Imajinasi Tentangnya

157 19 0
                                    


     Mata setajam elang itu menilik setiap apa yang didapatnya. Hingga akhirnya dia berhenti pada seorang pria yang sedang berkebun. Betty melangkah perlahan dengan senyum tipis yang mengukir di wajahnya.

       Tangan kanannya mengeluarkan sesuatu dari dalam saku sweeter-nya dan mengangkat ke atas udara membuat benda itu bersinar terkena cahaya mentari.

        "Hallo!"

        Jleb!

       Pria itu berbalik setelah menancapkan cangkul ke tanah yang belum di gemburkan. Dia menatap Betty penuh penasaran. Kedua matanya menilik benda yang dipegang Betty.

       "Benda apa itu?" Pria itu membukakan topi koboinya dan memperlihatkan keringat yang muncul di bawah teriknya matahari.

       "Cincin!" Betty menurunkan tangannya dan memberikan benda kecil yang dipegangnya kepada pria itu. "Aku punya satu pertanyaan untukmu, tapi aku tidak akan mengatakannya di sini. Terlalu terik."

       Pria itu menatap cincin yang diberikan Betty. Mereka berdua kemudian duduk di atas bangku kayu untuk menjauhi sinar mentari yang begitu menyengat. Padahal tadi pagi sangat dingin.

       "Jadi, apa yang akan kau tanyakan padaku?" tanya pria itu sambil mengipasi wajahnya menggunakan topi koboi.

        "Apakah kau mengetahui tentang Aripin?" Betty menundukan wajah dan menggerakan kakinya menyapu tanah dan membuat debu bertebaran kemana-mana. "Aku sama sekali tidak ingin mengatakan ini, tapi dia membuatku penasaran." Betty mengentikan kakinya dan menatap pria itu.

        "Ya, aku tahu semua tentangya." Pria itu berhenti mengipasi wajahnya dan menatap pepohonan yang menari terkena hembusan angin. "Dia sangat misterius dan penolong. Aripin sangat peduli dengan keluarganya, hingga aku sering melihat dia membuat ibunya tertawa senang. Entahlah," Pria itu menengadah memperhatikan awan-awan yang mengambang di udara. "Aku tidak mengerti dengannya. Kehilangan anggota keluarga tidak membuat dia putus asa untuk tetap hidup. Dia sempurna untuk ibunya." Dia kembali menatap Betty.

        "Apakah saudaranya dan ayahnya masih hidup?"

         "Setahuku memang mereka masih hidup. Tetapi karena perceraian Aripin harus terpisah dengan keluarganya. Kau tahu apa yang membuat ibunya menjadi seperti itu?"

        "Em... Perceraian atau kecelakaan?"

       "Bukan. Dia menjadi seperti itu karena suaminya sendiri. Yang aku tahu suaminya membenturkan kepalanya ke dinding dan efeknya, ya... Seperti sekarang. Dia hanya bisa duduk di kursi roda dengan gerakan terbatas."

        "Dia sangat kejam. Siapa dia? Aku akan mencoba bicara dengannya."

        "Percuma, waktu tidak dapat diputar. Apa yang telah hilang tidak akan bisa dikembalikan. Dia itu sangat sibuk dengan pekerjaannya. Lagi pula, suaminya sudah menikah dengan wanita lain."

       "Dia tidak layak untuk hidup."

       "Maksudmu?"

       "Eh, tidak. Kau tahu Aripin sudah menikah?"

       "Menikah? Dengan siapa? Setahuku dia tidak pernah membawa seorang gadis. Baru kali ini dia membawa gadis ke sini, yaitu kau. Betapa beruntungnya gadis yang memiliki Aripin."

       Betty menunduk. Dia tidak mengerti dengan semua yang dialaminya hari ini. Clovert mengatakan bahwa Aripin telah menikah, sedangkan pria itu tidak mengetahui Aripin sudah menikah.

       "Ada masalah dengannya?" tanya pria itu khawatir melihat Betty yang tiba-tiba murung.

       "Tidak, aku hanya ingin mengetahui semua tentangnya. Maklum saja, aku baru mengenalnya."

THE PSYCHOPATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang