Bab 12

1.4K 61 0
                                    

Alvi menurunkan sedikit baju yang ia pakai saat ini. "Nggak ada baju lain apa Ren?!"

"Stttt" Rendi menaruh telunjuk di bibir tanda Alvi untuk tidak banyak bicara. Sekarang mereka berada di depan Regas yang sedang tertidur. "Derita lo suka sama Elsa. Jadinya sekarang lo pake baju ratu Elsa kesayangan lo"

"Isss tapi gak kayak gini juga. Malu gue! Lo sih enak pake baju__" Alvi menatap Rendi tak percaya. "Gilaaa!! Lo pake baju Anna?"

"Gimana? Bagus kan? Ini gue pake rambut palsu yang kayak Anna. Bener gak?" Rendi mengibaskan rambut palsunya ke wajah Alvi membuat cowok itu menggaruk wajahnya karena gatal. Ia menggelengkan kepalanya pelan. Heran punya temen kok modelnya macam boneka santet?

Regas menggeliat merasa tidurnya terganggu. Ia mengucek matanya untuk memperjelas penglihatannya. "Lo pada ngapain?"

Regas duduk. Matanya menatap kedua temannya dengan aneh. Yang satu pakai baju Elsa dan yang satu pakai baju Anna? Ada acara apa?

"Let it go. Let it go" Rendi mengibaskan jubahnya ke sembarang arah.

"Woyy itu Elsa yang nyanyi bukan Anna!"

"Kakak pelitt. Anna kan pengen nyanyi"

Alvi melebarkan matanya. "Anjing! Anna gak kayak gitu"

Rendi tiba-tiba memegang lengan Regas dan duduk disamping cowok itu. "Papahh. Kakak tuh"

"Geli anjing!" Regas melepaskan tangan Rendi yang melingkar di lengannya lalu ia mendorong Rendi hingga cowok itu tersungkur. "Kek jablay tau gak lo!"

Rendi menyipit sinis ke arah Regas. Ia berdiri lalu membenarkan pakaiannya. "Baru pulang dimarahin. Ngajak berantem?"

Alvi segera memukul bahu Rendi. Membuat cowok itu mengaduh kesakitan. "Gak nyambung bangsat!"

"Elsa ngomongnya gak kasar. Fans musiman yah lo?!"

"Enak aja!"

"Alahh fans musiman kan? Ngaku lo?"

"Engga anjing! Nyolot banget sih lo?!"

"Bodo amat. Lo emang fans musiman"

"Engga anj__"

"Berisik babi!" Regas melempar bantal ke arah kedua temannya.

Alvi dan Rendi saling melirik. Kepala mereka mengangguk serempak. "Serang Regas!!!"

Regas yang melihat itu segera menjauhi diri. Namun Alvi lebih cepat dari Regas sehingga langkahnya terhenti saat kakinya di genggam erat oleh Alvi. "Kena lo!"

Rendi sudah siap dengan ancang-ancangnya. Tangannya sudah berada di atas siap di daratkan di area bokong Regas. "Satu..dua..tiga"

Plakk..

"Arghhh!! RENDI! ALVI! BOCAH SETAN!!!"

🍂🍂🍂

"Sukses juga ngehibur Regas. Sumpah mukanya tadi melarat banget" Rendi mengabil toples kacang dan membukanya. "Regas mana?"

"Lagi di dapur. Ngambil kompresan soalnya katanya pantatnya sakit. Anjir ngakak!"

"Akhirnya tuh anak dapet hidayah. Gitu tuh kalo gak nurut sama kata-kata temen"

"Anjing emang tuh si ulet bulu. Selingkuh kok sama musuhnya Regas. Otaknya udah ngga ada kali yak. Udah di jual di online shop buat beli baju"

Rendi hanya diam. Tangannya terus mengupas kacang dan berakhir dimulut Alvi. Menurutnya, Regas yang kini sudah tak memiliki hubungan apa-apa dengan Terra, itu sudah cukup membahagiakan dirinya lahir dan batin.

"Ck" Regas datang dengan tertatih-tatih. Tangannya memegang kompresan yang ia tempel di bokongnya. "Sialan lo pada!"

"Panas yah Gas. Pembalasan dari gue dua bulan yang lalu pas gue putus dari Shani. Gimana?"

"Bukan gue yang mukul. Tapi Alvi"

"Ya karena Alvi jomblo karatan ya gimana mau balas dendamnya. Pacar aja gak punya"

"Kurang ajar!" Alvi mengambil sampah kacang dan melemparkannya ke Rendi.

"Kampret yah lo! Udah gue bukain kacang trus lo tinggal makan doang sekarang lo nyampah di muka gue?! Gak tau terima kasih banget"

"Bodo amat! Gak peduli!"

"Lo kan emang bodoh"

"Bodoh sih nilai matematikanya sembilan puluh delapan" Alvi melirik sombong Rendi. "Bodoh jenis apa itu?"

"Belagu amat lo. Regas yang nilai ipa fisikanya seratus aja gak koar-koar kek lo"

"Setidaknya gue masih diatas lo yang kerjaannya cuma nyontek"

"Kok lo nyolot sih bangsat?!" Rendi menghampiri Alvi dan menindihnya. "Mampus. Gak bakal gue ampuni"

"Anjir. Bangun gak lo Ren? Berat, tai! Lo dikasih makan apa sih sama emak lo?!"

"Pastinya dikasih makan nasi bukan harapan"

"Rendi!!! Gue gak bisa napas anjir"

"Mati aja sekalian lo"

"Rendiiii!!! Gue sumpahin lo jomblo!"

"Gue emang jomblo"

"Anjing!"

Regas yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Rencana mereka untuk membuat dirinya melupakan kejadian kemarin sepertinya berhasil. Setidaknya Regas bersyukur untuk hal ini. Karena Tuhan mendatangkan dua sahabat yang aneh dan konyol namun tidak penuh dengan kepalsuan.

🐾🐾🐾🐾

Bab 12 selesai. Selamat membaca😊

Salam dari bininya Seokjin❤

Selasa, 16 oktober 2018

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang