Bab 46

924 46 2
                                    

Kesenangan akan berlipat ganda saat kita bersama, tapi kesedihan juga akan bertambah saat kita berpisah.

-Good Day (BTS)-
-
-
-
-
-
-
-
-
🍃🍃🍃

"Gimana?"

Rendi menggelengkan kepalanya. Tanda cowok itu gagal mendapatkan informasi.

Terang saja hal itu membuat Arina meradang kesal. Mereka yang kini sedang berada di sebuah klub malam, merasa dikerjai habis-habisan oleh Terra.

Sepulang sekolah tadi, Rendi, Alvi dan Regas menjemput Arina yang sedang santai menonton acara televisi.

Itu sebabnya kini Arina berada di klub malam yang menurutnya sangat menjijikkan. Bagaimana tidak? Selain minuman-minuman yang menurutnya aneh, Arina hanya melihat orang-orang mabuk yang sering melewati dirinya. Ah, Arina sungguh muak berada disini. Pemandangan yang Arina lihat, tidak ada bagus-bagusnya sama sekali.

Terra. Cewek itu benar-benar memulai permainannya sangat baik. Hingga satu jejak yang mungkin tertinggal, tidak semudah itu ditemukan. Terra benar-benar membersihkannya dengan baik.

"Masa gak ada sih, Ren? Disogok kali tuh tukangnya!"

Arina masih tak percaya. Bagaimana bisa, orang itu mengaku tidak memiliki rekaman CCTV saat waktu kejadian. Itu benar-benar aneh. Apalagi yang Arina lihat, klub malam disini lumayan mewah. Tidak mungkin jika tidak terdapat CCTV disudut ruangan sekalipun.

"Ya lo tanya aja deh sendiri. Abangnya bilang begitu. Rekaman hari lain ada, tapi nggak sama hari kejadian Regas kesini" Alvi menimpali. Sebagai teman Rendi yang ikut masuk ke ruangan rahasia itu, Alvi berusaha membuat Regas dan Arina mempercayai ucapan Rendi. "Kalo gue jadi Terra yang menjebak Regas, gue juga bakal lakuin hal yang sama. Bego aja kalo ninggalin jejak seberharga itu"

Regas memijat pelipisnya. Rasa pusing kembali menyerang karena tidak tidur semalaman dan kejadian pagi hari dimana Mamanya memaksa dirinya berangkat sekolah bersama Terra.

Ditambah kini tidak mendapat apa yang Regas butuhkan, membuat kepalanya seperti ingin pecah. Semua masalah ini benar-benar seperti mengikat dirinya. Regas benar-benar ingin segera bebas.

Tiba-tiba handphone miliknya bergetar. Regas segera mengambil handphone itu disaku celananya. Tertera nama Mamanya dilayar handphone yang berada digenggamannya itu.

Ekspresi Regas yang panik hingga suara yang meninggi setelah mengangkat panggilan dari seseorang, membuat ketiga manusia yang tadi sibuk berdebat tentang rekaman CCTV, mendadak terdiam. Menatap Regas yang terlihat sedang menahan emosinya.

"Kenapa?" Khawatir Arina saat menatap kakaknya itu terdiam dengan tangan mengepal kuat. "Ada yang terjadi dirumah?"

"Pulang. Terra mulai beraksi"

🍃🍃🍃

"APA-APAAN INI?"

Teriakan Arina sukses membuat semua orang menoleh padanya. Arina tidak peduli. Rasa marah dan benci benar-benar menjadi satu saat ini. Arina tak habis pikir dengan rencana Terra yang selalu membuat orang kepalang emosi hingga rasanya ingin membunuh orang.

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang