PBR 27

162 13 2
                                    

Rossa merasa tidak sabar menunggu hari esok, benak nya terus bertanya apakah Ratu adalah putrinya yang di nyatakan meninggal 17 tahun silam..
Dan hari pun berganti, Afgan harus ke kantor, dan Rossa meminya izin pd Afgan untuk ke rumah sakit, sementara Putri harus ke sekolah untuk melakukan legalisir ijazah.
"Mama.. Papa abis legalisir ijazah Putri mau kumpul-kumpul dulu sama temen-temen, terus nyusul mama ke rumah sakit, boleh ya ma" celoteh Putri meminta izin pada Afros.. "sama Rasya?" Tanya Rossa.. "Iya ma sama Verel dan teman yang lain juga" ucap Putri menjelaskan.. "Kalau gitu hati-hati, mama tunggu di rumah sakit ya" titah Rossa lembut.. "Ya sudah ayo kalian papa antar, sekalian ke kantor" ucap Afgan.. "kayaknya gak perlu antar Putri pa" goda Rossa yang mendengar suara deru motor dan berhenti di depan rumah mereka.. "Anak kita  udah punya ojek pribadi hihihi" seloroh Rossa menggoda Putri.. "mama apaan sih" rajuk Putri dengan wajah merona, lalu bangkit mencium pipi Afros dan berpamitan.. "Putri jalan dulu ya ma.. pa Assalamualaikum.. "Walaikum'salam" jawab Afros bersamaan
Singkat cerita Rossa sudah berada di depan rumah sakit, lalu turun dari mobil sementara Afgan melanjukan mobilnya,  menuju kantor, Rossa berlari kecil memasuki rumah sakit dan langsung menuju lab dan.. "Sus'mana hasil test milik saya apa sdh keluar? Tanya Rossa to the point.. "ibu Rossa? Tanya balik petugas lab. "Iya betul" jawab Rossa cepat, dan si petugas tersenyum lalu memberikan 2 amplop hasil test DNA pada Rossa dan Rossa menerima amplop tersebut dan dengan terburu-buru membuka amplop dan membaca hasilnya, yg pertama milik Putri dan hasilnya cocok, saat hendak membuka hasil test milik Ratu tiba-tiba tangan Rossa jadi gemetar hingga Rossa memilih pergi dari lab dan membuka amplop nya di ruang rawat Ratu, dan membaca hasilnya.. "cocok?" ucap Rossa tersentak sambil mengucek matanya dan membaca ulang hasil test nya, "benar cocok, papa harus tau soal ini dan pihak rumah sakit tempat aku bersalin harus bertanggung jawab soal ini, aku harus ke kantor papa" gumam Rossa lalu menatap Ratu.. "kamu harus sembuh sayang. kamu anak mama, kamu dan Putri saudara kembar' mama pergi dulu sayang, papa harus tau kalau kamu adalah putri kami" sergah Rossa sambil mencium kening Ratu dan berlalu, dengan tidak sabar Rossa memesan ojek online, dan langsung menuju kantor Afgan, tiba di depan kantor semua karyawan menyapa Rossa istri sang boss, tapi Rossa mengabaikan semuanya bahkan sekretaris Afgan yang berusaha mencegah Rossa masuk ke ruangan Afgan..
"maaf bu, bapak sedang ada tamu" 
"Minggir saya harus masuk ini lebih penting dari tamu atau apapun juga" bentak Rossa dan langsung membuka pintu, membuat Afgan dan tamu-tamu nya terkejut, melihat Rossa masuk dengan airmata berlinang.. "sayang kamu kenapa? Tanya Afgan.. "Maaf bapak.. ibu meeting kita tunda dulu silahkan kembali ke divisi kalian" Lanjut Afgan yang di angguki tamu-tamu nya, lalu satu persatu meninggalkan ruangan Afgan, setelah semua pergi tinggal Afros berdua dalam ruangan itu, Afgan menghampiri Rossa lalu memeluknya.. "Apa yang mengganggu kamu sayang, hingga membuat kamu menangis seperti ini? Tanya Afgan sambil mengusap lembut rambut Rossa.. "mereka anak-anak kita pa, mereka..  mereka" ucapan Rossa terhenti karena isaknya... "mereka anak kita? Maksudnya siapa sayang?
Rossa melepaskan pelukan Afgan lalu mengajak Afgan untuk duduk, Rossa mengambil 2 amplop hasil test DNA dari tasnya dan memberikannya pada Afgan, meski terkejut melihat amplop tersebut Afgan berusaha untuk tetap tenang dan membuka satu persatu amplop tersebut dan membacanya lalu.. "Ratu juga putri kita? Tanya Afgan seolah tak percaya Afgan membaca ulang hasil test tersebut, dan dengan mata berkaca-kaca Afgan menatap Rossa.. "dia putri kita?
"Iya dia tidak meninggal saat di lahirkan, suster itu berbohong salah satu putri kembar kita sudah di culik dan di pisahkan dari kita" runtuk Rossa dengan suara penuh amarah..
"tenang sayang, kita urus itu nanti, sekarang yang terpenting keselamatan Ratu, sampai saat ini dia belum siuman meskipun kondisinya stabil

PUTRI BUKAN  RATUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang