Bab 39

1K 35 4
                                    

_
_
_
_
_
_

Hubungan seseorang memang tidak pernah baik-baik saja. Kadang sebuah pertengkaran selalu menguji keduanya. Kadang pula masalah bukan dari kedua belah pihak, tapi dari orang lain.

Orang bilang, sebuah ujian didalam hubungan akan membuat hubungan itu makin erat dan bertahan lama. Namun kadang orang salah, mereka tidak pernah membayangkan sebuah kesalahan besar yang hadir dalam suatu hubungan yang sudah tidak bisa ditoleransi oleh keduanya. Baik yang salah maupun yang benar.

Kini hubungan Alula lah yang sedang diuji. Hubungan yang baru satu bulan namun sudah mendapat masalah yang luar biasa.

Alula kini hanya diam. Mereka berdua belum beranjak dari rumah ini. Rumah yang menurutnya menjadi awal mula mimpi buruknya.

Regas masih menggenggam tangannya bahkan kini cowok itu lah yang mengeratkan genggamannya sendiri. Alula bahkan sudah berniat akan pergi dari sini. Jujur, semua yang terjadi ini akan semakin membuat rasa benci timbul di permukaan hatinya dan ia sungguh tidak ingin.

"Terra datang kerumah. Dia nangis-nangis sambil sebut nama kamu. Mama gak tau harus lakuin apa" ucap Devina.

Alula melihat Terra tanpa ekspresi. Kakak kelasnya itu terus mengelus perut ratanya. Tak lupa isakan tangis tak pernah berhenti menghiasi wajahnya. Alula sedikit iba melihat perempuan itu. Apa benar anak yang dikandungnya adalah anak Regas. Kekasihnya saat ini?

"Kita udah lama putus. Seinget gue, gue gak pernah nyentuh lo sedikitpun. Gimana bisa lo anggap anak yang lo kandung adalah anak gue. Bisa aja itu anak orang lain yang gak mau tanggung jawab kan?"

"Regas!" Devina menatap anaknya tak menyangka. Tak menyangka Regas akan berkata seperti seorang yang lari dari tanggung jawab.

"Kenapa Ma? Aku bener. Dia itu udah lama putus sama aku. Tolong Ma, berpikir dua kali. Mana bisa aku hamilin Terra sedangkan aku aja gak pernah nyentuh dia sama sekali"

"Lo pernah nyentuh gue, bahkan lebih. Sampai anak ini ada dalam rahim gue"

Mendengar itu sontak membuat Alula menghempas tangan Regas yang menggenggam tangannya. Gerakan refleks itu membuat Regas menoleh dan menatap Alula khawatir.

"Alula lo harus percaya sama gue"

Alula menutup mulutnya. Kepalanya menggeleng tak percaya. Alula sangat terkejut bahkan ia seperti akan mati terkena serangan jantung. "Regas..."

"Jaga ucapan lo! Kapan gue pernah nyentuh lo?" Regas mendekati Terra. Cowok itu mencengkram bahu Terra dan memaksanya berdiri. "Jangan main-main sama gue, Terra"

Devina menarik Regas. Berusaha menjauhi Terra dari jangkauan Regas. "Cukup Regas. Terra punya bukti"

Regas terkejut. Bahkan tatapan cowok itu menjadi tajam. "Bukti apa? Mama jangan becanda!"

Terra merogoh sakunya. Mengambil handphone dan memutar sebuah video. "Ini video gue pas setelah kita melakukan itu"

Video berdurasi 5 detik itu menampilkan Regas yang sedang tertidur dengan bertelanjang dada. Keduanya memakai selimut yang sama. Di video itu Terra sedang tersenyum dan mencium pipi Regas. Setelah itu video pun selesai.

Devina mengalihkan pandangannya. Melihat itu lebih dari sekali membuat hatinya seperti teriris.

Sedangkan Regas hanya diam. Pandangannya tetap pada Terra meski video itu telah usai dan handphone Terra sudah berada di sakunya kembali.

Pandangan ketiganya beralih, saat terdengar suara pintu tertutup. Regas segera menyadari bahwa Alula sudah pergi.

"Kalo hubungan gue sama Alula berantakan karena ini, lo gak bakal bisa hidup tenang Terra" setelah mengucapkan itu, Regas berlalu pergi menyusul Alula yang mungkin sudah berada jauh darinya.

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang