PBR 28

152 14 1
                                    

Rossa begitu marah pada pihak rumah sakit tempat nya bersalin yang menyatakan salah satu anak kembarnya meninggal, tapi kenyataan nya Ratu adalah putri kembar mereka yang di culik dan di berikan pada orang lain, Afgan berusaha meredam amarah Rossa dan membujuknya untuk tenang.
"Kita urus soal itu nanti sayang, untuk sekarang yang terpenting adalah kesembuhan Ratu, dia tak kunjung siuman, meskipun menurut dokter kondisinya stabil" ucap Afgan berusaha membujuk Rossa.. "enggak papa, kita ke rumah sakit itu sekarang, aku gak mau menundanya lagi, mereka harus bertanggung jawab, mereka menjual bayi kita papa! "ucap Rossa dengan nada sedikit meninggi, lalu meraih hasil tes DNA dan berlalu meninggalkan ruangan Afgan, sementara Afgan hanya menghela nafas dan berlari mengejar Rossa. "Sayang tunggu, oke kita ke rumah sakit itu sekarang, kita tanyakan soal ini, tapi kamu harus bisa mengendalikan emosi kamu ya" bujuk Afgan sambil menggandeng Rossa.
"Aku ibunya pa, anakku nyaris meninggal di bunuh orangtua angkat nya, dan aku.. sudah kehilangan dia selama 17 tahun, aku gak mau kehilangan lagi" ucap Rossa meminta pengertian Afgan.
"oke sekarang kita ke rumah sakit tempat Putri dan Ratu di lahirkan" ucap Afgan dengan tegas..
Afros pun menuju rumah sakit dan begitu tiba di rumah sakit tersebut Afros langsung menuju tempat informasi, saat tau tujuan Afros, seorang petugas administrasi langsung  mengantar Afros ke ruang kepala tumah sakit yaitu dokter Anton.
"Ada yang bisa kami bantu bapak dan ibu?" Tanya Anton ramah..
"Ada! dokter harus membantu kami untuk mencari penculik anak kami" ucap Rossa tegas.. "penculik anak kalian? Sepertinya kalian salah alamat, ini rumah sakit bukan kantor polisi" ucap Anton dengan wajah bingung.
"Begini dok, 17 tahun yang lalu istri saya bersalin disini, istri saya melahirkan bayi kembar perempuan yang sehat, tapi tiba-tiba seorang suster mengabarkan jika salah satu bayi kami meninggal, dan dia memberikan jenazah bayi yang sudah di kafani, kami berusaha ihklas dokter, tapi ternyata oknum perawat itu sudah menukar bayi kami yang sehat dengan bayi yang sudah mati" ungkap Afgan menjelaskan pada Anton sang kepala rumah sakit.
"Maaf pak saya kurang paham, karena saya baru memimpin rumah sakit ini 5 tahun, tapi saya akan selidiki soal ini, saya akan minta data medis istri bapak selama berobat hingga melahirkan disini, permisi sebentar" ujar Anton dan meninggalkan Afros di ruangan nya untuk mencari data pasien lama di ruang arsip.

PUTRI BUKAN  RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang