"Kalo sakit bilang yah Regas" Alula meneteskan obat merah ke atas kapas lalu mulai mengobati pelipis Regas. Matanya menatap pelipis itu yang mengeluarkan darah. Namun bagaimanapun usaha Alula untuk tidak menatap mata Regas tetap saja matanya sudah terfokus pada satu titik. Mata coklat Regas.
Alula mengerjapkan matanya berulang kali lalu menjauhi wajah Regas. "Kenapa lo?" Tanya Regas dengan sebelas alis terangkat sempurna.
"Ahhh..ngga kok. It..itu udah aku obatin. Aku kekelas yah. Cepet sembuh Regas"
Alula membuang kapas itu ke tempat sampah lalu berlari keluar UKS. Berdekatan dengan pak Adit maupun Regas memang sama-sama membunuhnya secara mendadak.
🐋🐋🐋
"Nih orang yang dari tadi dicariin. Kemana aja lo?" Ira berkacak pinggang. Matanya menatap Alula yang sudah duduk dikursinya dengan nafas yang memburu. "Lo kenapa Alula... kayak abis dikejar penagih utang"
Alula menarik tangan Ira agar duduk disampingnya. "A..aku baru tau Regas punya mata coklat" cicit Alula. Suaranya sudah seperti tikus kejepit.
Ira memukul lengan Alula. "Regas itu terkenal karena mata coklatnya yang indah. Makanya dia jadi ganteng banget Alulaaaaa. Lo kok baru tau?"
"Sttt.. jangan berisik Iraaa. Nanti orang-orang pada liatin kita"
"Iya. Jadi kenapa lo bisa liat mata Regas coklat? Hm?"
"Jadi tadi tuh pas kamu tinggalin aku di lapangan, aku dipanggil pak Adit buat obatin Regas. Daripada aku kena amukan pak Adit ya aku turutin aja. Aku bawa deh Regas terus aku obatin. Selesai"
"Kalo lo obatin Regas... BERARTI MUKA LO SAMA REGAS DEKETAN DONG!!!"
"Iraaaa... jangan kenceng-kenceng" Alula pasrah. Memang kalo cerita sama Ira selalu menanggapinya dengan luar biasa.
"Maap-maap. Habisnya lo bikin gue jantungan tau gak?"
"Aku kan lagi gak nakut-nakutin kamu Ra. Gimana bisa bikin kamu jantungan"
"Tapi lo bikin gue kaget!"
Alula melihat sekelilingnya. "Aku gak liat Tresa, kemana dia?"
"Oh Tresa. Dia lagi kumpul Osis"
Alula menganggukan kepalanya. Pikirannya masih dipenuhi penampakkan mata coklat Regas yang indah. Seakan-akan mengusik hati Alula yang tenang.
🐕🐕🐕
"Hijau, melingkar, jalannya mundur. Apa hayo?"
Otak Rendi seketika bekerja kembali. Mencari jawaban dari tebak-tebakan yang diberikan Alvi. "Syahrini pake baju ijo lagi goyang Inul?"
Seketika Alvi menjitak kepala Rendi. "Gak nyambung nyet!"
Rendi mengusap kepalanya yang mendapat jitakan luar biasa dari Alvi. "Apa ya kira-kira? Gas Lo tau gak jawabannya?" Tatapan Rendi kini berpindah ke arah Regas yang sedang memainkan game online.
"Obat nyamuk" jawab Regas datar. Matanya menatap Handphone seperti liat gebetan lewat. Fokus.
"Obat nyamuk?" Rendi menggaruk tengkuknya bingung. "Tuh Regas udah jawab. Bener gak?"
"Woaaaaa... Regas pinter sumpah. Gak boong ini" Teriak Alvi dengan girangnya. "Nih sesuai janji gue, gue kasih seratus ribu yang berhasil jawab" Alvi melambai-lambaikan uang di depan wajah Regas.
"Eiitt.. ini buat gue aja Regas gak suka duit. Ya kan Gas?" Tanggapan Regas yang datar membuat Rendi semangat merampas uang seratus ribu ditangan Alvi. "Lumayan buat malam mingguan"
Alvi berdecih. "Gak modal najis"
"Regas?"
Regas menoleh sekilas lalu kembali fokus dengan handphonenya. Melihat itu Alvi dan Rendi tertawa mengejek. "Mampus dikacangin" celetuk Rendi dengan puasnya.
Cewek dihadapan Regas itu menghentakkan kakinya kesal lalu segera duduk disamping Regas. "Regas aku disini lho. Jangan dianggurin dong"
Regas dengan terpaksa menyudahi bermain game online nya. Matanya kini menatap intens cewek disampingnya itu. "Kenapa?"
Cewek itu tersenyum lebar. "Nanti anterin aku ke Mall yah. Aku mau belanja"
"Porotin aja terus si Regas. Dasar matre" sindir Rendi begitu menohok. Namun cewek itu malah bergelayut manja di lengan Regas. "Yah Regas?"
"Regas gak bisa Terra. Jangan maksa dong jadi cewek" kini giliran Alvi yang bersuara membuat cewek bernama Terra itu menatap kedua cowok dihadapannya dengan tatapan tajam. Namun jangan berfikir bahwa Rendi dan Alvi akan ketakutan karena mereka kini hanya memutar bola matanya malas dan merasa makin muak dengan tingkah kekasih sahabatnya itu.
"Gue gak bisa. Mau kumpul mingguan sama temen-temen gue"
"Regas.. absen sekali doang gapapa kali? Ya ya ya?"
"Udah Gas pergi aja sana sama Terra" Rendi menatap Terra denga jijik. "Cewek kegatelan" lalu Rendi beranjak dari kursi dan pergi dari kantin.
"Woyy tunggu gue nyet!" Alvi menatap Terra kesal dan pergi menyusul Rendi.
"Iya gue anterin. Lain kali lo gak boleh ganggu acara mingguan gue"
"Aaaaaa... Regas makasihh" Terra menyenderkan kepalanya ke bahu Regas. Senyum kemenangan dan senyum licik terlukis di bibir cewek itu.
🐒🐒🐒
Bab 2 selesai. Selamat membaca😊
Salam dari bininya Seokjin❤
Kamis, 20 September 2018

KAMU SEDANG MEMBACA
SAVVY✔
Novela Juvenil[Cerita belum di revisi, tata bahasa masih berantakan] Bagi Alula, Regas adalah sebuah bayangan. Sekuat apapun menggenggam, nyatanya hanya hampa yang terasa. Namun, jauh dari kenyataannya, Regas menginginkan Alula. START : Minggu, 16 September 2018 ...