Bab 40

1K 38 0
                                    

Tresa merasa jantungnya kini berdegup lebih cepat dari biasanya. Membayangkan hal buruk yang akan menimpanya nanti. Namun ia harus siap apapun yang dikatakan dokter mengenai kesehatannya.

"Sinusitis akut yang anda derita sudah mulai pulih. Saya kira penyakit ini akan berlangsung lama. Apa tidak ada kendala selama anda meminum obatnya?" Dokter menatap Tresa lekat-lekat yang tentu dibalas senyum oleh gadis itu. Apalagi mendengar penyakitnya sudah mulai membaik.

"Tidak dok. Semuanya berjalan lancar"

"Baiklah. Saya akan mengurangi dosis dan memberi anda obat yang memang masih diperlukan" dokter itu tersenyum lalu segera menulis resep obat untuk Tresa.

Tresa menghela nafas. Jika sudah begini ia jadi berani untuk bercerita pada kedua sahabatnya.

Maaf karena sempat membohongi kalian.

📍📍📍

Alula hanya bisa bersandar dibalik pintu saat Regas tak henti-hentinya mengetuk pintu rumahnya. Alula bersyukur karena Ibu dan kakaknya sedang tidak berada dirumah. Jika ada, ia akan dimarahi karena tidak membuka pintu untuk tamu.

Masalahnya disini adalah Regas tidak untuk bertamu, namun mencoba berbicara padanya.

"Al! Gue mohon buka pintunya. Tolong dengerin penjelasan gue dulu"

Ini sudah ketigapuluh kalinya Regas berucap seperti itu dan ketigapuluh kalinya Alula hanya diam mendengarkan.

"Al, tolong..." Regas memelankan suaranya hingga membuat Alula tertegun. "Kalo lo gak bisa percaya sama gue, gue gatau harus gimana hadapi ini semua"

Suara Regas benar-benar memelan. Alula menjadi merasa bersalah karena membuat Regas menjadi kesal dengan tingkahnya yang kekanakan. Namun apa yang terjadi benar-benar diluar akal sehatnya. Ia benar-benar tidak bisa mengerti dengan cepat dan meresapi apa yang terjadi.

"Kasih aku waktu. Saat aku udah ngerti sama apa yang terjadi, aku akan datang sendiri dan berusaha tetap bersama kamu. Tolong Regas.. aku bener-bener ngerasa sesak dan benci sama keadaan saat ini. Tolong ngertiin aku kali ini aja"

"Oke. Kalo itu mau lo tapi lo harus denger ini sebelum lo memutuskan"

Alula terdiam. Matanya terpejam hingga satu air mata berhasil lolos dari matanya setelah mendengarkan apa yang Regas katakan.

"Gue gak peduli saat semua orang ngehujat gue karena tau masalah ini. Asal lo terus ada bersama gue, gue ngerasa udah milikin semua hidup gue lagi setelah kehilangan semua kepercayaan orang. Jadi tolong jangan tinggalin gue karena ini. Percayalah, hubungan kita lagi benar-benar diuji, Alula. Tolong bertahanlah"

📍📍📍

Tresa memandangi handphone miliknya lalu bergantian menatap objek dihadapannya. Ia kini sudah berada dirumah Alula.

Bukan. Bukan karena niatnya ingin memberitahu masalahnya pada Alula, namun gadis itu sendiri yang mengirim pesan padanya agar menginap dirumah Alula dengan alasan Ibu dan kakaknya sedang tidak berada dirumah.

Tresa menoleh saat mendengar suara pintu mobil yang tertutup. Ia bisa melihat sosok Ira yang kini sedang menghampirinya. "Tresa? Lo juga dipanggil Alula?"

Tresa mengangguk pelan. "Ada apa ya?"

"Kan dia udah bilang suruh temenin dia tidur. Emang gak bilang ke lo?"

SAVVY✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang