika kita menemuinya?"
Aripin mengangguk. Mereka tersenyum berdua kemudian meninggalkan tempat itu. Darah dipakaian mereka tidak mereka bersihkan. Mereks berdua sangat cuek sekali dengan orang-orang yang memandanginya. Hingga akhirnya pria yang berdiri di depan pintu itu menghentikan keduanya yang hendak keluar.
"Tunggu!" katanya terdengar tegas. "Kenapa pakaian kalian seperti itu?"
Aripin tersenyum kemudian mencekik pria itu. "Kami baru saja membunuh. Apakah aku harus membunuhmu juga?"
Pria itu menggeleng. Aripin tersenyum kemudian menurunkannya. "Bagus!" Aripin menepuk pundak pria itu dan kembali melanjutkan perjalanan bersama Betty.
Mereka naik ke atas motor dengan helm yang sudah membungkus kepala. Aripin mebawa motornya pergi meninggalkan tempat itu. Mereka berdua tidak peduli dengan apa yang akan terjadi selanjutnya karena mereka sengaja melakukan itu.
"Tunggu!"
Aripin menghentikan motornya dan menatap Gewend sedang berlari ke arahnya.
"Aku mempunyai sesuatu yang akan membuat kalian terkejut," ucapnya dengan senyum yang tidak pernah bisa diartikan.
Aripin membuka helm dan menatap Gewend penuh dengan pandangan menyelidik. Aripin curiga Gewend bukanlah manusia normal. Senyumnya terlalu aneh untuk dilihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PSYCHOPATH
غموض / إثارةKehausan dalam dirinya untuk membunuh semakin tidak normal ketika bertemu dengan pria dingin dan juga bengis. ---------------------=[PSYCHO]=--------------------- 🚫TIDAK DIPERUNTUKAN UNTUK MANUSIA PENGIDAP PHOBIA DARAH DLL. 🚫TIDAK DIPERBOLEHKAN U...