Sandiwara Sang Pangeran 2 Dunia

157 17 0
                                    

     Chandra menoleh kesana-kemari mencari sosok adiknya. Kedua kakinya melangkah perlahan memasuki setiap ruangan yang biasa ditempati adiknya.

      "Gewend!" teriaknya mencoba memastikan bahwa adiknya ada di dalam rumah itu.

       Namun batang hidung adiknya tidak terlihat. Chandra membanting tubuhnya ke atas sofa dan duduk di sana. Netty hanya berdiri di dekat pintu. Dia tidak menginginkan untuk bertemu Gewend dalam keadaan seperti itu. Netty tidak mau melihat Gewend khawatir.

       "Kemari!" Chandra menitah dia untuk duduk di sampingnya. Tetapi Netty masih diam, karena dia takut Chandra akan melakukan sesuatu yang lebih buruk. "Kenapa masih diam di sana? Kemarilah, aku mempunyai sesuatu untukmu."

        Netty melangkah mendekati pria itu. Dia duduk di sampingnya dan menciptakan  rasa tidak nyaman.

        "Aw...!"

        Chandra mendorong Netty hingga terjatuh. Matanya membuka lebar seperti sangat tidak menyukai Netty.

        "Aku tidak menyuruhmu untuk duduk!" ucapnya sambil berdecak kesal.

        Netty berusaha untuk bangun. Hatinya merasa sangat hancur sekali atas perlakuan Chandra padanya.

         "Semir sepatuku!" Chandra melempar sepatu yang dia gunakan tepat mengenai dada Netty. "Semir sampai bersih! Alatnya ada di gudang."

   
★★★

      Aripin membuka kedua matanya. Dia menatap jam kotak yang di letakan di dekat televisi.

       "Sudah jam delapan pagi," gumamnya pelan.

        Aripin membuka matanya lebar-lebar dan mulai melangkah turun dari sofa yang dijadikannya kasur. Dia membuka kamar tidurnya dan melihat Betty sedang tertidur di atas ranjangnya.

       Aripin tersenyum. Dia melangkah mendekat dan menarik bulu mata wanita itu.

       "Aw!" ucap Betty sambil terbangun dan menjambak rambut Aripin. "Kau melakukan apa saat aku tidur!"

       "Ti-tidak, aku tidak melakukan apapun!" Aripin mendoromg tangan Betty dan mengunci pergerakannya.

       "Lepaskan!"

       Aripin melepaskan tangannya, membiarkan Betty bergerak dengan leluasa.

       "Sekarang katakan padaku, kau melakukan apa semalam!"

        Aripin tertawa kecil. Dia segera beranjak pergi meninggalkan Betty di dalam kamarnya. Dia tidak akan melakukan apa yang telah dilakukannya semalam. Itu sangat menegangkan, tapi juga mengasyikan.

       Dia melepas jaketnya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Betty hanya diam melihat Aripin yang pergi tanpa menjawab apa yang dia katakan. Entah kenapa Betty merasa malam tadi ada sesuatu yang aneh. Dia tidak dapat mengingat apa saja, kecuali pria yang bersama Aripin telah pulang.

        "Betty! Aku lupa membawa handuk!"

        Betty memutar bola matanya malas. Dia meraih sebuah handuk yang sangat harum. Beberapa kali dia mencium aroma aroma bunga anggrek yang langka.

         Kakinya melangkah menghampiri arah suara berasal. Dia menatap wajah yang bersembunyi di balik pintu. Aripin tersenyum padanya. Tangan kanan pria itu meraih handuk yang Betty sodorkan.

        "Lihatlah otot-ototku!" tunjuknya pada Betty membuat wanita itu merasa aneh. "Kau mau lihat otot perutku?"

        Betty membelalakan kedua matanya. Seketika pikiran kotor melintas dalam benaknya dan membuat kakinya segera melangkah pergi.

THE PSYCHOPATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang