Bab 23

1.1K 53 0
                                    

Alula melambatkan langkahnya saat sudah memasuki kawasan sekolah. Ia tersenyum sesekali saat melihat adik kelas yang menyapanya atau seseorang yang ia kenal. Seperti ini contohnya.

"Alulaaaaa...." Alvi melambaikan tangannya heboh. Matanya mengerling genit. "Sehat kan Al?"

Alula tersenyum kecil. "Iya iya. Aku sehat kok"

Rendi berdecih sinis melihat tingkah sahabat bobroknya. "Lewat aja Al kalo dia nanya. Pleyboi cap kucing. Cih"

"Sialan. Gue bukan Playboy yah? Cuma demen aja genitin cewek"

"Tuh tuh Al. Denger kan dia tuh emang P.L.A.Y.B.O.Y!"

"Yaudah sii. Mending playboy daripada ngegantungin cewek kayak si onoh noh! Si anak cacing"

Rendi terkikik geli saat mata Alvi melotot tajam ke arah Regas yang baru turun dari mobilnya. Regas yang bingung hanya mengangkat alisnya. "Ha?"

"Gausah sok polos ya lo Regas! Ha he ho sok-soan cengo. Cuih"

"Ren kapan nih rencana ngerobek poster Elsa besar-besaran? Sekarang aja lah"

Alvi melebarkan matanya saat mendengar ucapan tak berdosa dari Regas. "Heh! Jangan sentuh Elsa gue"

"Kuy lah"

Alvi yang geram segera menendang asal Rendi dan Regas. "Bangsat ama anjing cocok banget emang kalo nyatu"

"Ehm"

Alvi langsung berhenti menendang. Sedangkan Rendi dan Regas memandang lurus ke arah cewek yang sedari tadi diacuhkan. "Eh maaf ya Alula jadi dianggurin kan" ucap Rendi kikuk.

Regas berdehem. "Ren, pulang sekolah temenin gue ke bandara. Gue mau jemput Ar__"

"Gabisa.. hari ini gue temenin si monyet beli poster official Elsa. Katanya cuma ada hari ini"

"Ck. Lo pada kan tau gue gak biasa ke tempat rame sendirian"

Rendi tampak berfikir sedangkan Alvi dengan angkuhnya berdiri sambil memainkan kukunya. "Ahh... Alula"

Alula yang memang menyimak, segera mengutarakan protesnya. "Eng__"

"Minta tolong ya Al. Si Regas gak biasa sendirian. Dia bisa nyasar, serius"

Regas ingin protes tapi melihat wajah penuh penekanan dari Rendi, membuat ia mengurungkan niatnya.

"Oke Al?"

Alula menipiskan bibirnya. Matanya melihat sekeliling berharap mendapat keyakinan bahwa ia ingin menolak. Tapi yang ia lihat malah Alvi yang sedang merayu adik kelas. Beneran playboy ternyata.

"Al? Demi gue deh. Gue gak bakal bisa tidur kalo sampe Regas kesasar terus nyari emaknya. Galucu nanti"

Regas mendengus. Bully terosss...

"Iya deh"

"Nah gitu dong. Urusan Tresa sama Ira biar gue yang urus. Sekarang yuk Al kita kekelas. Gue temenin"

Alula tersenyum tipis dan mulai mengikuti langkah Rendi yang berjalan menuju area kelas.

Meninggalkan Alvi yang masih berusaha, dan meninggalkan Regas yang kini tersenyum kecil.

🕶🕶🕶

Selama perjalanan menuju kelas, Alula terus menunduk. Disampingnya ada Regas, didepannya ada Rendi, dan dibelakang ada Alvi yang baru menyusul.

Alula melirik sekelilingnya dan ia bisa melihat semua orang menatapnya. Ah ia hampir lupa. Ia kini sedang dikelilingi Most wanted seantero sekolah ini. Pantas saja semua orang seperti akan memakannya hidup-hidup.

"Shhh.." Alula memegang keningnya setelah bertabrakan dengan punggung Rendi.

Rendi yang menyadari itu segera berbalik dan memeriksa Alula. "Eh maaf. Gue berhenti mendadak. Itu didepan ada lintah sawah"

"Hh?" Alula mendongak bingung. Ia mengintip lewat punggung Rendi untuk melihat siapa itu 'Lintah sawah'.

Alula melebarkan matanya saat melihat Terra dan kakak kelasnya Rio yang kini sudah berada dihadapannya. Bukan. Bukan itu maksudnya. Permasalahannya adalah kini Terra berada dihadapan Regas.

Alula melirik Regas yang masih memasang wajah tenangnya. Entah mengapa perasaannya lega begitu saja saat melihat tidak ada raut wajah marah dari cowok itu.

"Minggir. Cowok paling ganteng plus putri kerajaan mau lewat" Rendi mengibaskan tangannya. Berusaha mengusir dua orang yang menghalangi jalannya.

Rio berdecih. Menatap sinis Alula dan Regas. "Dipake juga tuh cewek. Kirain dibuang"

Alula melotot. Hatinya terasa teriris saat mendengar ucapan yang keluar dari kakak kelasnya itu. Dipake? Dibuang? Apa ia dianggap hanya sebuah barang?

Alula hanya menunduk. Berusaha meredam rasa sakitnya. Ia ingin pergi dari sini. Tapi situasinya akan memburuk jika ia pergi sekarang.

"Maksud lo apa ngomong gitu?"

"Gue ngomong buat dan tertuju sama Regas. Kenapa jadi lo yang marah? Regas aja daritadi nyantai. Ya mungkin dia anggap Alula juga kayak gitu"

Rendi menoleh kearah Regas dan merasa geram sendiri. Kenapa Regas diam saja? Kenapa Regas membuat semua ucapan cowok brengsek itu terlihat benar.

Alula memejamkan matanya. Langkahnya mulai mundur teratur. Namun tangannya segera ditarik membuat cewek itu berhenti dengan tiba-tiba.

Alula menatap tangan yang kini menggenggamnya dengan erat sementara mata cowok itu tetap menatap ke depan. Alula menipiskan bibirnya. Jadi ia harus bagaimana? Tetap disini dengan Regas yang menggenggam tangannya, atau pergi bersama sakit dihatinya?

Tiba-tiba Alula merasa ada yang memegang pundaknya lalu disusul bisikan yang membuatnya mengangguk pelan.

"Jangan dengerin. Namanya anjing, sukanya menggonggong" Alvi menjauhkan tangannya dipundak Alula setelah melihat cewek itu mulai mengangguk paham.

"Udahlah sana! Hussh hushh.. demen amat nongolin muka. Gak malu?" Rendi masih gigih mengusir hama berbahaya yang berdiri dihadapannya. "Atau gue yang pergi?"

"WOYYYY... REN MAJU NAPAH? ADA APAAN SIH? ADA EEK NEMPEL DI LANTAI?" teriak Alvi dari belakang. Membuat semua orang menatapnya. "AMBIL PASIR AJA REN KALO JIJIK BERSIHINNYA"

Rendi tersenyum miring mendengar teriakan memalukan dari Alvi. Tentunya memalukan bagi dua orang dihadapannya ini. Buktinya kini mereka tengah menahan emosi. "Udah sana. Bawa noh cewek dapet mungut. Karungin sekalian"

Terra hendak membalas namun Rio sudah menariknya duluan hingga hilang dari pandangan Rendi dan lainnya.

"Good job mas bro" Rendi mengacungkan jempolnya ke arah Alvi dan cowok itu mulai melanjutkan langkahnya kembali. Diikuti Regas, Alula dan Alvi yang pastinya tetap berada dibelakang. Tidak mau mengganggu pasangan katanya.

🎸🎸🎸


Bab 23 selesai. Selamat membaca😊

Salam dari bininya Seokjin❤

Rabu, 5 Desember 2018

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang