"Kenapa berbahaya? Bukankah Chandra pria yang baik?"
"Bu-bukan itu yang aku maksud. Intinya kau tidak boleh merusak kebahagiaan pengantin baru."
"Aku tidak yakin adikku bahagia menikah muda." Betty dengan kasar berlari untuk memasuki rumah itu namun seketika dia mengurungkan niatnya ketika melihat Chandra dan Netty keluar dengan membawa sebuah tas.
Betty berlari menghampiri Aripin dan duduk di atas motornya sambil memakai helm.
"Ikuti mereka!" katanya membuat Aripin tancap gas dengan cepat.
Gewend keluar dari dalam rumah itu. Dia melihat Betty yang duduk di belakang Aripin. Semenjak pulang sekolah Gewend hanya diam di dalam rumah menunggu acara pernikahan selesai. Itu bukanlah peraturan kota Welis. Tetapi peraturan keluarga Vanhoustoun untuk tidak membiarkan saudara dari mempelai laki-laki tidak datang menghadari acara tempat diucapkannya janji suci. Mereka hanya ingin membuat keluarganya tenang. Jika Gewend diajak untuk ke acara pernikahan itu, tentu saja acara itu akan hancur bukan?
Mobil yang diduduki sepasang pengantin itu berbelok dan menempuh perjalanan yang cukup jauh. Udaranya bahkan lebih panas dari yang sebelumnya. Area itu sangat kekurangan pohon.
"Lebih cepat lagi!" Betty berteriak di samping telinga Aripin.
Akhirnya suasana berubah, udaranya pun terasa sejuk. Mobil itu berhenti di depan sebuah rumah yang besar. Cat putih bersih membuatnya bersinar dikala mentari muncul.
Netty dan Chandra turun dari dalam mobil itu kemudian menghampiri beberapa orang yang sedang memegang bunga. Sepertinya mereka pekerja di rumah itu.
"Untukmu tuan," ucap seorang pria berpakaian lusuh memberikan bunga pada Chandra.
Chandra mengambil bunga itu dan melemparnya ke sembarang tempat. Netty yang melihat bunga itu jatuh, segera mengambilnya dan masuk ke dalam rumah bersama Chandra.
"Baik bukan?" sindir Aripin pada Betty sambil tersenyum meledek.
"Baik sekali, seperti iblis," jawab Betty tanpa tersenyum. "Aripin, tolonglah aku. Aku harus bicara dengan pria bernama Chandra itu."
"Tapi dia sangat sulit mengenal orang asing. Dia tidak menyukai kehidupan asing."
"Aku mohon Aripin."
Aripin menutup matanya sambil menarik nafas. Dia tersenyum kemudian membuang nafasnya perlahan.
"Baik." Aripin melangkah turun dari atas motornya. Dia melepaskan helm untuk disimpan di spion.
Aripin menggerakkan kakinya menemui beberapa pekerja yang masih berdiri di sana. Kedua tangannya memegang pagar besi dan melihat-lihat apa yang ada di dalam.
"Kau mencari siapa?" pria berpakaian lusuh yang sempat mendapat perlakuan buruk dari Chandra mendekati Aripin.
"Aku ingin bertemu Chandra. Bisakah kau memanggilnya?"
Pria itu mengangguk kemudian berjalan masuk ke dalam rumah besar. Dia berjalan mendekati sebuah pintu yang terbuka kemudian mengetuknya. Chandra membuka sedikit pintunya dan menatap pria itu.
"Ada apa kau mengetuk pintu kamarku?"
"Ada yang ingin bertemu denganmu tuan." Suaranya terdengar naik turun.
"Oh." Chandra menutup pintu kamarnya dan menatap Netyy yang sedang duduk di atas ranjang. "Tunggu di sini!"
Chandra keluar dari dalam kamarnya dan menemukan pria itu masih berdiri. Dia tidak memedulikan pria itu. Chandra membenarkan dasi kupu-kupunya dan melangkah keluar dari dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PSYCHOPATH
Mystery / ThrillerKehausan dalam dirinya untuk membunuh semakin tidak normal ketika bertemu dengan pria dingin dan juga bengis. ---------------------=[PSYCHO]=--------------------- 🚫TIDAK DIPERUNTUKAN UNTUK MANUSIA PENGIDAP PHOBIA DARAH DLL. 🚫TIDAK DIPERBOLEHKAN U...