lima

213 16 1
                                    

Cukup Put, apa masih kurang kamu buat papa dan mama bertengkar kemarin ha?" Bentak Rossa kesal. "Kamu udah besar dewasa dong, contoh tuh Ratu,  ini cuma badan aja makin besar tapi tetap aja manja dan aleman" Hardik Rossa yang kesal pada Putri
"Oh jadi sekarang aku harus mencontoh Ratu, aku harus jadi Ratu biar mama gak abaikan aku  lagi gitu? Tapi maaf  ma aku Putri bukan Ratu, aku udah terlambat permisi Assalamualaikum" Ungkap Putri sambil lalu, membuat Rossa kian emosi dan memanggilnya dengan suara keras.
"Putrii dengar mama, Putriiii" teriakan Rossa malah membuat Afgan yang sedang bersiap langsung keluar dari kamar.
"Ada apa ini, suara kamu terdengar sampai ke kamar, mana Putri?" Tanya Afgan tapi tak mendapat jawaban dari Rossa. "Bik mana Putri?
"non udah berangkat kesekolah pak" jawab bibik sambil menundukkan kapala.
"Putri berangkat tanpa minum susu coklat favorit nya? Ada apa ini?" Tanya Afgan tapi baik bibik maupun Rossa tak memjawab pertanyaan Afgan. "ada orang di ruangan ini yang bisa jawab saya?" Bentak Afgan kesal.
"Non ngambek tuan, tidak ada selai coklat, ibu lupa beli" Jelas bibik dengan suara gemetar, membuat Afgan langsung melihat meja makan dan heran melihat ada beberapa botol selai stroberi.
"Stroberi sejak kapan ada selai stroberi di meja makan kita Cha, kamu beli selai stroberi sebanyak ini dan lupa sama selai coklat kesukaan Putri?" Hardik Afgan emosi, bik ambil botol minuman isi susu coklat biar saya bawakan untuk Putri" Perintah Afgan pada asisten rumah tangganya.
"Maaf pak saya..saya takut non sakit." ucap bibik terbata. "soalnya..soalnya
"Soalnya apa bik?" Tanya Afgan.
"Soalnya sejak pulang dari mall hari sabtu lalu, non gak mau makan pak, nasi yang saya bawakan kekamarnya selalu utuh." Terang bibik terbata.
"Astagfirullahaladzim, bik bantu saya" Afgan langsung menggulung tangan kemejanya dan melangkah ke dapur, dengan di bantu bibik Afgan membuatkan nasi goreng keju kornet kesukaan Putri, dan mengemasnya dalam tupperware.
"Kenapa ibu membeli selai stroberi segitu banyak bik?" Tanya Afgan.
"Kata non tadi itu selai kesukaan Ratu pak, dan non jadi marah waktu ibu bilang non harus mencontoh Ratu" Cerita bibik membuat Afgan marah.
"Ratu lagi..  Ratu lagi, keterlaluan kamu Cha" ucap Afgan sambil melangkah kembali ke meja makan "jadi semua ini soal Ratu lagi? ya ampun Cha anak kita Putri bukan Ratu" bentak Afgan dan berlalu, melangkah ke garasi, dan Rossa mengejar Afgan.
"Pa kalau mau ke sekolah Putri mama ikut" Pinta Rossa
"Untuk apa ha? untuk menemui Ratu dan kamu menyakiti Putri lagi, gitu? jahat kamu Cha" ucap Afgan sambil menaiki mobil dan pergi..
"Ya Tuhan apa yang sudah aku lakukan? Biik apa saya salah, kalau saya menyukai Ratu?" Tanya Rossa.
"bibik gak tau siapa Ratu bu, yang bibik tau, 16 tahun lalu non Putri yang ibu bawa pulang dari rumah sakit, dan non Putri yang memberikan warna indah di rumah ini" ucap bibik terbata.
"Saya salah bik, saya akan menyusul bapak, tolong jaga rumah, saya siap-siap dulu" ucap Rossa sambil melangkah memasuki kamar nya.
Sementara itu Afgan di perjalanan menuju sekolah Putri tiba-tiba mobil Afgan di hentikan anak sekolah berboncengan motor, Afgan membuka kaca jendela dan langsung mengenali Rasya.
"Kamu teman sekolah Putri kan?" Tanya Afgan. "kok kamu gak sekolah?
"Sekolah om, saya mau ke rumah om, ini soal Putri om" ucap Rasya yang langsung membuat Afgan cemas.
"Putri kenapa?" Tanya Afgan.
"Tadi Putri jadi petugas upacara, tapi tiba-tiba Putri pingsan, dan belum siuman sampai kami tinggal tadi" Cerita Raaya pada Afgan.
"Astagfirullahaladzim, antar om menemui Putri sekarang" ucap Afgan tegas.

tbc
580 words

PUTRI BUKAN  RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang