Takdir Sudah Disematkan

598 40 6
                                    

     "Chandra itu putraku yang paling besar," ucap Fredys sambil tertawa kecil. "Aku tidak pernah menyangka ternyata dia akan menikah secepat ini."

       Netty menyatukan kedua telapak tangannya. Dia sangat tegang, gugup dan ketakutan. Netty tidak siap untuk menjadi seorang ibu. Dia masih menginginkan kebebasan.

        ”kau tahu, Chandra itu sangat sulit untuk ditebak. Terkadang dia hanya berbuat semaunya tanpa memikirkan orang lain." Fredys menatap Netty. "Aku harap kau bisa merubah putraku."

        "Semoga saja." Netty tersenyum simpul.

        Jalanan kota Welis yang ramai dengan kendaraan tiba-tiba seperti kosong. Mereka diam melihat mobil pengantin yang melintas di jalanan. Netty menatap beberapa orang melihat ke mobil yang ditumpanginya. Dia sedih, mungkinkah Betty dapat menggagalkan pernikahannya?

         "Tuan_" Netty menarik nafasnya perlahan. "Aku tidak ingin menikah dengan putramu, aku belum siap."

         Fredys tertawa getir. Dia menatap Netty dan tersenyum. "Terlambat. Jika saja kau tidak berada di dalam kamar itu, aku mungkin tidak akan menikahkan kalian berdua."

        "Tapi tuan, percayalah, aku dan putramu tidak melakukan apa-apa. Bahkan aku tidak tahu itu kamar putramu."

        Fredys mengangkat ponselnya yang berdering. Dia tidak mengindahkan apa yang Netty ungkapkan. Fredys sibuk berbicara dengan seseorang melalui ponselnya. Fredys menggangap semua itu hanyalah hal biasa. Tetapi bagi Netty, itu sangat menakutkan.

        "Bisakah kau menurunkan aku di sini?" pinta Netty pada pria yang duduk di balik kemudi.

         "Tidak bisa nona, ini perintah."

         Netty menatap Fredys yang masih berbicara melalui ponselnya. Gadis itu kembali duduk membuat posisinya nyaman. Tangannya perlahan menyentuh pintu mobil dan membukanya.

         "Jangan lakukan itu!" Fredys segera memutus obrolannya setelah melihat Netty terjatuh dari dalam mobil. "Berhenti!"

        Fredys turun dari dalam mobil dan melihat Netty sedang tergeletak di atas jalan beraspal. Dia membopong Netty masuk kembali ke dalam mobil.

         "Cepat ke rumah sakit!"

       Pria itu segera menginjak pedal gas dan membawa mobilnya ke sebuah rumah sakit. Berulang kali Fredys mengelap darah yang keluar dari dalam kepala Netty tetapi masih saja keluar.

        "Kita sudah sampai tuan," ucap pria itu membuat Fredys berlari dengan cepat membawa Betty ke dalam rumah sakit.

        "Ada apa dok?" tanya seorang perawat tapi Fredys tidak menjawabnya.

         Fredys mengambil sebuah ruangan kosong untuk memeriksa keadaan Netty. Dia memasang infusan dan melakukan perban pada kepala Netty yang mengeluarkan darah.

         "Sial!" ketusnya sambil mukul dinding.

         Fredys memakai teteskop dan mengecek jantung Netty. Jantungnya masih bertedak dengan normal. Netty hanya mengalami pendaharan, dan Fredys pun menjadi sedikit lega.

         "Tolong bersihkan semua darah di kepalanya. Cepat sadarkan dia," titahnya pada seorang perawat kemudian pergi keluar ruangan itu dan menelpon seseorang.

         "Bagaimana kau ini! Cepat cari dia!" katanya terdengar sedikit kesal.

🕯️🕯️🕯️

      Chandra memegang kepalanya yang sakit. Tangannya berhenti mengetik pada Keyboard. Dia berjalan ke luar tempat kerjanya dan memasuki sebuah mobil yang terparkir dengan rapi.

THE PSYCHOPATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang