Alula menggoyangkan kepalanya agar rambutnya yang dikuncir kuda bergoyang-goyang. Entahlah, Alula suka melakukan itu dalam beberapa detik. Menurutnya ada sensasi tersendiri yang ia rasakan.
Matanya menoleh ke kanan dan kekiri memastikan tidak ada kendaraan yang lewat karena ia akan menyebrang. Setelah turun diangkot, Alula memang tidak langsung tiba di depan sekolah melainkan harus menyebrang terlebih dahulu.
Saat dirasa kendaraan yang akan lewat belum terlihat, Alula segera berjalan santai untuk menuju ke sekolah. Namun melihat keadaan sekolah yang begitu ramai dan ricuh, Alula mengurungkan niatnya untuk jalan perlahan.
Saat sampai ke area sekolah, benar saja keadaan dilapangan sebesar itu sudah dipenuhi dengan kerumunan siswa dan siswi membentuk sebuah lingkaran. Alula melihat keatas, di lantai satu dan dua pun sudah dipenuhi semua murid yang malas atau enggan ke bawah untuk melihat kejadian dengan jarak dekat.
"Alula!!" Teriak seseorang. Alula mencari-cari sumber suara itu. "Al"
Alula terlonjak kaget saat ada yang menepuk pundaknya. "Ira?"
"Lo kemana aja sih? Dicariin gak ada. Lo baru dateng?"
"Iya. Ini aku masih bawa tas" Alula menunjukkan tas yang masih berada di punggungnya. "Itu ada apa sih Ra?"
"Ada yang berantem. Lo jangan deket-deket ya! Takut kena salah sasaran"
"Iya-iya. Tapi siapa yang berantem?"
"Biasa, Regas sama Rio. Masalah cewek"
Alula hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Menurutnya kejadian Regas berantem dengan seseorang sudah terlalu sering. Jadi ia tidak begitu terkejut.
"Yaudah lo disini dulu dan jangan kemana-mana. Gue mau panggil guru. Mereka-mereka disana tuh pada bego bukannya manggil guru atau dipisahin ini malah diliatin doang. Kalo dua cogan itu pada bonyok-bonyok kan kegantengannya berkurang 0,001%" Ira menjauh dan berlari menuju ruang guru. Memang pesona Regas maupun Rio tidak usah dipertanyakan lagi. Apalagi Regas, fans nya sudah hampir seluruh perempuan di sekolah ini. Tapi entah kenapa Alula tidak tertarik.
Atau belum tertarik?
Alula melihat ketengah lapangan. Keningnya berkerut saat melihat kerumunan yang tengah menonton tadi tiba-tiba membubarkan diri dengan wajah kecewa. Namun penasarannya terjawab saat melihat pak Adit berteriak agar semua murid bubar. Maka dari itu semua murid mendesah kecewa karena tidak bisa melihat lebih lama adegan adu jotos antara antara Regas dan Rio.
Kini lapangan yang semula sesak menjadi lenggang dan Alula bisa melihat Regas dan Rio masih adu jotos padahal pak Adit sudah berteriak untuk berhenti. "Ira mana sih? Katanya suruh tunggu. Masa aku tunggu di tengah lapangan begini" Alula menggerutu. Telinganya terasa panas saat suara umpatan kedua cowok itu terdengar jelas olehnya.
"Gak usah rebut cewek gue lagi bangsat!"
"Cih, cewek lo yang mau sama gue anjing. Kenapa lo nyolot banget nyet?!"
"Alah alibi lo brengsek! Udahlah selesain aja secara jantan jangan kayak banci"
"Ayo siapa takut"
"Berhenti kalian!" Pak Adit berdiri diantara Regas dan Rio, menahan mereka agar tidak bertengkar lagi. "Kalian belum kapok rupanya. Mau saya skors lagi?"
Alula bergidik ngeri. Ia harus segera kekelas. terserah jika nanti Ira datang dan mencari dirinya yang penting ia tak disini dan melihat adegan yang menurutnya sangat mengerikan. Baru satu langkah berjalan, seseorang memanggilnya. "Alula"
Alula membalikkan tubuhnya. "Kenapa?"
"Lo dipanggil pak Adit"
"Aku? Kenapa?"
"Katanya lo anggota PMR"
"Udah engga. Aku udah lengser"
"Gue gak tau Al kata pak Adit sih gitu. Udah samperin aja takut pak Adit makin marah"
"Iya deh" cewek yang memberitahukan Alula pun pergi. Alula meneguk salivanya. Ia takut jadi pelampiasan amarah guru BK itu. Dengan langkah takut Alula menghampiri pak Adit.
"Ada apa ya pak?"
"Kamu urus Regas saya akan urus Rio!"
"Emm urus gimana ya pak?"
"Maksud saya obati dia. Kamu anggota PMR kan?"
"Iya pak. Tapi__"
"Sudah cepat bawa ke UKS" pak Adit pun pergi bersama Rio.
Alula menghembuskan nafasnya lega. Berdekatan dengan pak Adit beberapa detik saja membuat dirinya hampir copot jantung jangan sampai ia harus diintrogasi oleh pak Adit bisa mati ditempat dia.
Alula kaget melihat Regas sudah berada sepuluh langkah didepannya. Apa ia begitu lama melamun? "Regas tunggu"
🌵🌵🌵
Bab 1 selesai. Selamat membaca😊
Salam dari bininya Seokjin❤
Selasa, 18 September 2018
![](https://img.wattpad.com/cover/161851108-288-k397557.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVVY✔
Teen Fiction[Cerita belum di revisi, tata bahasa masih berantakan] Bagi Alula, Regas adalah sebuah bayangan. Sekuat apapun menggenggam, nyatanya hanya hampa yang terasa. Namun, jauh dari kenyataannya, Regas menginginkan Alula. START : Minggu, 16 September 2018 ...