Bab 14

1.3K 58 0
                                    

"Asikkk. Alula bawa kue" Ira mengambil salah satu potongan kue. "Dari siapa?"

"Dari Rendi. Katanya abis ngerayain putusnya Regas sama kak Terra"

"Gilaaa!! Mereka bener-bener gak setuju yah sama hubungan Regas-Terra? Sampe putus aja dirayain" Tresa mengambil potongan kue lainnya. "Tapi emang bener yah kata orang, sahabat tuh segalanya deh. Kadang firasatnya sama kebenciannya tuh bener gitu"

Ira mengangguk begitupun Alula.

"Al? Jadi hubungan lo sama Regas gimana? Gak enak banget jadi ngambang gitu" Tresa menatap Alula. Menurutnya hubungan Alula dan Regas masih diluar akal sehatnya. Bayangkan saja, ada cowok yang menyatakan cinta pada dirimu di depan semua orang tapi semua orang pun tau cowok itu sudah memiliki kekasih.

Tresa pikir pun, Alula tidak bisa disebut pacar Regas karena hubungannya yang begitu rumit namun jika Tresa anggap Alula sebagai selingkuhan, itu juga tidak bisa karena posisi Alula itu sudah diketahui banyak orang kalau dia pacar Regas bukan selingkuhan dan setau Tresa, selingkuhan itu pacar yang disembunyikan. Tapi Alula kan gak disembunyikan.

Dan sekarang yang lebih membingungkan adalah Regas sudah putus dengan Terra, lalu status Alula pacar Regas gitu? Gak enak banget dengernya. "Kalo sekarang Regas pacar lo, dia harusnya ngelakuin hal-hal selayaknya pacar ke lo. Tapi apa? Nyapa aja dia gak pernah"

Alula menghela nafas. "Gini aja deh. Kalo dia anggap aku sebagai pacar dia, berarti aku pacar dia. Tapi kalo dia gak anggap sama sekali, ya gapapa. Aku sih gak mikirin lah. Yang penting aku bahagia. Gitu aja"

"Kalo gini tuh lo yang susah. Lo gak bakal bisa deket sama cowok lain. Serius deh mending lo tanyain sama Regas. Khawatir gue sama lo"

"Yaudahlah. Kalo ada yang nanya status Alula apa? Suruh tanya aja sama Regas. Kita mah gak tau menau. Gitu aja" Ira menggigit potongan kue terakhir. "Sumpah nih cheese cake terenak yang pernah gue rasain"

Alula melebarkan matanya saat melihat kotak makan yang kosong. "Iraaa. Kok di habisin semua? Aku kan belum coba"

Ira hanya nyengir-nyegir kuda. Matanya mengerjap sok imut. "Maaf ya Alula"

Alula hanya bisa pasrah. "Yaudah. Gapapa"

"Dasar rakus!" Tresa melempar kotak makan ke arah Ira dan dengan sigap tangan Ira menangkap kotak makan itu. "Balikin sendiri sana ke Rendi"

"Iya iya"

🦂🦂🦂

Alula menatap jalanan dengan horror. Hari sudah petang dan ia masih berada disekolah. Alula menunduk. Seharusnya ia tak menerima ajakan ketua osis disekolahnya untuk menjadi pengganti sekretaris osis yang telah mengundurkan diri. "Pasti pulangnya bakal kayak gini setiap hari. Aaaaa mana gak ada angkot daritadi"

Alula memutuskan untuk mencari ojek di ujung jalan sana. "Semoga aja masih ada"

Alula mulai melangkahkan kakinya perlahan. Matanya menatap was-was jalanan namun tiba-tiba pandangannya terkunci pada sekerumpulan orang beberapa meter darinya.

Tolonggg

Tolonggg

Ada kecelakaan disini. Cepat panggil ambulance. Korban sedang sekarat.

Saya tidak bisa menemukan identitas korban.

Kita harus menghubungi keluarganya.

Pak bawa saja ke mobil saya.

Alula menatap puluhan orang yang sedang berusaha menolong ataupun hanya menonton saja dengan gusar. Matanya mengerjap saat melihat korban dengan darah dimana-mana sedang di bawa ke salah satu mobil relawan yang ingin membantu.

Perlahan kepalanya mulai pusing. Teriakan minta tolong dan wajah orang-orang yang panik mulai memenuhi pikirannya. Tangan Alula meraba tembok di pinggirnya. Pandangannya mulai buram.

Alula terduduk. Tangannya memegang kepalanya yang mulai merasa pusing luar biasa. "Ibuuuuuu.. Alula takut" cicit Alula. nafasnya tercekat hingga rasanya ia tak mampu menghirup oksigen sama sekali.

Pandangannya benar-benar buram. Alula benar-benar sudah tak bisa melihat apa-apa saat kesadarannya mulai hilang.

👣👣👣

Regas memasuki mobilnya setelah ia membeli minuman bersoda di minimarket depan sekolah. Mengunjungi rumah Alvi memang membuatnya lelah. Bagaimana tidak, seluruh kamar Alvi tertempel poster Elsa. Belum lagi keponakannya yang aktif luar biasa terus mengajaknya bermain bersama. Ia tak mungkin kan menolaknya?

Mobilnya berhenti saat melihat kerumunan di depannya. Sebenarnya ada dua kerumunan. Di depannya, dan ditrotoar samping mobilnya. Setelah berfikir dua kali, Regas pun berniat memeriksa kerumunan yang terdekat. Yaitu di trotoar.

Regas turun dari mobilnya. Ia menghampiri kerumunan itu dan berusaha memeriksanya lebih dekat.

Saat mendapat posisi terdepan, seketika Regas melebarkan matanya. Ia melihat seorang yang ia kenal. Bibirnya pucat pasi. Keringat membasahi tubuh gadis itu. "Alula?"

🕊🕊🕊

Bab 14 selesai. Selamat membaca😊

Salam dari bininya Seokjin❤

Jum'at 19 oktober 2018

Note : malem malem update😂

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang