Gewend mengutak-atik keyboard dan masuk ke salah-satu situs perusahaan ayahnya. Di sana disajikan berbagai informasi yang memuat tentang keberhasilan perusahaan Vanhoustoun. Tidak terdapat informasi kegagalan atupun hal yang negatif. Situs itu terlalu licik untuk menyembunyikan informasi yang benar adanya.
"Sekarang aku mau semua hak yang ada di sana jatuh padaku!"
Gewend menatap Aripin. Dia sangat tidak menyukai sikap Aripin yang ambisius dalam menjalankan rencana buruknya.
"Aku tidak bisa melakukannya, ini juga menyangkut tentang keluargaku."
"Memangnya aku peduli?" Aripin duduk di samping Gewend sambil memegang sebuah gelas. "Cepat lakukan! Atau gelas ini akan membunuhmu."
Tangan Gewend kembali menekan keyboard dan masuk ke halaman login.
"Siapa namamu?" tanyanya pada Aripin.
"Lizarety Vanhoustoun."
"Kenapa harus Vanhoustoun? Itu nama besar keluargaku."
"Aku tidak tahu! Hah! Aku kesal."
Gewend mulai mengetik nama itu. "Tunggu, namamu seperti perempuan."
"Ibu nama ibuku. Cepat kerjakan saja!"
Gewend kembali mengutak-atik keyboardnya dan dia berheti. "Oke sudah selesai," tunjuk Gewend pada Aripin sambil menyecroll bagian perusahaan yang sudah menjadi milik ibunya. "Sekarang aku dan keluargaku akan jatuh miskin."
"Aku tidak peduli! Cepat keluar dari rumah ini!"
Aripin mendorong Gewend keluar dari dalam rumahnya. Dia tertawa dan melemparkan gelas yang dipegangnya kesembarang tempat hingga pecah.
"Kau sekarang menjadi adik angkatku!"
"Bagaimana dengan Chandra?"
"Aku punya sesuatu untuk itu. Cepat kunci pintu rumahnya dan ikut denganku."
Gewend berjalan mendekati pintu dan menguncinya. Mereka berdua lekas pergi memasuki sebuah taxi.
Mentari mulai naik. Saat itu sudah sangat siang tetapi udara di kota Welis masih sejuk. Kota impian bukan? Pada siang hari sejuk, sedangkan pada malam hari hangat.
"Uanganya tuan?" pinta driver taxi itu ketika Aripin hendak turun.
"Uang ya? Ini uangmu!" Aripin menojok wajah pria dan pergi meninggalkannya.
Mereka berdua masuk ke dalam ruangan itu. Aripin mendorong Gewend agar tidak bersembunyi dibelakangnya. Dia menatap Clovert yang sedang berdiri di sana. Dandanan jalangnya terlihat menonjol sekali. Itu membuat Aripin jijik.
"Hallo!" sapanya pada Aripin namun tidak mendapatkan Jawaban.
Clovert mendengus kesal. Pria itu selalu cuek dengannya, berbeda jika sedang bersama Betty.
"Arivano!" panggil Aripin pada pria kurus yang sedang duduk sambil meminum kopi.
Kakinya melangkah mendekati Arivano. Mereka berdua kemudian duduk dihadapannya.
"Kenapa kau membawa pria ini?" tanya Arivano setelah meminum kopinya.
"Benar, kau mengingkari janjimu," bisik Gewend pada Aripin yang mendapat bentakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE PSYCHOPATH
Mystère / ThrillerKehausan dalam dirinya untuk membunuh semakin tidak normal ketika bertemu dengan pria dingin dan juga bengis. ---------------------=[PSYCHO]=--------------------- 🚫TIDAK DIPERUNTUKAN UNTUK MANUSIA PENGIDAP PHOBIA DARAH DLL. 🚫TIDAK DIPERBOLEHKAN U...