"Dia bilang mau kesini" Alvi menekan tombol power di handphone nya setelah menghubungi Rendi agar pergi kerumah Regas. "Lo kenapa sih?"
Regas hanya menggeleng pelan sambil memeriksa sesuatu di handphone nya.
"Muka lo ditekuk mulu. Kenapa? Si Terra belum bales chat lo?" Alvi tersenyum miring. "Paling lagi enak-enakan sama selingkuhannya"
Regas menatap Alvi tak suka sedangkan yang ditatap hanya mengangkat bahu tak peduli.
Brak
"Woy anjing. Nyantai dong! Lo kira tuh pintu ada asuransinya?" Teriak Alvi spontan. Matanya mengernyit melihat Rendi datang dengan sorot mata tajamnya.
"Gue baru tau kalo gue selama ini temenan sama orang brengsek"
Alvi dan Regas saling pandang. Sepertinya Rendi sedang galau. Ah pasti.
"Kenapa sih Ren? Lo galau lagi? Yaampun udahlah tinggalin aja tuh si__"
"BACOT!"
Sentakan Rendi membuat Alvi terdiam. Sepertinya Rendi benar-benar sedang murka.
"Kenapa lo tinggalin Alula bareng Rio? Lo tau kan Rio itu brengsek sama perempuan? Lo tau apa pura-pura gak tau bangsat?!"
"Kenapa sih lo? Dia cuma Alula. Bukan orang yang harus gue lindungin"
Rahang Rendi mengeras. "Dia perempuan. Udah tugasnya laki-laki buat lindungin perempuan. Lo bayangin kalo Alula itu Mama lo, apa lo bakal ngelakuin hal yang sama kayak yang lo lakuin ke Alula?" Rendi tersenyum kecut. "Ah iya. Lo kan benci sama Mama lo. Jangan-jangan Mama lo dalam bahaya, lo biarin aja"
Regas mulai tersulut emosinya. Maksud Rendi membawa Mama nya apa?
"Dan satu lagi. Kalo Terra yang diposisi Alula gue yakin Rio udah masuk rumah sakit gara-gara lo tonjokin. Dipikiran lo kan cuma Terra Terra dan Terra. Yang lain cuma debu ditumpukan sampah"
"Cukup! Gue rasa lo udah keterlaluan Ren. Lo kenapa sih?"
"Belajar dari mana lo jadi brengsek gitu Gas? Dari Rio?"
Alvi melihat kedua sahabatnya dengan cemas. Apa yang harus ia lakukan? "Woy elahh. Jangan berantem napah? Gue dilema nih kayak Cherrybelle"
"Alula jadi pacar gue itu karena suruhan lo. Jadi apapun yang dirasain Alula sekarang itu semua karena lo"
Bugg
Rendi memukul Regas tepat di sudut bibirnya membuat sudut bibir cowok itu berdarah. "Satu pukulan dari gue. Gue harap sifat brengsek lo hilang secepat mungkin. Gue gak kenal lo yang sekarang" Rendi tersenyum miring. "Tenang aja. Marah gue gak sampe satu hari jadi besok kita temenan lagi" Rendi berbalik meninggalkan kedua sahabatnya.
Regas dan Alvi.
🎀🎀🎀
Alula menunduk. Selama bersekolah, ia tidak pernah mendapat sindiran pedas sepanjang koridor. Sumpah demi apapun Alula tidak pernah merasa hina seperti ini.
Mau aja dijadiin selingkuhan.
Jadi cewek kok ngga ada harga dirinya.
Jadi bahan taruhan kok mau?
Why? Regas kok mau sama cewek model kayak dia?
Kasian banget jadi Terra. Diduain
Emang gak punya hati tuh cewek! Siapa sih namanya? Lele? Lula? Ah Alula
Gue doain karma dateng secepetnya ke lo, BITCH!
Alula menggeleng pelan. Ia hampir sampai kekelasnya, jangan sampai ia menangis disini dan menjadi tontonan semua orang.
Langkah Alula terhenti. Kepalanya yang menunduk langsung melihat sepasang sepatu di depan sepatunya. Tatapannya perlahan keatas dan seketika membelakak kaget saat melihat kakak kelasnya, Terra yang sedang menatap tajam ke arahnya. "Oh ini yang lagi viral. Siapa namanya? Alula? Cih, cakepan gue kemana-mana. Regas kok mau sama sampah masyarakat kayak lo"
Alula menunduk kembali. Tangannya memainkan tali tas dengan gemetar. Ia bukan cewek seperti itu. Bagaimana mengatakannya kepada semua orang?
"Gue masih heran sama Regas kenapa selera dia turun ke jalang kayak lo?!"
"Aku bukan kayak gitu kak" Alula menutup matanya. Berusaha meredam emosinya yang siap meluap.
"Terus apa? Oh, mau secara halus? Gimana kalo Perusak Hubungan Orang alias PHO?" Terra berdecih. "Sampah kayak lo emang hobinya cuma mimpi dan jangan harap semesta berbaik hati sama lo"
Terra mengangkat dagu Alula secara paksa agar menatap matanya. "Jangan pernah main api sama gue Alula. Gue mudah terbakar dan sulit dipadamkan"
Terra berbalik dan meninggalkan Alula yang mulai menangis.
🔥🔥🔥
Bab 6 selesai. Selamat membaca😊
Salam dari bininya Seokjin❤
Selasa, 2 oktober 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVVY✔
Teen Fiction[Cerita belum di revisi, tata bahasa masih berantakan] Bagi Alula, Regas adalah sebuah bayangan. Sekuat apapun menggenggam, nyatanya hanya hampa yang terasa. Namun, jauh dari kenyataannya, Regas menginginkan Alula. START : Minggu, 16 September 2018 ...