Bab 15

1.3K 63 0
                                    

Alula membuka matanya perlahan. Pandangannya yang semula buram mulai terlihat jelas. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

Rumah sakit? Sejak kapan?

Alula mengernyit saat pandangannya tertuju pada dua orang yg sedang tidur di sofa. Mereka adalah Alvi dan Rendi. Alula tersenyum kecil saat melihat mereka tidur dengan keadaan berdesak-desakkan. Kaki Rendi melilit pinggang Alvi sementara Alvi tidur dengan posisi duduk dan terlihat tenang.

Alula mengambil handphone nya di dalam tas. Ia menyalakan tombol power. "Pukul lima pagi?"

Alula berusaha mengingat kembali kenapa ia bisa berada disini apalagi saat ia terbangun, ia malah melihat Alvi dan Rendi. Apa mereka yang membawanya kesini?

Ceklek

Pintu terbuka dan terlihatlah sosok Regas yang sedang membawa bungkusan putih yang ia yakini berisi empat bubur ayam.

"Regas?" Alula melebarkan matanya. Kenapa Regas bisa ada disini? Ah pasti ingin bertemu dengan teman-temannya. Ingin sekali ia meminta maaf pada tiga orang itu karena sudah merepotkan mereka.

Regas terlihat kaget, namun segera menormalkan raut wajahnya. "Lo udah bangun?"

"Heem. Kamu kesini mau jemput Alvi sama Rendi yah? Mereka masih tidur"

Regas terlihat bingung dan Alula menyadari itu namun sedetik kemudian laki-laki itu hanya mengangguk saja. Pintar sekali Regas mengatur raut wajahnya.

Regas menghampiri Alvi dan Rendi lalu duduk diantara mereka. Alula meringis saat melihat kaki Rendi ditindih dengan sengaja oleh Regas. "Siapa sih anjeng?" Rendi membuka matanya. Kakinya ia tarik dari pinggang Alvi dan saat tau yang menindih kakinya dan menganggu tidurnya adalah Regas, tanpa berfikir panjang ia memukulnya tepat di belakang kepala Regas. "Bego yah lo?!"

"Pagi-pagi itu sarapan. Bukan tidur" Regas mengangkat tinggi-tinggi bungkusan berisi bubur ayam. "Gue bawa bubur. Mau gak lo?"

"Lo tuh emang anak setan yah? Semalem siapa yang suruh begadang buat mabar mobile legend? Gara-gara lo gue tidur baru dua jam dan lo malah bangunin gue gak ada halus-halus nya? Otak lo dimana Regas? Udah dilelang buat beli motor, hah?" Ucap Rendi berapi-api. Matanya menatap nyalang ke arah Regas namun yang ditatap hanya mengangkat bahu tak peduli. "Anjing!"

Regas menaruh bungkusan itu diatas meja. Ia mulai membuka plastik itu dan mengeluarkan styrofoam yang berisi bubur ayam. Ia membuka satu styrofoam dan menaruh sendok di atas bubur.

Alula kira bubur yang baru Regas siapkan tadi adalah untuk dirinya sendiri, tapi pikiran itu ia buang jauh-jauh saat Regas malah menghampirinya. "Nih. Gue pernah ngerasain bubur rumah sakit itu gak enak"

Alula menerima bubur itu dengan ragu. Matanya menatap Regas yang terlihat tenang dan tak terganggu. "Beneran buat aku?"

"Gue beli empat. Masa gue makan semua"

Alula mengangguk kaku dan Regas kembali ke tempatnya.

Alula memakan bubur itu sambil melihat Regas yang sedang membangunkan Alvi dan Rendi yang tertidur lagi. "Woyy bangun anjing?!"

Alvi langsung terbangun tapi tidak dengan Rendi yang malah membalikkan badan. "Bodo amat Ren" Regas sudah tak peduli dengan Rendi. Ia lebih memilih memakan buburnya yang sudah mulai dingin.

Sementara itu Alvi tak langsung memakan buburnya, ia berlalu ke kamar mandi.

Alula hanya tersenyum tipis. Bagaimana ia bisa merasakan kepedulian mereka saat ia saja merasa mereka hanya angin lalu dihidupnya.

🍚🍚🍚

"Ayo Ra! Jalannya cepetan napah? Lelet banget kek keong racun" Tresa menarik tangan Ira untuk mempercepat langkahnya. Mereka kini sedang berada di koridor rumah sakit untuk mencari kamar nomor 504 tempat dimana sahabatnya dirawat.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Sebenarnya Alvi sudah memberitahukan hal ini semalam. Tapi karena Tresa tidak menghidupkan handphone sejak pulang sekolah, jadi ia baru bisa mengunjungi Alula sekarang. Itupun ia langsung bergegas saat tau Alula berada di rumah sakit.

"Pelan-pelan aja napah? Kan si Alula juga udah ada yang jagain"

"Masalahnya disitu Iraaaaa. Lo tau kan mereka tuh berisik banget. Bisa-bisa bukannya istirahat dia malah makin sakit"

"Yaudah lo gak usah ngebacot aja. Ayo lari dong"

"Yaudah lo jalan sendiri jangan keenakan gue tarik-tarik. Emang gak berat apa badan lo?"

Ira hanya tertawa kecil. Kasihannya Tresa-ku.

🍌🍌🍌

Bab 15 selesai. Selamat membaca😊

Salam dari bininya Seokjin❤

Selasa, 23 Oktober 2018

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang