Botol anggur yang dipegangnya terjatuh ke atas lantai. Tidak ada yang peduli dengan apa yang pria itu alami. Mereka semua sibuk menari dan suara musik yang menggema membuatnya tidak tertolong.
"Help! Help me!" ucapnya sambil memegangi pipinya yang perih.
Aripin membawa pria itu untuk menjauh dari keramaian. Dia akan membawanya ke dalam gudang dan akan membuat pengalaman hidup yang sangat berharga bagi pria itu. Menyenangkan!
"Hei kau!" Chandra menghampiri Aripin. Dia menatap wajah temannya yang sedang ke sakitan. "Kau melakukan apa padanya?"
"Dia sakit gigi, aku akan membawanya pulang. Dia temanku."
Chandra tersenyum manis pada Aripin. Tangan kanannya melayang ke udara dan menepuk pundak Aripin.
"Jika sudah selesai mengantarnya, kemari lagi. Kita berpesta!" Chandra kemudian pergi meninggalkan Aripin.
Aripin tersenyum mendengar apa yang Chandra bicarakan. Hatinya begitu senang karena akan mendapatkan lelucon yang begitu banyak. Tentu saja aku akan datang.
Aripin kembali membawa pria itu untuk memasuki gudang. Dia mendorong pria itu masuk ke dalam gudang kemudian menutup pintu. Aripin tersenyum sumringah sambil mengusap-usapkan kedua telapak tangannya. Dia menatap pria itu yang sedang merangkak merasakan sakit.
"Aku sangat beruntung, ruangan ini begitu dekat dengan pintu belakang." Aripin mendekati pria itu dan menatap wajahnya dekat sekali. "Kau pemabuk yang tidak tahu takaran." Aripin menepis tangan pria itu dan mengambil jarum yang menusuk pada kulitnya. Darah merah perlahan menetes membuat pria itu semakin panik.
"Kau tahu? Benda kecil ini bisa membuat sesuatu yang besar. Aku menjadi kasihan denganmu, kau tidak tahu kesehatan. Oh.... Bagaimana jika aku membuatmu tersedak!"
Pria itu berdiri sambil memegangi pipinya yang masih terasa perih. Dia menatap wajah Aripin yang menyeramkan. Dia menjauh, agar tidak dekat dengan Aripin.
"Kau tidak dapat melarikan diri. Hahaha..." Aripin tertawa dan menghampiri pria itu yang sedang berjalan menuju pintu.
"Ka-kau siapa!" Pria itu menahan biacaranya karena pipinya terasa sakit jika rahangnya terbuka.
Aripin sudah dibutakan dengan kegelapan. Dia tidak memandang tua ataupun muda dalam menentukan targetnya. Dia begitu senang!
Aripin menyetuh pundak pria itu namun pria itu menepisnya. Sebuah tangan yang hendak menonjok wajahnya Aripin tepis begitu saja. Dia marah, kemudian menarik kerah baju pria itu dan membantingkannya ke dinding gudang.
"Berani sekali kau menonjokku!" Aripin berjalan menghampiri pria itu. Dia melempar tubuh pria itu untuk kedua kali hingga pria itu lemas. Hanya bisa merangkak dan menjauh tanpa memberikan perlawanan.
Aripin mendekat pada targetnya. Kakinya menginjak sesuatu dan mengambilnya. Seutas tali tambang itu bisa membuat rencanya berjalan tanpa kendala. Dan senyum licik kembali menghiasi wajahnya.
"Aku akan membuatmu tertawa, ini hiburan bagiku." Aripin melepas baju yang pria itu kenakan dan mulai melakukan sesuatu. Dia membuat tali tambang itu melayang ke udara dan,
Stak!
Stak!
Dia menyiksa pria itu. Aripin tertawa senang tetapi pria itu hanya meringis kesakitan. Pria itu dapat merasakan sakit yang lebih dari sebelumnya. Ini lebih perih dan seperti memaksa darah untuk keluar.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE PSYCHOPATH
Mystery / ThrillerKehausan dalam dirinya untuk membunuh semakin tidak normal ketika bertemu dengan pria dingin dan juga bengis. ---------------------=[PSYCHO]=--------------------- 🚫TIDAK DIPERUNTUKAN UNTUK MANUSIA PENGIDAP PHOBIA DARAH DLL. 🚫TIDAK DIPERBOLEHKAN U...