Mentari mulai naik menambah udara semakin panas. Netty dan Gewend berjalan berdampingan di samping mobil-mobil yang melintasi jalan kota. Baginya hari itu adalah bencana. Kehilangan orang yang dicintainya dan memutuskan tali persaudaraan membuat Netty tidak bisa berbuat apa-apa lagi setelahnya.
"Kau kenapa? Mempunyai masalah?" tanya Gewend ketika melihat wajah Netty yang selalu murung.
"Tidak ada," jawab Netty ketus sambil terus berjalan.
"Kau tidak pandai berbohong."
"Aku tidak berpura-pura. Aku serius dengan ucapanku."
"Lantas, kenapa kau seperti itu? Jangan-jangan kau masih memikirkan Penta."
"Tidak. Aku sudah melupakannya."
"Kita berteman dari kecil, aku tahu semua yang kau rasakan."
Netty diam tidak menjawab. Dia terus melangkahkan kakinya menuju rumah Gewend. Tidak peduli seberapa banyak Gewend bertanya, Netty sangat tidak peduli. Gewend memang sudah berteman sejak kecil dengan Netty. Tetapi Netty sedang tidak ingin membicarakan kakaknya.
"Apa yang terjadi?" Gewend berlari memasuki rumah berdesain minimalis yang terdapat beberapa orang.
"Kau sudah pulang?" Fredys Vanhoustoun keluar dari dalam rumah itu dan berpelukan dengan Gewend.
"Apa yang ayah lakukan?" tanya Gewend sembari mengakhiri pelukannya.
"Bagus bukan?" Fredys beralih untuk duduk di sebuah kursi kayu. "Kau melihat apa yang dilakukan kakakmu pada seorang gadis bukan?"
"Mereka hanya tidur dalam satu kamar."
"Tidak. Bagiku itu sangat memalukan."
"Jadi, apa yang akan ayah lakukan?"
Fredys tersenyum simpul. "Aku akan membuat acara pernikahan di rumah ibumu."
Gewend terdiam mendengar kalimat yang Fredys katakan. Dia menatap Netty yang masih berdiri di samping mobil hitam. Gewend merasa kecewa. Tindakannya semalam malah menghancurkan hatinya sendiri. Bukankah itu bodoh?
"Ayah," Gewend menarik membuang nafasnya kasar. Dia duduk di kursi satunya lagi dan menatap Fredys. "Aku tidak setuju."
"Kenapa denganmu? Jangan selalu membela kakakmu. Kakamu sudah dewasa, dia bisa menjaga wanita itu."
"Aku tahu itu. Tapi ini semua salahku, bukan Chandra."
"Kau tidak tahu apa yang dilakukan kakakmu pada gadis itu. Kau tidur di kamar yang berbeda."
"Memangnya ayah melihat apa yang mereka lakukan?"
"Tidak." Tenggorokan Fredys kering. "Tapi aku tidak menyukai tindakan konyol seperti itu."
Fredys berdiri memasuki rumah minimalis itu. Gewend menatap Netty. Gadis itu masih berdiri di sana. Kedua tangannya memegang erat tali tas yang melingkar di bahunya. Gadis itu masih muda. Tidak pantas untuk merasakan dunia orang dewasa. Gewend benar-benar kecewa atas tindakannya yang bodoh.
Fredys kembali keluar dari dalam rumah dan menghampiri Netty. Gewend menatap mereka berdua. Memastikan bahwa Netty harus baik-baik saja. Dia tidak ingin ayahnya mengatakan sesuatu yang dapat membuat Netty menangis.
"Masuklah ke dalam, temui wanita perias" katanya yang kemudian memasuki mobil hitam itu dan pergi.
Netty menatap Gewend yang sedang tersenyum padanya. Perlahan kakinya melangkah memasuki rumah Gewend dan melihat beberapa orang sedang berlalu-lalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PSYCHOPATH
Misterio / SuspensoKehausan dalam dirinya untuk membunuh semakin tidak normal ketika bertemu dengan pria dingin dan juga bengis. ---------------------=[PSYCHO]=--------------------- 🚫TIDAK DIPERUNTUKAN UNTUK MANUSIA PENGIDAP PHOBIA DARAH DLL. 🚫TIDAK DIPERBOLEHKAN U...