Bab 28

1K 49 0
                                    

'Jika ingin menangkap penjahat, maka kau harus lebih jahat'

-SUITS-

☇☇☇

Arina mengetukkan kaca mobil milik kekasihnya itu yang terparkir di depan sebuah toko yang sudah tutup. Telunjuknya mengisyaratkan kekasihnya itu untuk membuat pintu mobil agar tidak terkunci. Setelah terbuka Arina langsung memasukki mobil kekasihnya itu, Rean.

"Tumben minta ketemuan. Disini pula. Aku gak pernah kesini sebelumnya lho. Untung gak nyasar" Arina mengubah posisi duduknya agar berhadapan dengan kekasihnya itu. "Kenapa sih? Kamu lagi ada masalah?"

"Rin...." Rean memegang pipi Arina membuat cewek itu sempat terkejut. "Rinn.."

"Iya kenapa Yan?" Arina yang tak terbiasa dengan situasi aneh seperti ini memilih memundurkan posisinya agar sedikit menjauh dari Rean. "Kamu..kenapa sih?"

Srett

"REAN!!!" Arina dengan sigap menutupi area dadanya yang kini tak tertutup baju karena Rean dengan kurang ajarnya merobek bajunya. "Apa-apaan kamu!"

Rean tak menjawab. Ia malah meraih tengkuk Arina dan merenggut ciuman pertama gadis itu dengan kasar. Arina yang terkejut berusaha meronta, apalagi saat tangan Rean mulai meraba area berharga miliknya. "Mpph..anjing!!!!!"

Arina mendorong Rean dengan sekuat tenaga membuat cowok itu terdorong dan membentur pintu mobil. Tanpa membuang waktu, Arina segera membuka pintu mobil dan berlari sekencang mungkin.

Tapi entah mengapa kakinya begitu lemas untuk sekedar menghindari cowok brengsek itu. Hatinya mulai terasa sakit. Lelaki yang ia anggap akan melindunginya dari apapun ternyata hanya salah satu orang bejat yang hanya tau kepuasan nafsu belaka.

Arina tersenyum miris. Ia tak bisa membayangkan jika hari ini ia mungkin saja menjadi wanita jalang yang sudah dipakai dan setelah itu dibuang. Arina menggeleng pelan. Sebelum itu terjadi, ia harus pergi dari sini.

"Arina!!"

Arina melebarkan matanya. Tanpa menoleh kebelakang untuk memeriksa, Arina kembali melangkahkan kakinya. Tak peduli rasa kecewa, tak peduli rasa menyesal, tak peduli rasa benci, karena hanya satu yang ia pikirkan, pulang dan mengadu pada kakaknya.

"Hiksss... ayo Arina kamu bisa" Arina mengusap air matanya yang terus keluar. Sesekali ia meringis merasakan angin malam menerpa kulitnya. Arina terus melihat sekeliling tapi tak menemukan seseorang untuk diminta bantuan.

"Arina?"

"Lepas...lepasin gue bangsat!!!!! Lepas anjing, brengsek!! Hikss.. lepasin gue!" Arina berusaha melepas tangan yang menggenggam lengannya. Ia tidak mau menjadi pemuas nafsu lelaki brengsek itu. Ia tidak mau.

"Rin?"

"Lepas! Gue gak mau. Please biarin gue pulang"

"Rin liat dulu. Ini gue Rendi"

Arina menoleh perlahan. Matanya seketika berbinar saat melihat seseorang yang ia kenal berada di dekatnya. "Rendi.." melihat wajah Rendi membuat ia lega luar biasa. Tanpa pikir panjang ia segera mendekap cowok itu. Menyalurkan emosinya lewat pelukan hangat ini. "Rendi..hikss hikss.. Rendi tolongin gue"

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang