Coklat Panas

319 26 0
                                    

       Betty terdiam menatap Aripin yang sibuk membuat nyaman posisi tidur Gewend. Dia merasa ada yang aneh dengan sikap Aripin. Pria itu memang suka membantu tetapi kali ini sifatnya berubah menjadi pengasih.

       "Jadi, siapa yang akan mengobatinya?"

       "Si perawat, Clovert." Aripin menarik tangan Betty hingga mereka berhenti di depan motornya.

        "Mengajak pergi untuk jalan-jalan tidak jelas lagi?" sindir Betty berusaha mencari kenikmatan di dalam perjalanan.

        "Mencari Clovert." Aripin tersenyum sambil menyodorkan helm yang sering dipakai Betty. "Pakai ini dan naik."

       Betty mengambil helm itu dan memakainya. Mereka berdua naik ke atas motor dan pergi meninggalkan tempat itu. Betty juga penasaran dengan wanita bernama Clovert itu. Dia ingin melihat bagaimana keadaan wanita yang waktu itu pernah bertengkar dengannya.

        "Kenapa tidak kau saja yang pergi?" ucap Betty sambil memegangi helm yang dipakainya.

       "Aku hanya ingin melakukan semuanya denganmu."

       Betty kembali menarik kepalanya dan menatap jalanan kota Welis yang terang terkena cahaya. Dia diam karena tidak mengerti dengan apa yang Aripin katakan. Di sini terbukti, bukan hanya pria yang tidak peka!

       Motor itu berhenti di depan sebuah tempat yang sangatlah sepi. Betty turun kemudian memberikan helm yang dipakainya pada Aripin. Kedua matanya menatap setiap kaca yang diburamkan. Sepertinya tempat itu bukanlah tempat biasa.

      "Ayok masuk!" titah Aripin kemudian menarik Betty menghampiri dua orang pria bertubuh besar sedang berpangku tangan di depan pintu. Mereka berdua memiliki tubuh yang besar dan menggunakan kacamata hitam.

       "Mana tiketmu!" Pria itu mendorong Aripin hingga menjauh. "Jika tidak punya tiket untuk masuk, lebih baik kau pergi ke tempat itu!" Pria itu membenarkan kacamata hitamnya dan menunjuk pada sebuah kedai yang berdiri di sebrang tempat itu.

        "Aku bisa membunuh kalian berdua_"

        "Aripin!" Betty menahannya dan membawa Aripin menjauh. "Jangan bertengkar di depanku. Aku tidak menyukainya."

        Aripin melepas tangan Betty yang memeganginya. Dia menatap wajah Betty dengan penuh perhatian. Cantik, itulah yang digambarkan pada hatinya. Betty begitu cantik sekali sehingga Aripin tidak bisa memarahinya.

       Aripin mengambil helm yang diletakan di spion dan berlari menghampiri kedua penjaga itu. Dia memukul penjaga itu dengan helm dan kabur menemui Betty.

        "Ayok kita pergi!"

        "Kenapa buru-buru sekali?"

        "Cepat naik!"

        Mereka berdua pergi meninggalkan para penjaga yang berteriak memanggilnya. Aripin tidak peduli dengan itu. Dia sangat tidak suka diperlakukan seperti bawahan.

        Aripin menarik rem dan berhenti di depan sebuah kedai coklat panas. Dia memarkirkan motornya dan turun bersama Betty.

        "Kenapa pergi ke tempat seperti ini? Aku tidak suka coklat. Mereka terlalu manis," ketus Betty tidak mau melepas helm-nya.

        "Masuk saja." Aripin meninggalkan Betty bersama motornya.

        Kedua kakinya melangkah memasuki kedai kopi itu. Betty menatap Aripin yang hilang dibalik pintu masuk. Dengan terburu-buru tangannya melepas helm itu dan berlari menyusul Aripin.

THE PSYCHOPATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang