Bab 53

1.1K 50 20
                                    

Apakah kamu percaya, kamu adalah untukku?

-More & More (Twice)-

-
-
-
-
-

Setahun kemudian....

"Alula!"

Merasa dipanggil, cewek dengan pita merah dirambutnya itu menoleh. Lalu, dengan cepat Alula bisa merasakan bajunya kembali diwarnai dengan pilox. Kali ini warnanya berbeda dari sebelumnya, warnanya hijau terang, kesukaan Tresa. "Tresa ... pelan-pelan, kamu ngabisin tempat tau,"

Tak menghiraukan, Tresa mengambil spidol hitam disaku bajunya lalu mulai menuliskan sesuatu dipundak Alula. "Biar lo inget gue terus."

"Jangan tulis yang aneh-aneh ya,"

Tresa menjauhkan tubuhnya pada Alula, tersenyum tipis atas karyanya di baju Alula. "Alula nggak bisa hidup tanpa Tresa plus emoji hati warna hitam. Itu yang gue tulis di baju lo, bagus kan?"

"Alay, eww.."

"Alula! Tresa..." dari kejauhan, Ira sudah berlari dengan puluhan tangkai bunga mawar dan lima batang cokelat ditangannya. "Gue belum tulis di baju lo-lo pada!"

"Buset ... panen lo?"

Alula tertawa pelan. Mengambil satu buah cokelat ditangan Ira saat cewek itu tepat dihadapannya. "Bagi!"

"Ambil deh, kebanyakan juga." Ira merogoh saku bajunya dan menarik sesuatu disana. "Tresa, balik badan lo!"

Tresa menghela napas pun tetap menuruti Ira. "Jangan alay! Awas lo."

"Nggak kok." Ira tersenyum tipis. "Udah."

"Al, apa yang Ira tulis?"

Alula mengalihkan pandangannya pada baju belakang Tresa. Seketika senyumnya tak lagi bisa ditahan. "Pawang Ira terus dibawahnya ada gambar kepala anjing."

Tresa melotot. Tangannya secara otomatis memukul pundak Ira hingga semua barang-barang ditangan cewek itu, jatuh berserakan. "Sialan lo!"

"TRESA! Ambil nggak?!"

"Males."

Ira berdecak. Sangat malas jika harus berdebat dengan Tresa dihari kelulusan ini. Dengan helaan napas, Ira memungut sendiri barang-barangnya. "Nyusahin lo!"

Alula sudah siap akan menulis sesuatu dibaju Ira, namun menatap baju cewek itu sudah tak tersedia tempat, Alula mengernyit heran. "Baju kamu penuh, Ra. Aku nulisnya dimana?"

Tresa ikut memandang baju Ira. "Lah iya, banyak bener. Coba liat-liat," Tresa menarik pundak Ira dan menatap semua tulisan-tulisan itu. "Semangat kak Ira!" Tresa menggeleng pelan saat membaca semua coretan di baju Ira yang sepenuhnya tulisan penggemarnya. "Sering-sering dah lo bikin konten, Ra, banyak banget fans lo ternyata."

"Masa sih? Gue kira cuma tulis-tulis nama doang."

"Ck ck ck ... coba sini deketan."

Ira menurut. Lalu, Tresa menarik kerah seragam Ira dan mulai menulis sesuatu disana. "Udah! Al, lo tulis disini aja. Jangan panjang-panjang, lahannya nggak ada."

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang