Bab 48

1.1K 41 6
                                    

Jika aku bersamamu bahkan dalam nyeri ini, aku bisa tersenyum.

-You Never Walk Alone (BTS)-

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

🍃🍃🍃

Aroma ruangan yang lembab dan keadaan ruangan yang remang-remang, membuat Alula mengernyit pelan. Pusing langsung menyerangnya tanpa ampun. Matanya terbuka perlahan dan berusaha menjelaskan pandangannya. Lalu saat menoleh, ia mendapati tangannya sudah diikat tali. Alula menggerakkan tubuhnya agar semua tali yang kini mengikatnya bersama kursi sedikit melonggar.

Sepertinya Alula sia-sia saja. Ikatan ini benar-benar kuat. Bahkan setiap detiknya tali ini seperti meremukkan tubuh Alula perlahan. Alula tidak tau tempat apa dan dimana ia sekarang. Alula tidak tau sekarang jam berapa dan sudah berapa lama Alula tak sadarkan diri.

Semua ini dimulai saat Alula masuk mobil bersama Terra. Cewek itu berterimakasih pada sang pengemudi. Hanya itu ingatan yang Alula terima. Karena setelah itu, Terra menyuntikkan sesuatu padanya dan Alula tak sadarkan diri hingga berakhir ditempat ini.

Krekk

Suara pintu yang sudah mulai rusak membuat pikiran Alula teralih. Cewek itu menatap lamat pintu yang mulai terbuka. Sudah ia pastikan yang akan datang adalah Terra.

Namun, yang Alula belum kira adalah cewek itu membawa seseorang dibelakangnya.

Dan Alula tidak tau siapa dia.

"Hai Alula. Udah puas 3 harinya?"

Alula melotot tak percaya. Tiga hari? Ia tak sadarkan diri selama tiga hari? Pantas saja Alula merasakan pusing hebat saat bangun tadi.

"Pasti lo aneh ya gue bawa orang yang gak lo kenal? Kenalin deh, dia sepupu gue dari Spanyol. Tapi bahasa Indonesia dia lancar kok. Ya karena dia orang Indonesia" jelas Terra dengan tawa yang menggema.

Alula tidak merasa ada yang lucu dikalimat Terra tadi. Alula juga tidak sedang berada dalam keadaan yang baik untuk tertawa. Yang lebih aneh lagi, sepupu Terra itu juga tertawa karena kalimat yang sama.

"Jangan basa-basi kak. Aku mau pulang"

Alis Terra terangkat sebelah. "Pulang? Buat apa? Lo lebih baik disini dan mati perlahan"

"Terus aja lakuin hal yang gak berguna kak. Nanti kak Terra sadar, bahwa hidup terlalu berharga kalo cuma nyakitin orang" ucap Alula dengan bibir bergetar. Siapapun tau, Alula bukan orang yang mudah menyerang. Baik di perkataan maupun perbuatan.

Seperti sebelum-sebelumnya, Alula selalu menerima apapun yang terjadi padanya. Hinaan, cacian atau lebih dari itu, Alula hanya akan menerimanya. Lebih dari itu? Alula hanya akan menatap siapapun yang menganggunya. Tidak lebih. Itu adalah pertahanan terkuat dirinya.

Namun kali ini Alula harus mengeluarkan keberaniannya berkali-kali lipat dari sekedar hanya menatap lawannya.

Terra maju selangkah. Kaki jenjangnya menendang keras tulang kering Alula hingga cewek itu meringis. "Gak usah ngelunjak lo jadi cewek"

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang