Bab 29

1K 51 2
                                    

Jika ingin menghadapi iblis, kau juga harus menghadapi tanduknya.

-SUITS-

💢💢💢

"Gas!! Woy kompor Gas!! Tungguin gue napa nyet"

Rendi terus mengejar Regas yang kini langkahnya makin cepat. Rendi tidak habis pikir dari sekian banyak kendaraan, kenapa Regas memilih berjalan kaki yang membuat waktu menjadi lama?

"Lo mau kemana sih Regas? Ini udah malem. Kalo mau ngejablay jangan sekarang lah, adik lo dulu tuh urusin"

Regas berhenti. Ia menoleh dan menatap tajam Rendi. "Kenapa lo ikutin gue? Kenapa lo gak jaga Arina?"

"Regas lo mau kemana? Lo mau nyamperin pacarnya si Arina? Emang lo tau rumahnya?"

Regas menghela nafasnya. Ia mulai meredam emosinya yang benar-benar berada diujung kepalanya. "Lo tau kan siapa nama pacar Arina?"

"Tau. Rean. Kenapa sih? Apa yang salah sama nama Re__ Astaga!!! Rean bukannya nama adiknya Rio?"

"Sekarang lo tau kan gue mau kemana?"

"Hh!!! Kalo ini gue setuju. Ayo kita ke rumah Rio"

Regas mengangguk pelan dan mulai melanjutkan langkahnya. Dua rumah dari tempatnya berdiri, itulah rumah Rio.

🏐🏐🏐

Arina mengusap air matanya. Kejadian demi kejadian mengerikan yang baru saja terjadi pada dirinya, ia ceritakan tuntas kepada Alula. "Gue gak nyangka kak kalo pacar gue sendiri ngelakuin hal brengsek kayak gitu"

"Kamu cium aroma alkohol waktu itu?"

"Iya kak. Tapi gue gak curiga karena itu. Gue curiga dia ngajak ketemuan tapi suruh gue buru-buru dan curiga gue makin jadi pas dia ngajak ketemuan di tempat sepi. Tapi gue dengan begonya masih percaya kalo dia gak bakal macem-macem sama gue" Arina menunduk, membuat air matanya menetes. "Gue takut kak. Buat ngebayangin hal yang lebih aja gue gak berani. Gue trauma"

Alula memeluk Arina. Mendekap tubuh gemetaran Arina. "Sekarang kamu maunya apa? Susul kakak kamu dan akhiri semua?"

Arina mendongak. Sedetik kemudian senyum tipis terukir di bibirnya. "Iya kak"

🕭🕭🕭


"Rio!!! Keluar lo sekarang!!!"

Rendi dan Regas sudah tiba di depan rumah Rio. Regas yang benar-benar emosi tanpa berfikir panjang langsung memanjat pagar rumah Rio dan masuk ke dalam. Mereka kini berada di depan pintu utama.

"Rio keluar lo!! Bawa sekalian adik brengsek lo!" Setelah teriakan Rendi, pintu terbuka dan menampakkan sosok Rio bersama Rean.

"Ngapain lo kesini?"

"Kedatangan gue karena adik brengsek lo itu"

"Rean? Kenapa sama dia?"

Rendi melirik Regas yang terus menatap Rean dengan sinis. Ia berfikir mungkin nanti akan ada perang ke-15. Karena ke-3, ke-4 atau selebihnya tidaklah cukup. "Gini ya Rio kakak kelas sok ganteng dan sok berkuasa, gue mau ngasih info kalo adik lo yang gak imut-imut amat dan gak ganteng-ganteng amat dengan gak tau diri mau perkosa pacarnya sendiri. Benar kan Rean?"

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang