Bab 37

1.1K 40 0
                                    

"Yashhh.. kalah lagi.." ingin rasanya Alula melempar handphone miliknya ke lantai. Ia berfikir karena benda pipih itulah ia selalu kalah di permainan Mobile Legend.

Jangan tanya kenapa ia sekarang menjadi salah satu penikmat permainan online itu. Ia hanya iseng. Itu alasan yang sangat cukup.

Bukan. Iya, Alula bukan sekedar iseng. Ia hanya ingin tau rasanya bermain permainan itu. Permainan yang membuat hubungan satu bulannya dengan Regas sangat hambar. Ingin rasanya ia memusnahkan permainan laknat itu.

Regas sering berkunjung kerumah. Cowok itu sudah memperkenalkan diri pada Ibu dan kak Aris. Tapi setiap kali mereka bertemu, cowok itu hanya menghabiskan waktunya dengan permainan itu. Ingin rasanya Alula berteriak, "KALO GITU NGAPAIN NGAPEL BAMBANG!!!"

Alula bukan pacar yang melarang cowoknya untuk melakukan hal yang dia suka. Apalagi permainan itu sudah lebih dulu di hati Regas ketimbang dirinya. Tapi tetap saja, peran yang ia mainkan setiap sedang bersama hanya duduk manis sesekali berceloteh dan tentu hanya di balas 'oh' saja dan itu membuat ia jengkel sendiri.

Regas pernah bertanya, apa ia sudah menjadi pacar yang baik? Alula dengan cepat tanpa berfikir menjawab iya. Nggak! Alula gak bohong. Regas memang sudah menjadi pacar yang baik menurut Alula.

Kadang Regas berperan sebagai guru lesnya jika Alula tidak mengerti tugas yang diberikan guru. Itu pun Regas menjelaskan materinya tanpa mengalihkan pandangannya pada permainan itu.

Regas juga sering membawakannya makanan jika ia mengeluh lapar di malam hari. Padahal Alula tidak ada niatan membuat cowok itu membeli makanan. Ia hanya sedang curhat, karna stok mi instan miliknya sudah ludes oleh sang kakak.

Saat sakit, orang pertama yang mengkhawatirkan dirinya adalah cowok itu. Walaupun tindakannya lebih dulu kakaknya dan Ibunya. Regas tidak pernah membelikan obat, ia hanya berkunjung dan ya itu, menemaninya dengan bermain  Mobil Legend.

Regas tidak pernah lambat dalam membalas pesan. Alula sempat berfikir, bagaimana cowok itu membalas pesannya sedangkan waktunya dipakai untuk mengurus permainan online itu. Dari curhatan teman-temannya yang senasib dengannya, mereka sering mengeluh karena pacarnya sering kali lambat dalam membalas pesan, malah kadang tidak membalas sama sekali. Katanya, jika keluar dari permainan itu akan membuat AFK dan menurunkan Rank.

Regas tidak. Bahkan ia akan langsung menelpon Alula saat cewek itu sedang curhat dan disetiap pesan yang ia ketik terdapat emot sedih di akhirannya. Katanya, lebih enak curhat dengan suara dibanding hanya dengan ketikan. Kurang ngefeel.

Maka dari itu, Alula lebih berasa pacarannya jika cowok itu sedang tidak bersamanya. Ia bahkan bisa mengobrol lebih banyak dan lama di handphone, ketimbang ia bertatap muka langsung dengan Regas.

Ya, seperti sedang LDR.

"Dek!! Ada Regas di luar"

Alula menoleh ke arah pintu. Menatap kakaknya yang berdiri dengan tegaknya. "Regas?"

"Bukan. Tukang gorengan!"

Alula memutar bola matanya malas. Kenapa lawakan kakaknya tidak ada peningkatan dari jaman dirinya masih SD. Ia sedang serius, dan kakaknya itu melawak tak tau waktu, gak lucu pula.

Mungkin ia akan segera merekomendasi kakaknya kepada kang Sule, agar kakaknya itu bisa belajar ngelawak yang benar.

"Aku serius A, yang di luar beneran Regas?"

"Ya kamu pikir aja dek, yang mau sama kamu kan cuma Regas"

Hahaha.. ini serius. Kakaknya benar-benar harus dibasmi dimuka bumi ini. "A, sini deh.. Alula punya sesuatu"

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang