"Jika aku punya keberanian untuk berdiri dihadapanmu, apa semuanya akan berbeda sekarang?"
-The Truth Untold (BTS)-
-
-
-
-
-
-
🍃🍃🍃Orang pernah bilang, masalah itu adalah hiasan hidup. Sekeras apapun untuk menghindar, tetap saja masalah akan terus mengejar hingga bersarang dihidup seseorang.
Kalimat motivasi yang masih dan akan selalu dipercaya oleh semua orang adalah 'Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampun hambanya' kemampuan yang dimaksud tentu adalah cara orang menyelesaikan masalahnya hingga sampai kapan orang itu akan bertahan dengan masalah yang dihadapinya.
Alula berbeda. Alula berfikir masalah yang dihadapinya adalah masalah yang benar-benar tidak bisa Alula atasi. Sekuat dan sebanyak apapun orang percaya dengan kata-kata itu, tetap saja Alula merasa masalahnya saat ini adalah masalah terberat dalam hidupnya. Alula berfikir tidak akan bisa menyelesaikannya.
Alula bahkan ingin marah. Alula ingin marah kepada Tuhan karena telah memberinya cobaan seperti ini. Alula merasa Tuhan tidak adil padanya disaat dirinya merasa sudah menjadi anak yang baik dan tidak nakal.
Namun Alula sadar, manusia memang perlu diberi cobaan agar tau caranya bersyukur.
Tuhan memberi cobaan pada hambanya, itu artinya Tuhan sayang dan peduli kepada hambanya. Alula lebih bersyukur sekarang, karena jika Tuhan sudah tidak memberinya cobaan, itu artinya Tuhan sudah tidak peduli pada hambanya.
Karena nyatanya, cobaan atau masalah yang dihadapi setiap manusia di bumi ini adalah suatu peringatan hidup. Peringatan bahwa hidup hanya sementara, jadi jangan terlalu terbuai dengan semua yang telah dinikmati selama ini.
"Bengong terosssss!! Gue daritadi panggil-panggil gak nyaut-nyaut"
Alula mengerjap. Matanya mengernyit saat melihat pemandangan mengerikan dihadapannya. Bagaimana tidak mengerikan, dihadapannya kini sudah ada Ira yang sedang mencak-mencak tak karuan. Tangan cewek itu bertengger manis dipinggangnya membuat kesan guru killer melekat pada Ira. "Enak.. bengong-bengong kek orang goblok"
"Ira.."
Lagi. Ira selalu mengeluarkan kata kasar setiap waktu. Alula sampai heran sendiri mengatasinya. Sepertinya tidak berkata kasar adalah bukan Ira namanya. "Kenapa sih? Lagi enak ngelamun. Ganggu aja"
"Tuh kan Tres! Kata gue juga apa, kita tinggal aja tuh Alula. Gak usah ditunggu. Lagi enak ngelamun katanya"
Alula menatap sekelilingnya. Kelas sudah sepi bahkan sekitar sekolah pun sudah tidak dilewati orang-orang. "Eh, udah waktu pulang ya?"
Ira menggelengkan kepalanya pelan. Segoblok-gobloknya dia, Ira tidak pernah tidak semangat jika pulang sekolah. Ira akan menunggu waktu tersebut ketimbang melupakannya seperti yang dilakukan Alula sekarang.
Alula tersenyum tipis kala melihat wajah Ira. Alula tidak ingin memperburuk keadaan dengan berdiam berdiri sedangkan tatapan Ira sudah seperti beruang kelaparan.
"Ayo-ayo pulang. Jangan main tatap-tatapan gitu lah. Kek gak ada yang bisa ditatap lagi" ucap Tresa menginterupsi.
Alula mengambil tas diatas meja dan menentengnya. Cewek itu segera menarik Ira dan tersenyum penuh arti. "Jangan ngambek ah, nanti aku gak beliin ayam geprek"

KAMU SEDANG MEMBACA
SAVVY✔
Teen Fiction[Cerita belum di revisi, tata bahasa masih berantakan] Bagi Alula, Regas adalah sebuah bayangan. Sekuat apapun menggenggam, nyatanya hanya hampa yang terasa. Namun, jauh dari kenyataannya, Regas menginginkan Alula. START : Minggu, 16 September 2018 ...