"Al, pulang sekolah ke bioskop yuk. Ada film bagus tau" ucap Tresa sambil memainkan ponsel Ira sedangkan cewek itu sedang pergi ke toilet. "Wesss si Ira. Pengikutnya naik lima ratus orang. Gilaaa"
Alula yang sedang merapikan buku, menoleh. Menatap Tresa yang sedang asik membajak handphone Ira. "Gak bisa. Hari ini aku nemenin Regas ke bandara"
Prang
"What?" "Tresa?!!"
Alula dan Tresa menoleh bersamaan. Menatap Ira yang sedang melihat ke bawah dengan tatapan nelangsanya. "Tresa... hp gue"
Tresa dan Alula segera mengikuti arah tatapan Ira dan seketika terkejut menatap handphone yang sudah tergeletak dengan layar retak dimana-mana. "Ma..maaf"
Ira menghampiri handphonenya. Menatapnya dengan iba seperti menatap Alex a.k.a kucingnya yang baru mati setelah diselingkuhi Munah seminggu yang lalu. Tangannya mengambil handphone itu dengan hati-hati. "Hp gue.."
"Maaf Ra. Tadi gue kaget ngedenger si Alula mau nemenin Regas ke Bandara. Jadi handphone lo kena imbasnya deh"
Ira menoleh. Menatap Alula dengan tajam. Cewek itu mulai berdiri dan mendekati Alula. "Lo.mau.kemana.sama.Regas?" Ira menekankan setiap kata yang ia ucapkan untuk Alula. Wah.. hebat sekali kedua sahabatnya ini. Bisa membuat dirinya emosi dalam satu waktu.
"Mau ke Bandara. Temenin Regas jemput__"
"Sedeket apa hubungan lo sama Regas sampe lo yang harus temenin Regas. Kemana emang dua kurcaci nya? Lagi pulang kampung?" Cerca Ira sekali nafas. Matanya menatap sinis Alula. Kenapa sahabatnya yang satu ini harus sepolos dan sebaik itu? Ayolah Alula.. kenapa sulit sekali menyebutkan kata 'Tidak'?
"Bukan gitu. Tadi sebenernya Regas udah minta temenin sama Rendi tapi Rendi nya mau nemenin Alvi beli poster official Elsa"
"Elsa? Wah.." Ira menggeleng tak percaya. Bagaimana bisa salahsatu most wanted disekolah ini bisa jadi pecinta film disney. Gak salah sih, cuma aneh aja gitu.
"Iya. Terus katanya Regas tuh gak bisa ke tempat umum sendirian. Bukan gak bisa sih, cuma kayak asing aja gitu"
"Ya yang namanya tempat umum udah pasti asing lah" Ira menggelengkan kepalanya heran. Benar. Cuma lewat Alula ia bisa tau kelemahan dan hal-hal menakjubkan dari trio handsome disekolah ini.
"Yaudah lo anter aja tuh Regas. Hati-hati aja. Kalo ada apa-apa telpon kita aja. Jangan lupa kabarin kita"
"Siap bos" Alula memberi hormat kepada Tresa. Senyum tipis terukir dibibirnya. Entah mengapa jika sudah jujur kepada sahabatnya, rasanya lega luar biasa. Seperti tidak perlu menyembunyikan sesuatu.
"Tresa. Lo masih harus urus handphone gue. Ini gimana biar bisa mulus lagi"
"Beres bos" kini Tresa yang memberi hormat kepada Ira membuat ketiganya malah tertawa melihat tingkah satu sama lain.
Benar kata orang. Sahabat adalah segalanya. Apapun masalahmu, hal pertama yang kamu lakukan jika tidak mengurung diri ialah bercerita pada sahabatmu saat semua beban tak sanggup dipikul sendirian.
🎼🎼🎼
Alula melirik jam dipergelangannya. Sudah setengah jam menunggu namun Regas tidak menampakkan batang hidungnya. Apa dia lupa? Tapi mobilnya masih terparkir manis di parkiran.
"Al?"
Alula menoleh dan tersenyum tipis saat Regas menghampirinya. "Lama?"
![](https://img.wattpad.com/cover/161851108-288-k397557.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVVY✔
أدب المراهقين[Cerita belum di revisi, tata bahasa masih berantakan] Bagi Alula, Regas adalah sebuah bayangan. Sekuat apapun menggenggam, nyatanya hanya hampa yang terasa. Namun, jauh dari kenyataannya, Regas menginginkan Alula. START : Minggu, 16 September 2018 ...