Bab 25

1K 51 0
                                    

"Rin udahan kek" Regas mengistirahatkan tubuhnya di kursi yang tersedia di toko baju. Disampingnya sudah ada delapan paper bag yang berisi semua belanjaan Arina. Ditambah boneka gurita jumbo yang berada di pangkuannya. Ia juga harus menoleh ke arah lain jika ingin berbicara karena boneka itu menghalangi pandangannya. "Kasian kak Alula nya itu"

"Kak Alula nya juga gak protes"

"Ya mana bisa dia protes? Emang lo kalo diminta tolong sama temen lo buat nemenin belanja terus lo cape, lo bakal bilang kalo lo cape ke temen lo?"

"Bilang lah. Sekalian minta makan"

"Ck. Lupa gue kalo lo tuh gak tau malu"

Alula tertawa kecil melihat interaksi keduanya. Jujur ia tidak lelah karena Arina belanja tidak terburu-buru dan membuat tenaga terkuras habis. Ia sih senang-senang saja. Ia juga bisa tau harga-harga baju sambil sesekali mengincar baju tersebut dan menargetkan harus membeli minggu depan atau bulan depan.

Ia juga bisa tau kalau Regas yang dingin dan cuek diluar akan berubah super duper cerewet jika bersama adiknya. Ah.. senang saja melihat tingkah manja Regas kepada adiknya. Gemes aja gitu. Eh? Apa yang barusan ia pikirkan? Gemes? Wahh.. habis ini jangan-jangan ia harus pergi ke klinik untuk memeriksa otaknya.

"Kak?"

Alula menoleh. "Iya kenapa?"

"Minggu depan pacar gue ulang tahun. Nih jam tangan bagus gak kalo dikadoin?"

"Eh? Kamu punya pacar?"

"Iya. Udah dua tahun. Tapi jangan bilang-bilang kak Egas dulu yah?"

"Berarti selama ini LDR.an dong?"

"Hehe. Iya kak"

"Yaudah itu aja. Aku juga suka kok"

"Yaudah deh. Gue ke kasir dulu yah. Kakak sama kak Egas dulu aja disana"

"Oke" Alula berbalik dan menghampiri Regas yang sedang menutup matanya. Ia mengambil belanjaan Arina dan menaruhnya dibawah lalu ia pun duduk disamping Regas.

"Lo cape gak?"

Alula menoleh. Ia mengernyit melihat Regas yang masih menutup matanya. Namun tak lama mata itu terbuka. Regas pun menyingkirkan boneka itu dari pandangannya. "Hh??"

"Nggak kok"

"Oke" lalu Regas kembali menutup wajahnya dengan boneka gurita milik Arina.

Alula tersenyum kecil. See? Mana tadi sifat  cerewetnya itu?

"Kak Al? Kak Egas? Ayuk pulang. Udah selesai nih" Regas mendongak menatap Arina yang tengah berlari menghampiri dirinya dengan girang. "Udah belanjanya?"

"Udah dong. Makasih yah kak Egas. Kak Alula juga"

Alula tersenyum sedangkan Regas hanya memutar bola matanya malas. "Yaudah"

"Minta tolong bawain yah?"

"Iyaiya. Sana duluan ke mobil"

Arina mengangguk semangat. Tangannya meraih tangan Alula dan menggandengnya erat. "Ayuk kak"

"Eh iya" Alula pun dengan pasrah dibawa kemanapun Arina pergi. Meninggalkan Regas dengan belanjaan Arina plus boneka gurita jumbo milik Arina.

👄👄👄

"Kak makasih yah udah temenin gue" Arina menampakkan setengah tubuhnya di kaca mobil. "Itu boneka guritanya simpen yah?"

Alula mengelus boneka gurita mini yang ternyata Arina membelinya saat dirinya pergi ke toilet. Tentu ia akan menyimpannya baik-baik. "Iya sama-sama. Makasih juga ya bonekanya. Aku bakal jaga kok"

"Harus dong. Yaudah gue pulang ya kak. Dahhhh" Arina melambaikan tangannya yang dibalas oleh Alula. Mobil pun melaju meninggalkan halaman rumah Alula. "Dah kak Alulaaaaaaaa" teriak Arina sebelum hilang ditikungan jalan.

Alula hanya tersenyum kecil. ia pun memasuki rumahnya dan siap akan ditanyai oleh Ibunya kenapa baru pulang.

👻👻👻

"Mamaaa... Arina pulang" Arina membuka pintu dan segera berlari menuju Mamanya yang sedang menata makanan. "Mama.. Arina kangen" Arina memeluk Devina dengan erat.

"Anak Mama udah pulang. Gimana? Sehat-sehat aja kan?"

"Sehat dong. Apalagi ketemu sama kak Egas tersayang" Arina menoleh dan terkikik geli melihat kakaknya sedang membawa belanjaan dan terlihat kesulitan saat membawa boneka gurita kesayangannya. "Sini-sini bonekanya" Arina mengambil alih boneka gurita dari tangan Regas dan menaruhnya disalah satu kursi didekatnya. "Makasih ya kak"

"Hm"

Devina tersenyum kecil. "Kamu gak boleh gitu sama kakak kamu Arin. Gak baik"

"Iya iya maaf" Arina makin melebarkan senyumnya apalagi saat Mamanya memberi tau lewat telepon bahwa Kakaknya itu sudah memaafkan Mamanya. Itu sudah cukup melengkapi hidupnya. "Ayo makan. Hari ini gue bakal suapin kak Egas"

"Gak. Gak ada suap-suapan"

"Iya deh" Arina menurut kali ini. Ia pun menduduki tempatnya. Ia mengambil piring lalu memasukkan nasi dan menaruh ayam goreng, cumi balado, dan tumis kangkung diatasnya. Ia pun memberikan piring tersebut untuk kakaknya. "Nih"

"Makasih"

"Samasama" Arina pun mulai mengambil piring untuknya dan Mamanya. Ia pun memasukkan lauk-pauk kedalam piringnya dan Mamanya. Setelah selesai ia pun mulai memakan makanannya. "Iss kangen banget ama masakan Mama"

"Masakan Mama kan pasti sama kayak nenek kamu"

"Engga. Beda banget. Nenek masakannya serba asem. Suka banget pake air jeruk nipis"

"Masa sih?" Devina tertawa kecil. Benar. Ibunya memang sangat menyukai asam. Semua makanannya pasti ada rasa asam. Entah asam manis maupun asam pedas.

"Iya. Kakak kalo tinggal disana pasti gak bakal betah. Udah Nenek bawel banget lagi"

"Bawel karena lo nya gak nurut" ucap Regas dengan pedasnya. Ah pasti habis memakan cumi balado buatan Mama.

"Ma, Mama buat cumi balado gak pedes banget kan? Iss itu si Kakak omongannya pedes banget"

"Bodo"

Devina tersenyum melihat interaksi adik-kakak ini. Dulu saat Regas masih membencinya, ia sering menelpon Arina untuk sering-sering ke Indonesia. Karena hanya karena Arina, Regas sesekali bisa bicara dengannya. Dan hari ini ia sangat bahagia karena ia bisa bebas bicara dengan anak laki-lakinya.

"Udah-udah. Makanannya habisin dulu. Habis itu baru boleh berantem lagi"

Mendengar itu Arina semangat untuk menghabiskan makanannya. Karena ia akan melanjutkan perang dunia dengan kakaknya. Welcome back again kakakku tersayang.

✊✊✊

Bab 25 selesai. Selamat membaca😊

Salam dari bininya Seokjin❤

Minggu, 16 Desember 2018

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang