Best Moments

703 25 16
                                    

"Ada yang bisa dibantu tuan?"

Suara seorang wanita membuka matanya. Chandra memperhatikan seorang perawat dengan mata satu ada dihadapannya.

"Kau siapa?" tanya Chandra dengan pandangan menyelidik.

"Aku perawat di sini. Sepertinya kita pernah bertemu." Perawat itu memercikkan pandangannya.

"Ya sudah, urus pasienmu di dalam."

Chandra meninggalkan perawat itu dan berjalan keluar. Perawat itu tersenyum sinis. Dia sepertinya menyukai Chandra.

"Tuan!"

Chandra menoleh ke belakang dan melihat Ivanya sedang berlari ke arahnya.

"Kau akan pergi sekarang?"

"Ya, sesuai apa yang tuan katakan, aku akan pergi. Tapi sebelum itu, aku ingin tahu apa yang terjadi dengan adikmu?"

Chandra terdiam. Dia mengerjap sebentar kemudian berbicara, "Dia tertembak."

Ivanya menjatuhkan koper yang di tentengnya. Dia menutup mulut untuk menghilangkan rasa malu. Matanya perlahan membuat beberapa air mata keluar dan menetes.

"Kenapa itu bisa terjadi?"

"Kau ini cerewet sekali. Kau lemah, kau selalu menangis karena hal kecil. Sudah, pergi saja! Kau tidak perlu tahu apa yang terjadi dengan Gewend."

Ivanya mengeluarkan sesuatu dari dalam saku mantelnya. Dia memberikan itu pada Chandra.

"Apa ini?"

"Kau harus membukanya saat sedang bersama istrimu. Maafkan aku jika selama ini aku kurang telaten dalan bekerja."

"Hm...." ucap Chandra sembari meraih kertas yang diberikan Ivanya. "Apa lagi? Cepat pergi sana!"

Ivanya kembali meraih tas kopernya dan pergi. Chandra menatapnya dengan sinis. Perlahan pandangannya turun dan menatap kertas yang dipegangnya. Dia penasaran sekali, tetapi Ivanya membuat niatnya seperti terombang-ambing.

"Argh! Aku tidak peduli." Chandra membuka kertas itu dan mulai melihatnya.

"Apa ini!" ucapnya kesal ketika hanya melihat stick man yang saling berpegangan tangan. Chandra mencoba membalik dan melihat beberapa tulisan di belakanfnya.

Aku adalah sahabatmu, sekarang kau menjadi suamiku. Aku tidak mencintaimu, tetapi semakin berjalannya waktu, aku memiliki perasaan padamu. Kau tampan, tapi kau tidak pernah menghargaiku.

Calon istrimu
Betty Gyndalofes

Dia melipat kertas itu dan memasukannya ke tong sampah. Chandra menepukan kedua telapak tangan untuk menghilangkan kuman yang dibawa kertas itu. Kakinya kembali melangkah menemui beberapa perawat yang masuk ke dalam ruangan tempat dia meletakan Netty.

"Apakah sudah selesai?" tanyanya pada perawat yang membawa nampan berisi obat penahan sakit.

"Kami baru datang, mohon tunggu sebentar." Perawat itu masuk ke dalam dan mengunci pintu, menolak untuk mengajak Chandra ikut.

Chandra membuka ponselnya dan mendapati pesan dari temannya. Dia membaca pesan itu dan tidak lama kemudian memasukan ponselnya kembali ke dalam saku celana. Dia segera bergegas melangkah dan masuk ke dalam mobilnya.

Perlahan tangannya membanting stir dan lekas membawa mobil itu keluar dari dalam area parkiran. Dia mengendarai kendaraan beroda empat itu dengan sangat cepat. Kemudian berbelok dan berhenti di depan rumah besar miliknya.

THE PSYCHOPATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang