Aripin kembali memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. Dia tersenyum sinis melihat Gewend yang begitu lemah.
"Tadinya aku mengajakmu untuk bekerja sama mendapatkan Netty." Aripin menarik tangannya keluar. "Tapi jika kau menolak tidak masalah. Bagaimana? Mau ikut atau tidak?"
Gewend memudarkan senyum mendengar itu. Itu tepat sekali sesuai rencananya. Membawa Netty kembali kepada pelukannya dan membuat gadis itu bahagia. Gewend tersenyum kemudian menatap Aripin.
"Aku akan ikut jika kalian tidak macam-macam dengan keluargaku." Gewend menunduk kembali. Tubuhnya benar-benar letih untuk saat ini.
"Aku ingin tahu, kau siapanya Chandra?"
"Aku adiknya."
"Kenapa kakakmu bisa menikah dengan Netty?"
"Salahku. Rencanaku tidak berjalan sempurna. Tadinya aku berniat membuat Chandra dan dia kembali saling mengenal. Tetapi ayah, dia merusak segalanya."
"Ouh...." Aripin berjalan menjauh. "Kenapa kau tidak membunuh ayahmu?"
"Tidak bisa. Aku tidak mungkin melakukannya."
"Bagaimana dengan Chandra? Apakah kau berani untuk membunuhnya?"
Gewend diam sejenak kemudian mengangkat kepalanya kembali. "Kenapa kau begitu terobsesi dengan Chandra? Bukankah kau berteman baik dengannya?"
"Ya, tepat sekali. Tetapi manusia itu tidak baik selamanya. Aku sama sepertimu. Membutuhkan makan, minum, ya... Hidup seperti manusia. Aku sangat membutuhkan uang untuk keperluanku, dan kau tahu apa pekerjaanku?" Gewend menggeleng. "Aku menjadi pembunuh bayaran yang sama sekali tidak menyenangkan."
"Apa yang akan kau lakukan padaku? Kau akan menjual organ tubuhku?"
"Bisa jadi, tapi sepertinya uang yang akan aku dapatkan sangatlah kecil."
"Jadi apa yang akan kau lakukan?"
"Aku mempunyai tawaran." Gewend masih diam. "Maukah kau membantuku mencuri semua uang keluargamu? Ya.... Jika kau tidak mau artinya kau akan tetap berada di sini."
Gewend menengadah menatap Aripin. Dia menutup matanya sebentar kemudian membukanya. "Aku akan ikut bersama kalian."
"Bagus!" Aripin berteriak penuh kegirangan. "Apakah kau yakin dengan keputusanmu?"
"Ya, aku ingin Netty kembali padaku."
Asep masuk dan Aripin menghentikan bicaranya. Dia tersenyum pada Asep yang datang dengan membawa sebotol air.
"Untuk apa air itu?" tanya Aripin penasaran.
Asep tidak menjawabnya. Dia lekas menyirami tubuh Gewend dan memberikannya minum.
"Kenapa kau melakukan itu?" tanyanya lagi berusaha membuat Asep tenang.
"Aku hanya ingin alat tinjuku ini sehat."
"Bukan seperti itu caranya. Kau sama saja menyiksa dia. Kau tidak memberi dia makan, dia tidak bisa hidup tanpa makanan."
Asep tersenyum menyeringgai. Dia memegang tangan Aripin kemudian memberikan botol yang dipegangnya. "Lepas rantainya, jangan pakaikan dia baju. Alu ingin melihat dia kedinginan."
Asep pergi meninggalkan Aripin bersama Gewend. Aripin tersenyum sinis menatap pria dihadapannya yang sudah sangat lemas. Dia segera melepas rantai yang mengikat tangan Gewend. Aripin segera berlari membantu Gewend yang terjatuh. Pria meringis kesakitan saat tubuhnya terkena sentuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE PSYCHOPATH
Mystery / ThrillerKehausan dalam dirinya untuk membunuh semakin tidak normal ketika bertemu dengan pria dingin dan juga bengis. ---------------------=[PSYCHO]=--------------------- 🚫TIDAK DIPERUNTUKAN UNTUK MANUSIA PENGIDAP PHOBIA DARAH DLL. 🚫TIDAK DIPERBOLEHKAN U...