Bab 13

1.3K 68 0
                                    

"Aa!! Jangan ganggu aku masak dong. Nanti gak sarapan yah?"

Alula memukul pundak kakak laki-lakinya dengan centong. Karena berdarah sunda, Alula sering kali memanggil kakaknya itu dengan sebutan 'Aa'.

Aris hanya tertawa kecil. Ia berlari dan bersembunyi dibalik ibunya yang sedang berkacak pinggang. "Kamu tuh. Seneng banget ganggu ade"

"Lagian bu. Ade tumben banget masak buat sarapan. Biasanya juga gak mau"

"Berisik. Ibu.... Aa tuh! Nyebelin"

"Aa. Gak boleh gitu ah sama ade"

"Siap ratu" Aris pun duduk di tempat biasanya ia makan. "Awas yah kalo gak enak"

Alula membawa masakannya ke meja makan. "Taraaaaa... masakan ala chef Alula"

"Pinternya anak ibu. Ibu coba yah?" Alula mengangguk dan wanita yang bernama Asri itu pun segera mencoba nasi goreng yang dibuat anak perempuannya. "Eumm. Enak. Ibu tenang deh kalo mau kemana-mana. Jadi abangmu gak bakal kelaperan"

"Biasa aja. Belum ngalahin masakan ibu"

Alula menghampiri ibunya dan memeluknya. "Iya dong. Gak akan ada yang bisa ngalahin masakan ibu"

Aris mencebik. "Pelukannya berdua doang"

"Wleee. Mauan kayak laler" Alula mengeratkan pelukannya. Asri hanya bisa tersenyum melihat betapa akrabnya kedua anaknya itu.

Aris hanya menggelengkan kepalanya pelan. Sendoknya sudah terisi dengan nasi goreng buatan adiknya. "Aaaaaaa" Aris menyodorkan sendoknya ke Alula dan tanpa berfikir Alula menerima suapan dari kakaknya itu. "Enak ihh. Bisa banget aku jadi penerus ibu. Hehe"

"Dasar" Aris tersenyum simpul. Kenapa ia memiliki adik yang terlewat pede?

💥💥💥

"REGASSS!! MAIN YUK" Rendi menggelengkan kepalanya. "REGASS SEKOLAH YUKK"

"Hoamss.. gila lo Ren. Jam segini tuh gue biasanya masih mimpi indah" Alvi duduk di depan gerbang rumah regas. Bodo amat jika seragamnya akan kotor. Jam masih menunjukan pukul enam pagi dan kini ia sedang berada di depan rumah Regas yang entah cowok itu sudah bangun atau belum. "Ngapain sih ke rumah Regas dulu?"

"Banyak bacot amat sih lo. Coba bantu gue ketok-ketok nih gerbang. Kayaknya nggak ada orang apa gimana nih?"

Tok tok

"Regassss" Rendi kembali mengetuk gerbang rumah Regas dengan gembok yang menempel di gerbang namun tak kunjung mendapat jawaban. "Mamanya juga belum bangun gitu?"

Alvi menghela nafas. Sumpah demi apapun ia masih ingin tidur dikasur miliknya. "Balik aja yuk Ren. Ngantuk nih"

"Balik aja sono lo sendiri. Puyeng gue denger rengekan lo" Rendi kembali mengetuk gerbang rumah Regas. "REGAS LO TIDUR APA MATI SIH??!!"

"Woyy"

Rendi menoleh begitupun Alvi. Matanya mengernyit saat melihat Regas berada dirumah sebelah. "Kok lo ada disitu?"

"Lo ngapain disitu? Mau maling?"

"Sembarangan! Gue nyariin lo. Kok lo disitu? Udah pindah rumah?"

"Rumah gue emang disini Rendi! Jangan bilang lo salah rumah?"

Rendi memundurkan langkahnya. Ia melihat angka di tembok rumah yang baru ia usik dengan teriakannya. "Lah? Iya. Kok gue bisa salah rumah?"

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang