Gorden yang terbuka itu membuat Betty terbangun. Dia menutup matanya karena sinar yang begitu terang. Betty menatap ruangan sekitar, sama seperti saat dia dirawat dulu. Tangannya diangkat ke udara dan menyentuh kepala Aripin.
Betty melirik Aripin yang sedang tertidur di kakinya. Dia mengelus perlahan rambutnynya, kemudian tersenyum.
"Bagun, sudah pagi..." katanya.
Aripin mengangkat kepalanya dan memejamkan mata. Rasanya baru beberapa jam dia menemani Betty. Tetapi Aripin benar-benar mengantuk hingga tidur di kaki Betty.
"Kau menolongku lagi," ucap Betty menaikan tangannya dan memegang pipi Aripin. "Terimakasih."
Aripin mengangguk dan tersenyum. Tangan Betty dia turunkan begitu saja lantas mencium kening wanita itu.
"Kau mau apa?"
Aripin menarik tubuhnya kembali. Dia menyimpan rasa malu itu sebisa mungkin. Bibirnya melebar dan tersenyum penuh canggung.
"Aku harus pergi sekarang, kau tetaplah di sini." Aripin beranjak pergi namun dia tidak melanjutkannya karena seorang dokter dan dua orang perawat masuk.
Mereka mengecek keadaan Betty hingga akhirnya dokter itu tersenyum sumringah. Dia berjalan mendekati Aripin dan menutupi pandangan Betty. Kedua perawat itu memeriksa Betty kembali. Dia tidak dapat melihat apa yang Aripin bicarakan dengan sang dokter.
"Oprasi yang dilakukan semalam berhasil. Tumor itu sudah mati, kau boleh membawa pulangnya hari ini," ucap sang dokter terlihat serius.
"Secepat itu?"
Dokter itu mengangguk kemudian memuta posisinya agak menyamping. Aripin melihat Betty yang masih terbaring. Dia tersenyum pada wanita itu kemudian menghampirinya.
"Kita pulang sekarang," katanya sambil menbantu Betty untuk turun.
Perawat dan dokter di sana membantu Aripin. Mereka melepaskan berbagai alat yang terhubung dengan Betty.
"Aku tidak bisa," ketus Betty ketika Aripin membawanya untuk berjalan padahal tubuhnya masih sangat lemas.
"Jangan paksa dia jika kakinya masih lemas." Dokter itu kembali pada posisinya.
Aripin menatap Betty. Dia kemudian menggendong wanita itu dan berjalan keluar. Betty tertawa kecil karena tingkah konyol Aripin di pagi hari menggelitiknya.
"Turunkan aku,"
Aripin tidak menggubris perintah itu. Kakinya terus melangkah menuju sepeda motor yang terparkir dengan rapi. Arin mendudukan Betty di atas motorny dan memakaikannya helm.
"Hem," Aripin tersenyum. "Berpeganganlah!"
Aripin memakai helm-nya dan naik ke atas motor. Tangannya menarik pedal gas dan pergi meninggalkan rumah sakit itu.Udara kota Welis di pagi hari memang sangat dingin. Pancaroba yang tidak bisa diketahui itu kadang membuat semua penduduk kota bersiaga. Terkadang turun salju ketika musim semi dan lain sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PSYCHOPATH
Mystery / ThrillerKehausan dalam dirinya untuk membunuh semakin tidak normal ketika bertemu dengan pria dingin dan juga bengis. ---------------------=[PSYCHO]=--------------------- 🚫TIDAK DIPERUNTUKAN UNTUK MANUSIA PENGIDAP PHOBIA DARAH DLL. 🚫TIDAK DIPERBOLEHKAN U...