Penyekapan Yang Tidak Lama

208 19 0
                                    

     Malam terang karena rembulan, dunia terang karena cahaya, begitupun Betty. Hidupnya yang suram karena masa lalu kini di terangi oleh seorang pria. Pria yang entah bagaimana bisa dipertemukan dengannya. Betty sangat bahagia ada di dekatnya. Sekarang pria itu sedang mencari sesuatu, dan Betty akan menunggunya.

      Beberapa menit perjalanan Aripin masih menelusuri jalanan yang sepi. Dia menoleh kebelakang dan kebetulan menemukan sebuah motor yang ditunggangi seorang pemuda sedang mengarah padanya. Aripin berjalan ke tengah jalan dan memberhentikan motor itu.

     "Hei! Kau sudah bosan untuk hidup ya?" teriak pemuda itu dari atas motornya.

     Aripin tersenyum sinis. Kedua tangannya masih dimasukan ke dalam saku celana. "Aku bosan mendengar kalimat itu."

      Aripin berjalan mendekat padanya. Pemuda itu tampak kebingungan dan saat Aripin semakin dekat, raut ketakutan terlukis di wajahnya.

      "Kau akan melakukan apa?" Bibir pemuda itu bergetar dan jantungnya bertedak tidak normal.

      "Tenanglah, kau lihat ini!" Aripin mengeluarkan pisau dari saku jaketnya.

      "Kau akan membunuhku dan merebut motor ini? Jangan. Ku mohon padamu, jangan melakukan itu. Aku belum menikah."

      Aripin tertawa terbahak-bahak. Pemuda itu memanfaatkan kesempatan untuk kabur. Dia menarik pedal gas namun motornya kini terasa berat.

       "Teruslah berjalan!" ucap Aripin sambil menodongkan pisau yang dipegangnya ke leher pemuda itu.

       Aripin menghentikan tawanya. Duduk di jok belakang membuatnya merasa tidak nyaman.

       "Berhenti!" perintahnya tapi pemuda itu tidak berhenti. "Berhenti! Atau aku tusuk lehermu."

       Pemuda itu menarik rem dan menghentikan motornya.

       "Turun!"

       "Apa?"

       "Turun!"

      Pemuda itu turun dari motornya dan mengganti posisi dengan Aripin. Aripin menatap wajahnya yang sangat ketakutan. Pemuda seperti itu layak untuk meraskan pedih.

       "Kau mencuri motorku," katanya sambil berkaca-kaca.

       "Aku tidak memerlukan motor ini. Naiklah!"

       "Apa?"

       "Kau tuli atau berpura-pura tidak mendengar? NAIKLAH!"

       Pemuda itu duduk di jok belakang. Aripin memasukan pisau itu ke saku jaketnya. Motor itu kembali berjalan menyusuri jalanan kota hingga menemukan keramaian.

       Aripin meminggirkan motornya dan melangkah turun. Pemuda itu segera mengambil alih kemudi dan hendak kabur. Tetapi Aripin menahannya sehingga pemuda itu berteriak dan membuat orang-orang menatap mereka berdua.

      Aripin mendekatkan wajahnya ke telinga pemuda itu. "Ikutlah dengaku!" bisiknya.

       Pemuda itu memasang standart dan turun dengan tangan diangkat ke udara. Aripin segera menurunkannya agar menghilangkan kecurigaan orang-orang. Mereka berdua lantas memasuki bank besar kota Welis.

      Aripin membuka pintu dan melihat beberapa orang sedang mengantri untuk menukar uang. Tempat itu terlalu ramai, Aripin harus melakukannya satu-persatu.

       "Kau akan mengambil uang dan membayarku?"

       "DIAMLAH!"

       Semua orang berada di sana menoleh pada Aripin. Pemuda itu terlihat kebingungan. Dia kemudian mengikuti Aripin pergi dan mereka berdua masuk ke dalam sebuah ruangan.

THE PSYCHOPATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang